"PENGAKUAN LAVENDER MUSIM DINGIN"
... ...
Setelah mendengar penjelasan singkat dari Brawijaya mengenai kasus kematian ibunya di tahun 2005 silam, Jeanna buru-buru masuk ke dalam kamarnya di lantai dua. Dikuncinya pintu kamar agar sang ayah tak bisa masuk, lalu mulai menghidupkan komputer. Kali ini, mengunggu logo windows berganti menjadi layar utama terasa lebih lama dari biasanya. Tanpa sadar gigi-gigi putihnya tengah menggigit habis-habisan kuku jempol.
TING!
Tanpa membuang-buang waktu, Jeanna segera membuka tab CHROME dan memainkan keyboard. Jelas sekali ia tengah mengetik, 'Kecelakaan Di Jalur Puncak Tahun 2005'. Bermacam artikel langsung menghujani layar komputer, dari atas hingga bawah. Namun, tidak banyak berita yang membahas mengenai keganjilan seperti yang tertulis di koran. Justru, banyak jurnalis yang menulis bahwa ini hanyalah kecelakaan biasa.
Brawijaya dahulu hanyalah seorang dosen biasa. Jabatan kecilnya tidak akan mampu menarik berita yang mengendus 'bau busuk' atas kematian sang istri. Lagi pula, sampai sekarang ayahnya masih menuntu kebenaran meski keinginan tersebut tidak terang-terangan diungkap.
Dalam sekejap, Jeanna menyimpulkan bila 'pelaku' adalah orang yang berkuasa. Mereka seperti Parama si binatang buas.
Setelahnya, ia kembali mencari sesuatu. Kali ini mengenai orang-orang hilang di tahun 2005. Cayapata, Hestama, Anggraeni, Galuh Kawiswara, Eliska Talia, Sekar Ayu Widjaja, Bumi Dhanurendra, dan Aditya Bintara. Anehnya, mereka semua merupakan 'Anak Hukum' Universitas Garuda. Tidak salah lagi, orang-orang hilang ini pasti ada di antara mahasiswa dalam foto yang ayahnya gantung.
"Oh." Jeanna menyipitkan matanya ketika menemukan satu artikel di barisan paling bawah. Artikel itu menyebutkan bila Parama Zalman merupakan alumni Fakultas Ilmu Hukum Universitas Garuda. Tidak ada potret dirinya di foto yang di pajang. Itu artinya Parama bukan 'Anak Hukum' angkatan 10.
[Senior, kau jadi datang tidak? Acara penghargaan sudah berjalan 40 menit]
[Senior! Balas chat-ku. Aku tidak tahu harus menulis artikel apa 😭]
"Anak ini benar-benar ...." Lekas ia membalas pesan singkat dari Calvin.
[Aku akan kesana sebentar lagi. Tiba-tiba ada urusan mendadak di rumah. Kau tetap di sana, jangan lengah. Disaat seperti ini biasanya akan banyak pembuat skandal]
Jeanna hendak menutup seluruh tab CHROME ketika ia ingat blog milik Winter Lavender tentang air mineral 'KEMBALI HIJAU'.
"Kem-bali Hi-jau ...." Jeanna mengetik nama itu dan berita mengenai kebangkrutan berada di barisan paling atas. Ia tidak berniat membaca berita lebih lanjut karena judul telah menjelaskan segalanya. Dan ketika halaman pertama hampir habis, dia menemukan blog milik Winter Lavender.
Ia membuka blog dengan tidak sabaran. Sama seperti siang tadi, pemilik blog ini belum menulis lagi. Seakan sengaja meninggalkan postingan 'Kembali Hijau' di barisan paling depan.
Tak sampai sepuluh orang yang membaca tulisannya tentang air mineral ini. Kolom komentar dipenuhi dengan kata-kata 'Buzzer Kembali Hijau' dan 'Sadarlah, perusahaan minuman itu sudah bangkrut!'
Tetapi, kali ini Jeanna meninggalkan komentar yang berbeda.
@Jeannahope: Di mana aku bisa mendapatkannya?
Satu menit, tiga menit, lima menit ... nampaknya pemilik blog sedang tidak aktif. "Aku akan kembali nanti," ujarnya seraya mematikan komputer.
Pada saat itulah, sebenarnya Jeanna menerima pesan balasan.
@Winterlavender: Kau menginginkannya? Tinggalkan alamatmu di sini, aku akan mengirimimu satu botol air KEMBALI HIJAU.
... ...
Terlihat banyak wartawan yang berselonjor di depan gedung studio TV. Di dekat pintu masuk, ada LCD besar yang menayangkan NTV Entertainment Awards. Yah, seperti biasa, acara seperti ini memakan waktu lumayan lama. Biasanya lebih dari lima jam. Piala yang diberikan tak banyak, tetapi basa-basi MC dan segala macam pertunjukan benar-benar memakan durasi.
"Hei!"
"Senior dari mana saja?"Jeanna berdecak.
"Kan sudah kubilang ada urusan. Oh ya, sudah berapa pemenang yang diumumkan?"
"Baru lima. Ah, aku benar-benar ingin pulang dan tidur."Jeanna menggaruk kepalanya. Bukan hanya Calvin, Jeanna juga ingin pulang. Lebih baik ia berkutat dengan pikiran dan komputernya. Puzzle tahun 2005 jauh lebih menarik dari acara penghargaan tak jelas ini.
"Bagaimana kencan butanya?"
"Gagal total. Dokter gigi itu benar-benar ceriwis!"
"Sudah kubilang, jodoh senior itu sepertinya memang telah mati."Tidak seperti siang tadi, kali ini Jeanna terlihat berpikir keras. Tiba-tiba saja ia menghubungkan pemuda blur dalam mimpinya, 'Anak Hukum' yang hilang, dan juga jodohnya yang tidak kunjung datang.
"Apa iya dia benar-benar sudah meninggal?"
"Jadi, sekarang senior mempercayaiku?"Jeanna menoleh. Kini, keduanya saling berpandang-pandangan.
"Jika dia benar-benar meninggal, berarti aku harus menghentikannya."
Calvin terkekeh kecil.
"Menghentikannya? Apa maksud senior?"
"Kau pernah mendengar air mineral KEMBALI HIJAU?"Calvin diam sejenak, lalu menggeleng.
"Tidak."
"Katanya air mineral itu ajaib, dapat mengembalikan kita ke masa lalu. Penulis blog itu berkata dia menjalani hidup sebagai anak delapan tahun sekali lagi. Menurut pengakuannya, dia juga telah merubah banyak hal."
"Lalu, senior percaya?"
"Aku ini percaya kalau bumi itu bulat, tahu."Calvin menghela napas.
"Tapi tetap saja tidak masuk akal. Jika cara kerjanya begitu, pasti banyak orang-orang yang akan membagikan kisah serupa. Namun kenyataannya, selain pemilik blog, tidak ada yang mengaku-ngaku, kan?"
"Memang tidak ada, sih."Kali ini giliran Jeanna yang menghembuskan napas panjang. "Tapi, jika minuman itu benar-benar ajaib, aku ingin kembali ke tahun 2005. Aku ingin mengetahui semua kebenaran yang hilang. Aku ingin mencarinya juga melindunginya."
Calvin mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa kau pernah membaca berita tentang anak-anak hukum Universitas Garuda yang hilang di tahun 2005?"
"Oh, tentang itu. Pernah sepertinya."Calvin sebenarnya lupa-lupa ingat. Sewaktu ia masih kuliah, dosen sejarah sering membahas hal ini.
"Kurasa jodohku salah satu dari mahasiswa yang menghilang."
Calvin memandang Jeanna lekat-lekat, lalu tawanya pun meledak.
"Senior, yang benar saja!"
Jeanna berdecak, "Aku serius, sial!"
"Tapi kau tahu apa yang lebih mengejutkan?"
"Apa?"
"Parama ...."
"Yang senior curigai sebagai laki-laki di video seks itu?"Jeanna mengangguk. "Kau tahu, ternyata laki-laki itu alumni fakultas hu—"
Biip
BiipDering ponselnya dengan kurang ajar memotong ucapannya. Terpampang jelas nama kepala redaksi. Ia ingin sekali mengabaikan panggilan ini, tapi tidak bisa. Bagaimanapun juga dia adalah 'bawahan'.
"Ya, ha—"
'Ke hotel Green Metro sekarang! Ophelia, Ophelia meninggal!'
Setelahnya, ia baru sadar bahwa sekarang semua wartawan tengah menerima panggilan telepon. Dan Jeanna pun hanya bisa membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI HIJAU: Bumi Dhanurendra
ChickLitDI akhir 20-an, Jeanna Hope masih juga melajang. Merasa putus asa sekaligus bertekad memuaskan 'ledakan penasaran', dirinya pun memutuskan untuk membeli minuman populer itu, KEMBALI HIJAU. Saat itu, tujuannya hanya satu; mencari jodoh yang tak kunju...