4

1.8K 264 11
                                    

Italic = Flashback




***





"KENJI! HEI!"

Seruan kencang membuat sang pemilik nama menoleh, menghentikan pergerakan tangan yang kala itu sibuk menari diatas kertas. Akemi Kenji, seorang laki-laki keturunan Jepang asli. Ibunya Kyoto dan Ayahnya Osaka, namun mereka pindah ke Inggris ketika umurnya 3 tahun. Ini membuat dia lebih fasih berbahasa inggris daripada Jepang dan menulis kanji.

Jam sekolah telah usai namun Kenji masih belum memiliki niatan untuk pulang. Dia memilih ke kantin untuk menulis sesuatu yang belum diselesaikannya.

"Kau.... A-aku... aku sangat.... Lelah"

Kenji menatap dengan dari mengerut laki-laki yang tadi memanggilnya. Joshua Graham, nafasnya terengah-engah, mencoba menenangkan dirinya yang kelelahan karena berlari cukup jauh untuk mencari Kenji. Berbeda dengan Kenji yang terlihat seperti flower boy next door, Joshua memiliki kulit kecoklatan dengan badan yang tinggi besar. Akibat genetiknya itu, Joshua sangat rajin menghabiskan waktunya di gym.

Kenji dalam duduknya dan masih terlihat rapih dengan seragamnya menatap Joshua sudah melepaskan atasan seragamnya, hanya menyisahkan bawahan seragam berupa celana panjang hitam dengan motif kotak berwarna merah.

Melihat tampilan Joshua saat ini, Kenji yakin bahwa Joshua sudah pulang kerumahnya namun kembali lagi kesekolah.

"Ada apa? Tarik nafasmu terlebih dahulu, jangan terburu buru"

"Itu... hah..." Joshua masih sibuk mengatur nafasnya, dia menutup mata sambil bertolak pinggang, menelan liurnya susah payah karena dadanya yang naik turun.

"Apa kau melihat Lisa?" tanyanya ketika dia telah berhasil mengatur nafas.

Kenji menggeleng, "Tidak?" jawabnya ragu dan bingung "Bukankah dia saat ini di Soho? Mengikuti project dari sanggar theaternya?"

Joshua menghela nafasnya kasar "Gadis itu pasti sudah gila" ujarnya melipat kedua tangan didepan dadanya. Joshua mengambil tempat duduk disamping Kenji membuat laki-laki itu semakin bingung.

"Kenapa? Ada apa?"

"Kau tau script apa yang Lisa dapatkan baru-baru ini? Dia memberitahumu tidak?"

"Baru-baru ini..." Kenji mengetuk-ngetuk dagunya dnegan pulpen yang dia genggam, matanya menerawang langit-langit, mencoba mengingat hal-hal yang Lisa katakan.

"Umm... dia hanya bilang perannya dalam pertunjukan theater selanjutnya"

Joshua mengangguk-angguk sambil menatap Kenji penuh antisipasi.

"Tunawisma, dia bilang perannya sangat baru, dia bahkan bertengkar dengan Hani untuk peran itu"

"Bukannya dia dipilih sebagai peran utama?"

Kenji mengangguk, "Pemeran utamanya adalah gadis desa biasa, dia tidak ingin karakter seperti itu... Mungkin karena itu dia bertengkar dengan Hani, dia ingin bertukar peran tapi Hani takut" jawab Kenji memiringkan kepalanya

"Aku pikir Marie akan mendapatkan peran itu... Dia bilang dia akan pindah sanggar jika Mister Jun tidak memperbolehkannya".

Joshua menggaruk kepalanya kasar mendengar penjelasan Kenji, dia sangat kesal, "Itu sebabnya dia selalu mengambil jalan memutar!"

"Huh?"

"Gadis itu... benar-benar sangat menyusahkan" Joshua memujar dahinya yang terasa sakit, dia bangkit dari duduk membuat Kenji yang masih tidak tau apa-apa menahannya.

Escaping the Limelight ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang