Lisa bermimpi dia hampir mati.
Dalam mimpinya, Lisa yang berusia 4 tahun menangis saat ia mengejar sosok yang sukar dikenali. Jantungnya berdegup kencang, rasa takut mendorongnya untuk terus maju. Siluet gelap sosok itu tampak menari-nari di luar jangkauannya, mengejeknya dengan setiap langkah yang sulit dipahami.
Pengejaran yang gigih dari Lisa membawanya melewati hutan yang lebat, ranting-ranting yang kusut menggores lengannya, dan teriakan burung hantu yang menakutkan bergema di malam hari.
Tiba-tiba, dia masuk ke sebuah tempat terbuka, di mana sosok itu berhenti tiba-tiba.
Dengan mata terbelalak dan napas tertahan, Lisa mendekat dengan hati-hati, tangannya yang mungil mengulurkan tangan untuk menyentuh bahu orang tersebut.
Akhirnya, ia berhasil menyusul, tetapi yang membuatnya tersentak, sosok itu berubah menjadi sekumpulan ular berbisa yang menggeliat. Ular-ular itu mulai melilit lehernya, menyempitkan nafasnya, dan kepanikan menyelimuti tubuh mungilnya.
Merasa putus asa, jari-jari kecil Lisa meraba-raba untuk melepaskan ular-ular yang mencekiknya, tetapi ular-ular itu justru semakin mengeratkan cengkeramannya, sisik-sisiknya yang licin menusuk kulitnya yang lembut.
Dalam keadaan ketakutan, Lisa berjuang melawan cengkeraman ular-ular berbisa yang mencekiknya. Keringat membasahi dahinya saat jantungnya berdegup kencang. Dengan setiap ons kekuatan yang dapat dikerahkannya, Lisa dengan putus asa menggeliat dan meronta-ronta, berharap untuk melepaskan diri dari cengkeraman ular-ular itu.
Dalam cengkeraman ular-ular berbisa yang mencekam, jantung Lisa berdegup kencang. Saat pandangannya kabur, perjuangannya yang putus asa semakin intensif. Dengan sekuat tenaga, dia berhasil melepaskan satu ular, dan melemparkannya menjauh.
"Anak sialan! Kau seharusnya tidak hidup!"
Suara familiar mengudara, membuat tubuhnya semakin lemas.
Ular-ular yang tersisa makin mengencangkan cengkeraman mereka, desisan mereka memenuhi telinganya, sebuah pengingat yang kejam akan niat mereka yang mematikan. Tangan Lisa yang kecil gemetar saat ia berjuang melawan rasa takut yang luar biasa, satu persatu ular terlepas mengiringi suara yang menapiknya tajam.
Ular kedua.
"Kau beruntung mendapatkan wajahku. Ketika kau cantik, semua orang akan berpihak denganmu. Gunakanlah dengan baik"
Ular ketiga.
"Hei sialan. Aku akan pergi sebentar. Jangan lakukan apapun, tetaplah dirumah"
Ular keempat.
"Ayahmu itu bajingan! Bajingan yang meninggalkanku dengan anak tidak berguna dan setumpuk hutang!"
Ular kelima.
"Aku bisa menikah lagi dan memiliki hidup baru jika kau tidak pernah ada"
Itu tidak pernah habis.
Mimpi terus berlanjut, ular-ular makin mengencangkan cengkeraman mereka di leher Lisa. Tekanannya semakin kuat, merenggut nyawanya. Kepanikan melonjak melalui pembuluh darahnya.
Dalam perjuangan yang putus asa untuk bertahan hidup, Lisa mengerahkan seluruh kekuatan yang ada di dalam dirinya. Dengan gelombang tekad yang kuat, gadis kecil itu melepaskan jeritan yang bergema di kegelapan. Kekuatan teriakannya yang sangat keras sepertinya mengejutkan ular-ular itu, dan untuk sesaat melonggarkan cengkeraman mereka. Lisa mengambil kesempatan ini dan meronta-ronta tubuhnya sekuat tenaga. Tubuhnya yang kecil meliuk-liuk dan menggeliat saat ia berjuang melawan lilitan yang mencekik dan mengancam untuk memangsanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escaping the Limelight ✔
FanfictionLalisa Marie Eastwood, yang dikenal dunia sebagai Lalisa Eastwood, pernah menjadi salah satu nama terbesar di dunia hiburan. Seorang penyanyi dan aktris, dia berada di pada puncak dan dipuja oleh jutaan penggemar. Tapi setelah red carpet yang membaw...