Pka⁵⁴Tuan&Nona Kecil

115 12 3
                                    

Assalammu'alaikum

Jangan lupa vote and komennya bestie🖤

.
.
.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang, aku minta maaf.." gumam Resyah menatap kosong ruangan abangnya—Reyhan.

Beberapa jam yang lalu, Resyah dan beberapa sahabatnya Rayan telah sampai di rumah Sakit Panca Sakti. mereka segera memasuki rumah sakit berlari melewati lorong demi lorong yang akan menuju IGD. dan saat ini lah mereka berada, tepat di depan pintu ruangan IGD yang di dalamnya terdapat Reyhan tengah di periksa oleh seorang Dokter. 

Rayan mengusap punggung adiknya kemudian menatap wajah Resyah yang tersorot kesedihan di dalamnya. "Lain kali jangan di ulangi lagi, ya."

Resyah mendongakkan kepalanya menatap abangnya. "Iya, bang" jawab Resyah melirih, lalu kembali menundukkan kepalanya.

"Jangan pernah tinggalkan area pondok Pesantren sebelum dapat izin dari abang, ya. walaupun itu juga hanya ke depan" ucap Rayan dan mendapatkan anggukan setuju dari adiknya.

"Janji?" Rayan memposisikan tangannya tepat di depan wajah adiknya. meminta janji mengunakan jari kelingking.

Resyah tersenyum simpul dan menyematkan jarinya dengan jari kelingking abangnya. "Janji."

"Keluarga Muhammad Reyhan?" seseorang yang baru saja keluar dari ruangan Reyhan, sontak membuat satu keluarga serta, gus dan ustadz yang berada di luar ruangan berdiri kompak.

Rayan yang mendengar itu langsung menghadap dengan sang Dokter. "Bagaimana keadaan adik saya, Dok?" tanyanya, kian memiliki harapan besar semoga tidak terjadi Apa-apa pada adiknya. Reyhan.

Ahmad dan Vara pun turut mendekati Dokter—Fajri. "Tidak terjadi Apa-apa kepada Reyhan, kan, Dok?" tanya Vara dengan sorot mata yang mengisyaratkan kekhwatiran.

Dokter Fajri tersenyum simpul. "Tidak ada yang serius, kok. untuk sekarang kalian boleh masuk, kemungkinan Muhammad Reyhan tidak akan di Rawat inap" jawab Dokter Fajri dan mereka menghembuskan napasnya karena merasa lega mendengar perkataan Sang Dokter tersebut.

Resyah yang dapat mendengar perkataan Dokter Fajri sontak mendongakkan kepalanya dan tersenyum lebar. tak berselang lama, bulan sabit yang terukir di bibirnya menghilang seketika saat ia teringat sesuatu yang dapat membuat hatinya kembali merasa pedih.

Kini posisi Resyah berada di belakang mereka. ia tertunduk dalam. merasa takut jika dirinya ikut kedalam melihat abangnya—Reyhan lantas nantinya akan di bentak seperti beberapa jam yang lalu.

Setelah Dokter Fajri melenggang pergi dari hadapan mereka. Rayan pun hendak memasuki ruang Rawat adiknya, tetapi hal itu tidak terjadi ketika seseorang Tiba-tiba saja mencengkeram pergelangan tangannya dan berhasil menghentikan langkahnya.

Princess Kecil Abang [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang