25

767 133 7
                                    



"Biarkan aku membantumu, Mom"

Tanpa alas kaki, Lisa mengikat rambutnya berbentuk cepolan. Dia menguap lebar sambil meregang seiring langkahnya menuruni tangga. Mata Lisa masih setengah terpejam, namun dia mendengar begitu ributnya keadaan dapur hari ini.

"Tidak perlu, sebentar lagi selesai" sahut Mom menatap Lisa yang masih bersusah payah bersender di pegangan tangga.

"Just sit the fuck down, Kak. Kau hanya akan menyusahkan Mom"

"Al, bahasanya!" peringat Mom seiring Lisa memutar kepalanya menuju sumber suara.

Wajah mengantuk Alvaro tertangkap pandangan Lisa. Adiknya itu mengenakan hoodie hitam dengan sweatpants abu-abu, matanya masih mengantuk dan rambutnya sangat berantakan. Lisa bertanya-tanya, kapan pria itu datang.

"Mom, c'mon, aku sudah 27 tahun sekarang"

"Kau bebas mengatakan apapun di luar saja, tapi tidak dirumahku. Rumahku, peraturanku" balasnya acuh, sibuk mengaduk rebusan kaldu.

Kendati begitu, Lisa terkekeh kecil, menyukai wajah Alvaro yang mengecut.

Lisa mencoba melangkahkan kakinya mendekat kearah Alvaro yang terduduk di meja makan. Kaki telanjang beradu dengan lantai dingin, langkah demi langkah dia ambil. Namun pelukan dari belakangnya membuat kakinya terhenti karena tersentak.

"Pagi, Princess. Tidurmu nyenyak?" Oliver mencium pipi Lisa cepat, membuat gadis itu langsung berbalik untuk berhadapan dengannya.

"Uh... kau disini? Aku pikir kau belum bangun" Lisa mengerjapkan mata "Selamat pagi... aku tidur dengan baik tadi malam. Bagaimana denganmu?".

"Im good

"Ketika kau masih tenggelam di ranjangmu, Kak Oliver telah membantu Mom memasak sesuatu" celetuk Alvaro yang sibuk memaikan ponselnya.

Oliver tersenyum seiring Lisa melakukan pemindaian dengan matanya. Lisa terkekeh kecil, melihat Oliver yang dibalut dengan apron merah muda dengan motif beruang milik Momnya. Sangat lucu dan menarik perhatiannya.

"Kau sangat mengantuk sehingga tidak menyadari kehadiranku, hmm?" Oliver mengarahkan tangannya pada kepala Lisa "Sudah bangun sekarang?"

Lisa tertawa kecil dan menatap Oliver. "Sudah bangun sekarang," katanya, dan mencondongkan tubuhnya untuk sebuah ciuman singkat "Kau terlihat menggemaskan dengan apron itu, by the way".

"Jika kau yang mengatakannya, aku tidak tau itu sebuah pujian atau ledekan"

Jari-jari Lisa menarik-narik tali apron dengan lembut. "Aku tidak pernah tahu kalau aku tertarik pada pria dengan apron, tapi kau mungkin mengubah pikiranku"

Alvaro mendengus dari meja makan "Mooom, Kakak mengatakan hal cheesy dipagi hari, ini membuatku sakit perut" adunya, namun dia jelas terhibur dengan olok-olok dihadapannya.

Mom hanya tertawa, tangannya sibuk memasak. Dia mengatakan sesuatu pada para asisten rumah tangga sebelum menjawab "Oh, Mom tidak bisa berkomentar tentang itu karena Mom juga menyukai pria dengan apron. That's why I married to your Dad"

Lisa memberikan gerakan tawa palsu, menatap Alvaro dengan tatapan jahil. "Mom, dia hanya cemburu karena tidak ada seseorang dengan apron yang memasak untuknya"

Alvaro memutar bola matanya, namun senyum ceria tersungging di sudut bibirnya. "Ya, benar. Seolah-olah itu adalah masa depan impian ku"

Lisa dan Oliver tertawa mendengar balasan acuh Alvaro. Melihat Mom yang sudah mulai menyuruh para asisten rumah tangga untuk menyajikan makanan ke meja makan, Oliver melepas apron merah mudanya, menyisahkan kaos hitam polos yang sebelumnya tersamarkan.

Escaping the Limelight ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang