12. Air Mata Penyesalan

3.3K 110 17
                                    

🌹السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 🌹

Selamat membaca jangan lupa berikan vote dan komen ya.

🌹بسم الله الرحمن الرحيم 🌹

"Jika hati kita berat untuk memulihkan orang lain, sekurang-kurangnya jagalah lisan kita dari menghina orang lain."

(Habib Umar bin Hafidz)

🌹🔪🌹🔪🌹🔪

"Air Mata Penyesalan
by LieWeyWey."

AMP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMP


Air berjatuhan dari langit menghantam bumi dengan derasnya, seakan langit melampiaskan emosinya kepada bumi. Kilatan cahaya yang berasal dari langit membuat sebagian orang merasa takut. Banyak kendaraan yang berlalu-lalang dengan keadaan basah.

Seorang laki-laki berdiri di balkon kamarnya sambil mengamati orang-orang yang entah apa tujuan mereka kesana-kemari sambil mengendarai kendaraan. Dia melihat ada seorang anak kecil laki-laki dan perempuan sedang bermain hujan. Perlahan dia membentuk senyuman di wajah tampannya itu.

Kilasan 12 tahun yang lalu kembali berputar diingatannya. Dimana dirinya dan seorang perempuan juga pernah bermain demikian. Tanpa dia sadari, air matanya turun secara perlahan, menyadari itu Gabriel langsung menyeka air mata yang sudah lancang keluar itu. Dia menghembuskan nafas sesaknya lalu mengacak-acak rambutnya itu frustasi.

Gabriel membanting kan gitar yang berada didekatnya hingga mengenai kaca lemari pakaian.

Ibu Liana yang mendengar suara pecahan kaca dari lantai bawa pun akhirnya langsung pergi ke lantai atas. Pintu kamar yang tidak terkunci itu membuat ibu Liana mudah untuk masuk, dia melihat anaknya yang terduduk di atas lantai dengan menyembunyikan wajahnya diantara lutut, dan pecahan kaca yang berserakan. Dihampirinya anak itu dengan perasaan cemas.

Perlahan, tangan ibu Liana mengelus pucuk kepala putranya. Usapan lembut itu membuat Gabriel mengangkat kepala agar bisa melihat ibunya. Perempuan paruh baya itu tersenyum kepada putranya, dia tau apa yang sedang dirasakan anaknya ini. Ibu Liana melihat tangan Gabriel yang mengeluarkan darah cukup banyak.

"Astaghfirullah, Gabriel."

Ibu Liana langsung pergi ke bawah untuk mengambil kotak P3k. Gabriel hanya menatap kepergian ibunya itu yang sepertinya sangat mengkhawatirkan keadaan nya. Dia menatap tangan yang bersimbah darah itu dengan tersenyum. Tidak butuh waktu lama, ibu Liana kembali ke kamar Gabriel dengan membawa barang yang di butuhkan tadi.

Air Mata Penyesalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang