"Nice try, Sleeping Beauty," gurau Oliver, menyeringai setelah putt Lisa yang sedikit tidak sejajar meleset dari sasaran. "Sepertinya tongkat sihirmu memberontak, kau perlu sedikit latihan lagi."
Lisa memutar matanya, senyum menggoda tergambar dibibirnya "Oh, please. Aku hanya melakukan pemanasan. Aku akan segera menunjukkan sihir sungguhan"
Itu katanya.
Pada kenyataannya, Lisa terus-terusan meleset. Bola seakan menjulurkan lidahnya pada Lisa. Cukup membuat wajahnya memerah padam.
Mungkin ini dikarenakan jam terbang keduanya yang sangat jomplang. Lisa tidak terbiasa dengan golf, dia hanya melakukan hal yang dia mahir, berakting terbiasa dengan golf.
Oliver, di sisi lain, dengan mudah mendaratkan tembakannya di lapangan, beringsut lebih dekat ke lubang. Dia tidak bisa menahan seringai puas saat dia melihat perjuangan Lisa sebelumnya. "Sepertinya kau membutuhkan lebih banyak waktu tidur" guraunya, nada suaranya dipenuhi sarkasme.
Lisa mempertahankan ketenangannya, tidak terpengaruh oleh ucapan Oliver. Dia dengan terampil menavigasi jalur, menampilkan kilatan kecemerlangan dalam bidikannya, tetapi tampaknya keberuntungan tidak ada di pihaknya. Putt demi putt, dia nyaris memasukkan bola ke dalam lubang, hanya untuk melihatnya menggelinding melewati atau keluar. Membuat erangan kesal berurai dari bibir cerinya.
Oliver senang karena dia memimpin, mau tidak mau menikmati menggoda gadis yang terlihat sangat kesal "Sleeping Beauty, golf tidak semudah kelihatannya. Mungkin lain kali kau akan berpikir dua kali sebelum menantangku," godanya, ada nada puas dalam suaranya.
Lisa menyeringai, semangat kompetitifnya memicu tekadnya. "Oh, aku belum menyerah. Permainan ini belum berakhir sampai putt terakhir," jawabnya, suaranya penuh tekad.
Kereta golf mereka berkelok-kelok melalui lanskap yang indah, melintasi perbukitan, sand traps, dan danau luas. Pemandangan menakjubkan di sekitar mereka menjadi latar belakang persaingan berat sebelah ini, menambah kenikmatan permainan secara keseluruhan. Lisa tidak bisa tidak menghargai keindahan lapangan, dengan fairways yang dirancang dengan cermat, sangat hijau, dan ketenangan yang menyelimuti.
Saat mereka melanjutkan putaran mereka, Lisa menunjukkan ketangguhan dan keterampilan, tetapi pengalaman dan ketepatan Oliver terbukti menjadi tantangan yang sulit. Terlepas dari upaya terbaiknya, Oliver mempertahankan keunggulannya, memasukkan putt dengan mudah, menunjukkan keahliannya dan melakukan selebrasi sombongnya.
"You know, kitten? Jika kau menurunkan egomu dan memohon padaku to take it easy, I will do it"
"I'll let you win, Princess"
"Don't call me that!"
"Sure..." Oliver tersenyum manis padanya "Princess"
Lisa hanya mendengus kesal. Mengabaikan sindiran tidak ada habisnya yang keluar dari mulut Oliver dan kembali mengayunkan tongkatnya.
Dia sangat ingin memukul Oliver.
Sangat ingin.
Tapi dia menahannya.
Matahari naik lebih tinggi di langit, memancarkan cahaya hangat di lapangan golf saat mereka mencapai back nine. Tembakan Lisa menjadi lebih akurat, fokusnya semakin tajam dengan setiap ayunan. Dia mulai mengejar celah di antara skor mereka, menyuntikkan rasa kegembiraan baru ke dalam permainan.
"You see that?! Sleeping beauty wake up now! Demon king should watch his back!" seru Lisa, suaranya dipenuhi dengan campuran kemenangan ejekan lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escaping the Limelight ✔
FanfictionLalisa Marie Eastwood, yang dikenal dunia sebagai Lalisa Eastwood, pernah menjadi salah satu nama terbesar di dunia hiburan. Seorang penyanyi dan aktris, dia berada di pada puncak dan dipuja oleh jutaan penggemar. Tapi setelah red carpet yang membaw...