32

870 122 2
                                    


Dari setiap pesan kehidupan yang Lisa dapatkan, pesan dari Natalie adalah hal yang mendominasi pikirannya.

"Jika kau cantik, kau bisa mendapatkan apapun yang mau. Gunakanlah wajah itu dengan baik. Jika kau cantik tidak akan ada yang marah ketika kau melakukan mereka sesukamu".

Ini tertanam di kepalanya. Sialnya, sampai dia besar.




Di umur enam tahun, Lisa mengenal selebriti.

Matanya berbinar ketika menonton siaran televisi. Ini bukan sebuah film atau kartun, ini sebuah liputan berita.

Berita mengenai seorang pria yang mampu menarik sekiutar 20.000 orang ke suatu tempat tanpa acara resmi yang mengikutinya. Para penggemar membawa papan yang menyuarakan kecintaannya pada sang actor, mereka meneriaki pernyataan cinta dan pujian. Lisa tidak bisa membaca, namun dia dapat melihat bahwa pria itu sangat dicintai orang banyak.

"Ma- Lisa, jangan menonton terlalu dekat" Mom yang masih belum terbiasa dengan nama baru Lisa memanggilnya.

Saat mendengar Mom, Lisa baru menyadari bahwa wajahnya sangat dekat dengan layar televisi. Gadis kecil itu berbalik, menangkap Mom yang bersedekap dada sambil menggeleng.

"Matamu akan rusak jika menonton seperti itu" ujar Mom lagi.

"Mom" panggil Lisa mendekat, namun matanya masih tertuju pada siaran itu "Bisakah aku menjadi seperti itu?" tunjuknya pada monitor.

Mom mengeluarkan tawa kecil ketika dia mendekati Lisa, dengan lembut meraih tangannya dan membimbingnya untuk duduk di sofa. "Seperti apa, sayang?" Mom bertanya, suaranya penuh dengan kehangatan.

"Seperti dia," kata Lisa, sambil menunjuk lagi ke arah pria di layar televisi. "Bisakah aku menjadi terkenal dan membuat orang-orang mencintaiku seperti itu?"

Mom duduk di samping Lisa, melingkarkan lengannya di pundak putrinya. "Tentu saja kau bisa, sayang. Kau bisa menjadi apapun yang kau inginkan. Apakah Lisa benar-benar ingin menjadi aktor? Mom akan mendaftarkanmu ke sanggar jika kau ingin"

Lisa menoleh, menatap Mom dengan wajah bingung "Aktor? Sanggar? Apa itu?".

Mom tersenyum melihat kebingungan Lisa. "Aktor adalah orang yang berpura-pura menjadi orang lain dalam film atau di atas panggung. Sanggar adalah tempat dimana kau berlatih akting bersama orang lain dan mementaskan drama. Kau akan berada di atas panggung di depan penonton dan orang-orang akan datang untuk melihatmu tampil."

Mata Lisa membelalak karena gembira. "Apakah aku bisa melakukan itu, Mom? Akankah orang-orang mencintaiku seperti mereka mencintai pria di televisi itu?"

Ibu memberikan senyum yang meyakinkan kepada Lisa. "Tentu saja mereka akan melakukannya, sayang. Jika kau bekerja keras dan berlatih, kau bisa melakukan apa saja. Dan kami akan selalu mencintaimu, apa pun yang terjadi."

Kegembiraan membuncah di dada Lisa saat dia mendengarkan Momnya berbicara. Mungkin dia bisa menjadi terkenal seperti pria di televisi itu. Dia membayangkan dirinya mengenakan gaun berkilauan dengan orang-orang yang mengelu-elukan namanya, melemparkan bunga dan surat cinta ke kakinya. Pikiran yang mendebarkan itu membuat Lisa melompat dari sofa dan mulai berputar-putar, tangannya melambai-lambai di sekelilingnya.

"Oke, ayo kita wujudkan!" Lisa menyatakan dengan gembira.

Lisa tidak bisa menahan kegembiraannya saat dia memeluk Momnya dengan erat. Mom pun membalas pelukan Lisa, merasakan pelukan hangat putrinya. Saat dia memeluk anaknya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak merasakan gelombang keprihatinan menyelimutinya. Ia ingin putrinya memiliki cita-cita, tetapi ia tidak ingin Lisa tumbuh terlalu cepat dan melupakan pentingnya menghargai cinta yang telah ia miliki. Keinginan Lisa untuk mendapatkan validasi dari luar membuat hati Mom menjadi berat.

Escaping the Limelight ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang