Pka⁵⁹Mata Santri Ternoda

118 7 0
                                    

Assalammu'alaikum

Jangan lupa vote and komennya bestie🖤

.
.
.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Udara sejuk pagi hari di wilayah Bandung memang tidak pernah bisa di ungkapkan lewat kata kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara sejuk pagi hari di wilayah Bandung memang tidak pernah bisa di ungkapkan lewat kata kata. angin berhembus kencang. air hujan semalam tetap jatuh setetes demi setetes ke dedaunan pohon mangga dan ke setiap tanaman bunga hingga membuatnya bermekaran indah.

Seorang cowok kekar dan tampan berjalan menyusuri koridor sekolah. ia di tugaskan oleh pengurus lainnya agar mengawasi santri putra di salah satu kelas yang sedang melaksanakan ujian kelulusan sekolah.

"Reyhan" panggil seseorang sontak membuat Reyhan-cowok itu menoleh kebelakang menatap wanita paru baya yang telah memanggilnya.

Itu...Vara, uminya.

Reyhan membalikkan tubuhnya, lalu menghampiri umi Vara.

"Assalamualaikum, nak" salam umi Vara tersenyum hangat menatap putranya.

"Waalaikumussalam, umi. ada apa manggil Reyhan, umi?" tanya Reyhan dengan kerutan di dahinya seraya menyalami tangan sang umi.

"Resyah mana, Rey?" Vara malah bertanya balik kepada Reyhan.

"Resyah mungkin di kelasnya, umi. memangnya ada apa?" tanya Reyhan dengan tatapan yang tertuju ke arah sebuah kotak makan di genggaman umi Vara.

"Umi mau minta tolong kepada Resyah. berikan kotak makan ini pada nenek Inah yang rumahnya berada di depan Pesantren."

Sesaat Reyhan berpikir perihal nama yang di sebutkan oleh uminya. sepertinya nama itu tidak asing lagi baginya. ah iya, nenek inah adalah wanita tua yang tinggal sendirian di sebuah rumah kecil tepat di depan pondok Pesantren Hidayatullah. ia pun mengetahui jika uminya sudah menganggap nenek Inah sebagai ibunya sendiri. maka dari itu, umi Vara tidak pernah lupa untuk memberikan makanan kepada nenek Inah di pagi hari.

"U-umi mau Resyah keluar dari Pesantren ini?" gumam Reyhan dapat di dengar oleh wanita yang berdiri di hadapannya.

"Nanti kalau Resyah keluar dari Pesantren, yang ada bang Rayan dan abi berubah menjadi macan, umi" sambung Reyhan justru membuat umi Vara terkekeh kecil mendengarnya dengan tatapan yang mengarah ke belakangnya.

Reyhan masih tidak sadar bahwa seseorang yang ia omongkan sudah berdiri tepat di belakangnya.

"Astaghfirullah, Rey. abi kamu yang ganteng ini di bilang bisa berubah menjadi macan..." lirih Ahmad tetap terdengar tegas di pendengaran Reyhan.

Reyhan terdiam kaku, tidak berucap sepatah katapun ketika menyadari jika seseorang yang telah ia bicarakan dengan uminya beberapa detik yang lalu sudah berdiri di belakangnya. perlahan Reyhan membalikkan tubuhnya, lalu mengubah posisinya menjadi berdiri di samping uminya. ia tidak ingin membelakangi abinya ataupun umi. baginya itu tidak sopan.

Princess Kecil Abang [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang