2

2.2K 290 42
                                    

Oliver Genoverse merasakan ponselnya bergetar. Ponsel pribadinya. Ini sangat jarang terjadi. Dia membuka layar kunci ponselnya dan melihat notifikasi dari nomor yang tidak dikenal. Apakah spam? Dia tidak yakin, ponselnya tidak akan menerima pesan dari spam.

Pergerakannya terhenti membuat bawahannya mengernyit bingung. Oliver menatap rendah tubuh laki-laki penuh darah yang masih bersujud dikakinya. Meminta permohonan dan mengeluarkan suara kesakitan layaknya rintihan binatang.

"Ampuni aku..."

Dia menendang laki-laki sampah itu untuk menjauh dari sepatunya.

"Cih" decaknya kesal melihat sepatu pantofel hitamnya yang penuh darah.

Oliver melangkah keluar gedung kosong dengan tembakau yang terbakar di bibirnya. Gerak tangannya mengisyaratkan orang-orang berseragam hitam untuk mengurus hal yang sebelumnya dia lakukan.

Tembakaunya dipenuhi bercak merah dan sekarang terasa seperti besi. Itu menyebalkan.

Penasaran, dia membuka pesan itu dan membacanya.

Unknown:

Unknown: Hubungi aku ketika kau ingin menjemputnya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Unknown: Hubungi aku ketika kau ingin menjemputnya!!

Matanya langusng tertuju pada foto yang dikirimkan nomor asing tersebut. Mengabaikan pesan panjang yang berada diatas foto tersebut, dia mengernyitkan dahinya.

Oliver: Siapa ini?

Unknown: Oh!! Kau membalas dengan cepat

Unknown: Aku Lisa, apa kau tidak membaca pesanku?! Kau harus belajar membaca lebih giat, reading comprehension mu sangat buruk.

Oliver mengerutkan dahinya, mengisap tembakaunya lagi sebelum menghembuskannya.

"What the fuck?!" gumamnya kesal ketika membaca balasan pesan. (Apa-apaan?!)

Oliver: Bagaimana bisa kau bersama King?! Where's Ton? (Dimana Ton?)

Unknown: Siapa Ton???

Unknown: AAAHHH!

Unknown: The buff guy nextdoor! (Tetangga berotot!)

Unknown: Dudee, aku sudah menjelaskannya padamu. Ck! Itu ada pada pesan diatas! Kau harus membacanya dengan baik!

"AAARRRGHHH!"

Suara teriakan kesakitan melolong dari gedung kosong. Suara itu bergema kemudian tertelan oleh gelap malam.

"Tolong... maafkan aku... ARRRGHH!"

"Please...."

Oliver mengerutkan dahinya kesal "Apa yang kalian lakukan?! Buat mereka diam!" keluhnya pada bawahan yang membuat kegaduhan. Orang asing akan curiga ketika mendengar teriakan dari gudang kosong yang seharusnya terbengkalai.

Escaping the Limelight ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang