Pka⁶²Rayan pembunuh?

102 12 0
                                    

Assalammu'alaikum

Jangan lupa vote and komennya bestie🖤

.
.
.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Kini Resyah dalam perjalanan menuju Ndalem yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah Hidayatullah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Resyah dalam perjalanan menuju Ndalem yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah Hidayatullah. ia tersenyum lebar sejak Emma berada dalam gendongannya. angin berhembus kencang hingga bulu bulu putih bersih Emma sedikit tertiup angin lantas membuatnya mengeong dalam dekapan tuannya.

"Emma, tau nggak?" tanya Resyah menatap anak kucingnya seraya mengelus bulu putihnya tersebut.

Meong!

Emma menjawab. membuat Resyah terkekeh kecil.

"Semalam aku dapat musibah, ma. terus bang Rayan nolongin aku seperti di film-film. keren, kan, abang aku, ma? aku bersyukur banget di jadikan seperti layaknya Princess oleh kedua abang aku dan di jadikan Ratu oleh seluruh Anggota Alexandra."

"Mungkin di luar sana banyak yang ingin sekali dalam posisi aku, ya, ma? terutama kamu" sambung Resyah terkekeh geli Menoel-noel hidung pesek kucingnya.

Tak lama kemudian, Resyah melihat sekumpulan santri putra junior yang tengah menunggu jemputan orangtua mereka di aula besar dan ada pula yang berada di lapangan utama sembari bermain bola.

Resyah di lema oleh pilihan. ia tidak ingin melewati santri putra di sana, tetapi selain jalan di pinggir lapangan utama, hanya ada lalu lintas yang melewati gerbang utama Pesantren yang jaraknya lumayan jauh dengan posisinya sekarang dan harus mutar jalan terlebih dulu.

"Yaudah, lah. lebih baik mutar dari pada di lihati dan di sapa oleh santri putra" gumam Resyah berakhir memutuskan untuk lewat gerbang utama Pesantren Hidayatullah karena ia malas untuk melihat ke arah santri putra yang pastinya akan menyapanya nanti.

terkadang, ia berpikir kenapa tidak sembunyikan terus saja indentitasnya dari seluruh santri. karena sekarang mereka sudah mengetahui bahwa dirinya adalah ning di pesantren ini, maka tidak sedikit dari mereka yang menyapanya seraya tertunduk ketika berpapasan dengannya sebagai rasa hormatnya kepada putri dari kyai mereka. tetapi, Resyah membenci hal itu. ia tidak suka di hormati berlebihan dengan cara mereka menundukkan kepalanya seperti itu, walau hanya sedikit tertunduk.

Dalam perjalanan, Resyah sibuk melontarkan irama merdu dengan kaki yang terus melangkah menuju Ndalem hendak melewati gerbang utama Pesantren Hidayatullah terlebih dahulu.

"Merdu, kan, Resyah sholawatan, Emma" ucap Resyah tersenyum simpul mengelus puncak kepala Emma.

Beberapa menit berlangsung dan sudah melewati gerbang utama, kini Resyah melewati tembok yang menjulang tinggi ke atas agar para santri tidak dapat kabur dari dalam area pondok Pesantren Hidayatullah. tak lama kemudian, Resyah tak sengaja mendengar suara keributan dari balik tembok tinggi tepat di sampingnya. ia menoleh ke arah tembok tinggi itu sebelum akhirnya memutuskan untuk menghampirinya. telinganya ia dekati dengan tembok itu agar dapat mendengar lebih jelas lagi.

Princess Kecil Abang [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang