"Aku ingin menulis lagu tentangmu" gumam Lisa
Setelah terbangun pukul tiga pagi, mereka tidak tertidur. Ini membuat Lisa mengantuk dalam pangkuan Oliver. Perempuan itu melingkarkan tangannya pada leher Oliver, membiarkan kepalanya beristurahat pada bahu kanan Oliver dengan mata yang setengah terpejam.
Oliver melingkari satu tangannya pinggang Lisa saat ia berbaring di pangkuannya. Di luar, langit mulai terang, sulur-sulur cahaya matahari mulai merayap di cakrawala.
Oliver menyeringai, mengusap-usap rambut Lisa "Kau ingin menulis lagu tentang aku? Lagu seperti apa?"
Lisa meringkuk lebih dalam di pangkuan Oliver dan menghela napas puas. "Sebuah lagu cinta, tentu saja," katanya sambil melamun. "Sesuatu yang bisa menangkap perasaanku untukmu dalam setiap nada dan setiap kata."
"Kau sudah tau apa yang kau inginkan" bisiknya, sambil memberikan ciuman lembut di puncak kepala Lisa.
Lisa bergumam, mengulum bibirnya "Aku hanya ingin meminta persetujuanmu"
Oliver tertawa kecil, "Persetujuan dariku? kau tidak perlu persetujuan ku. Tulislah apa pun yang kau inginkan, Princess. Aku yakin itu akan menjadi indah, sama seperti dirimu."
"Benarkah?" Lisa tersenyum, sebelah matanya terbuka "Then, I will write like this" Lisa berhenti sebentar, sebelum bernyanyi dengan menahan tawa "When I talk to someone else, you give them the glare. But it's your way of saying, 'Hey, I really care'" (kalau begitu, aku akan menulis seperti ini) (ketika aku berbicara dengan orang lain, kau selalu memelototinya. Namun itu adalah caramu mengatakan 'hei, aku peduli')
"Itu tidak seperti lagu cinta yang aku bayangkan" Oliver mendelik, menggeleng-gelengkan kepalanya.
Lisa terkekeh "Tapi kau seperti itu"
Oliver menggelengkan kepalanya, sebuah senyuman tersungging di sudut bibirnya. "Baiklah, kurasa kau benar." Dia menatap Lisa, tangannya menggambar lingkaran-lingkaran lembut di punggung Lisa.
Lisa menyeringai, matanya masih terpejam "Aku selalu benar, Oliver" balasnya "Tapi aku tidak akan menulis seperti itu tentangmu"
Oliver mengangkat alisnya, penasaran, "Oh, benarkah? Lalu bagaimana kau akan menulis tentang aku?" tanyanya sambil bercanda.
Lisa duduk, menghadapnya "Ra. Ha. Si. A" kemudian tertawa kecil.
Oliver mencondongkan tubuhnya "Sekarang aku benar-benar penasaran. Jangan membuatku menunggu, Princess," katanya sambil menyenggol sisi tubuhnya.
Lisa tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Kau harus menunggu sampai aku menyelesaikannya," goda Lisa. "Tapi aku janji, itu akan sepadan dengan penantianmu."
Oliver menyeringai, bersandar saat Lisa duduk kembali ke pangkuannya. "Aku tidak meragukan hal itu. Kapanpun kau siap untuk memberitahukannya padaku, aku akan ada di sini untuk mendengarkan."
Saat matahari mulai terbit, memancarkan cahaya hangat ke seluruh ruangan, Oliver memejamkan matanya, puas berada di pelukan Lisa selama mungkin. Sinar matahari pertama mengintip dari balik tirai, menandakan dimulainya hari yang baru. Lisa duduk, senyum menghiasi wajahnya saat ia meregangkan tangannya.
Dia menoleh ke arah Oliver "Kau sibuk hari ini?" tanyanya "Aku dengar didekat sini ada café kucing yang baru saja buka. Kau harus menemaniku kesana jika kau tidak sibuk"
"Seharusnya tidak" Namun, begitu Oliver berbicara, teleponnya berdering. Lisa menatapnya dengan rasa ingin tahu, memperhatikan saat dia mengeluarkan perangkat itu dari sakunya "Dammit" Oliver mengernyitkan dahi menghela nafas saat membaca ID pemanggil, lalu menghela napas dan mendekatkan telepon ke telinganya. "What now, Ben?" (sekarang apa, Ben?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Escaping the Limelight ✔
FanfictionLalisa Marie Eastwood, yang dikenal dunia sebagai Lalisa Eastwood, pernah menjadi salah satu nama terbesar di dunia hiburan. Seorang penyanyi dan aktris, dia berada di pada puncak dan dipuja oleh jutaan penggemar. Tapi setelah red carpet yang membaw...