29

697 124 11
                                    



"Naskah telah memilih sendiri aktornya"


Joshua bersedekap dada setelah menyerahkan naskah kehadapan Jevon membuat pria itu terkekeh dari duduknya. Tawa Jevon perlahan-lahan mereda saat ia membaca sekilas halaman-halaman naskah dengan kerutan di wajahnya. Tiba-tiba, ia berhenti dan menatap Joshua dengan pandangan bingung.

"Kita akan membicarakan proyek ini?" tanyanya, mendongak dari naskah dengan tidak percaya. Wajah Jevon berkerut dalam kebingungan, "Jasmineku masih belum kembali"

Memutar bola mata malas, Joshua tau Jasmine yang Jevon maksud disini merujuk pada Lalisa. Perempuan yang selama ini menghilang dari dunia entertainment, pemeran utama yang akan memainkan karakter Jasmine dalam proyek film ini.

Jevon Hills, seorang aktor yang memiliki hubungan cukup dekat dengan Lisa. Cukup dekat sampai nama ship mereka menduduki nomor satu dalam tingkat per-shipan Lisa. Jevon juga menjadi aktor utama yang akan menghidupkan karakter Loid dalam naskah Kenji.

Itu rencana awal yang mereka diskusikan. Semua itu berantakan saat Lisa memiliki rencana aneh lain dikepalanya.

"Dia akan kembali, dia pasti kembali. Semua ini idenya. Akan kacau jika dia tidak kembali"

Jevon mengusap dagunya, terkekeh "Kau yakin?" menatap Joshua meminta kepastian "Terkadang aku berpikir bahwa kau terlalu mempercayai Lisa. Setelah melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri, ini diluar imajinasiku. Terlalu besar dan beresiko"

"Kita. Kita terlalu mempercayainya" ujar Joshua menghela nafas "Bukan hanya aku yang membuat keputusan ini, kau juga"

Jevon mengangkat alisnya sambil merenung, namun akhirnya menghela napas pasrah. Dia sadar kalau perkataan Joshua benar. Ini keputusan bersama.

"Apa kata investor?" tanya Jevon kembali menatap Joshua.

Joshua bergeser dengan tidak nyaman di kursinya dan berdehem. "Mereka mulai gelisah," akunya. "Mereka terus menanyakan kabar terbaru tentang keberadaan Marie dan ingin mengetahui perkembangan proyek ini. Aku mengatakan kepada mereka bahwa kami masih menunggu kepulangannya dan naskahnya sudah siap, tapi mereka mulai gelisah. Tidak ada yang percaya jika Marie akan membawakan uang pada mereka setelah semua ini"

"Kau memiliki banyak hal yang harus dilakukan" Jevon terkekeh, beruntung dia hanya seorang aktor, tidak harus memikirkan investor dan sponsor "Menjadi produser sangat menyibukan, huh"

Joshua memutar bola matanya malas, berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju balkon. Saat dia memandang cakrawala kota, dia bisa merasakan rasa khawatir merayap ke dalam dirinya. Dia tahu betapa industri hiburan tidak dapat diprediksi, dan fakta bahwa Lalisa telah menghilang begitu lama adalah hal yang memprihatinkan.

"Beatrice bilang Marie akan menghadiri premier filmnya" ujar Joshua membalikkan badan, menatap Jevon yang masih duduk pada posisi awal.

"Confirmed?" (Terkonfirmasi?)

"Yeah. Marie mengatakannya sendiri"

"Kapan?"

"Tahun baru"

"Ah, gadis itu selalu gila" Jevon menghela nafasnya.

Joshua mengangguk-anggukkan kepalanya, "Tapi itulah yang membuatnya istimewa," katanya sambil tersenyum kecil.

Jevon berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Joshua di balkon. Mereka berdua berdiri di sana sejenak, memandangi kota dalam keheningan.

Joshua menghela napas panjang, merogoh sakunya untuk mengambil sebatang rokok. Memikirkan Lisa membuat tinggkat keinginan untuk membakar rokoknya menjadi lebih tinggi. Tidak baik untuknya, namun dia tidak ingin berhenti.

Escaping the Limelight ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang