Beatrice memiliki hubungan aneh dengan salah satu pengawal Oliver. Lisa melihat perempuan itu tertawa ketika salah satu pengawal Oliver mengatakan sesuatu. Tawanya agak aneh dan mencurigakan.
Lisa merasakan ketegangan yang aneh memancar dari keduanya, percakapan mereka yang tidak bersuara membuat bulu kuduknya merinding. Lisa tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa ada lebih banyak hal dalam interaksi 'polos' ini daripada yang terlihat.
"Lihat apa?"
Lisa masih memberengut ketika Oliver datang membawakan es kelapa muda untuknya. Kendati dia menjangkau batok kelapa dengan kedua tangannya, tatapan gadis itu masih terpaku pada Beatrice. Lisa tidak bisa menghilangkan perasaan aneh di dalam perutnya. Ada sesuatu tentang reaksi Beatrice yang tidak cocok dengannya. Dia memperhatikan dengan saksama saat pipi Beatrice berubah menjadi lebih merah, matanya berbinar-binar karena kegembiraan dan kegugupan.
Dahi Lisa mengerut keras.
"Pengawalmu menggoda temanku" ujar Lisa sambil menghisap air kelapa ditangannya. Matanya memicing tajam membuat Oliver mengikuti arah pandangannya.
Oliver terkekeh kecil ketika matanya mengangkap Ben dan Beatruice yang sedang mengobrol "Don't worry, Ben is a good guy" ujarnya Oliver kemudian mengambil tempat disamping Lisa. Mengusap puncak kepala gadis itu dengan lembut.
Saat menit demi menit berlalu, Lisa melihat Beatrice semakin mendekat ke arah Ben, tawanya semakin genit. Lampu yang redup seakan-akan memberikan tabir kerahasiaan pada percakapan mereka.
"Bukan masalah good guy or not. Mereka bahkan baru mengenal sekitar 30 menit yang lalu"
"Janga memperdulikan mer-"
"Sstttt!"
Tiba-tiba, Beatrice mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arah Ben, suaranya nyaris tak terdengar di tengah kebisingan ruangan. Lisa menajamkan telinganya, berusaha keras untuk menangkap setiap penggalan percakapan rahasia mereka. Apa yang mungkin mereka bicarakan sehingga mereka harus bersikap sembunyi-sembunyi seperti itu?
Nafas Lisa terengah-engah saat ia mengamati Beatrice dan Ben yang semakin mendekat, bisik-bisik mereka kini diiringi dengan lirikan mata yang mencuri-curi pandang. Udara terasa sesak, dan Lisa tidak bisa lepas dari perasaan gelisah yang semakin menjadi-jadi.
Saat ia melirik Oliver, ia melihat sekelebat kekesalan di wajahnya, yang dengan cepat digantikan oleh senyum yang dipaksakan.
Menyadari kekesalan Oliver, Lisa akhirnya mengalihkan pandangannya dari Beatrice dan Ben, dan mengalihkan perhatiannya sepenuhnya kepadanya. Rahangnya terkatup, matanya menatap tajam ke arahnya. Lisa menyadari bahwa dia telah mengabaikan interaksi mereka demi mengamati hubungan misterius antara Beatrice dan pengawal Oliver. Ketegangan di dalam ruangan itu meningkat ke tingkat yang tak tertahankan.
Lisa terkekeh, dia mengangkat sebelah alisnya "Apa kau marah karena aku tidak memperhatikanmu?"
Seperti memegang perisai, Lisa sudah tahan dengan tatapan Oliver yang jelas-jelas sedang menahan amarahnya. Jika para pengawal Oliver melihat kejadian ini secara langsung, mereka akan bersujut dikaki Lisa karena tahan dengan tekanan ini.
Suara Oliver terdengar tegang saat ia berbicara, kata-katanya mengiris udara seperti pecahan kaca. "Not at all, my love. Aku tidak marah sama sekali" ujarnya dengan helaan nafas.
Lisa mengerucutkan bibirnya "Wajahmu terlihat kesal" mata besarnya berkilau ketika menatap Oliver "Ah, kau pasti merajuk"
Mata Oliver membelalak selama sepersekian detik, terkejut oleh pengamatan tajam Lisa. Dia segera pulih, senyum simpul menyebar di wajahnya. "Merajuk? Aku?" dia terkekeh, mencoba untuk menangkis setiap tanda kejengkelan. "Tidak, Princess, aku hanya melamun, itu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Escaping the Limelight ✔
FanfictionLalisa Marie Eastwood, yang dikenal dunia sebagai Lalisa Eastwood, pernah menjadi salah satu nama terbesar di dunia hiburan. Seorang penyanyi dan aktris, dia berada di pada puncak dan dipuja oleh jutaan penggemar. Tapi setelah red carpet yang membaw...