D. Bodyguard Pentas Seni

1.2K 107 12
                                    

#Hai hai.. wah ga terasa udah 4 chapter aja ini cerita. PANAROMA emang mood banget ya, jadi ide ngalir aja kalau lihat mereka.
Btw, makasih banyak buat yang sudah mampir disini, apalagi komen dan kasih bintang.. ahhh senang nya kalau kisah ini ada yang menikmati.
Oke lanjut aja di chapter berikutnya yang makin seru ..semoga seru nya nyampai ke kalian yaa.
Regards #RN
_________________________________________

Hiruk pikuk persiapan pementasan sore nanti sudah mulai terlihat di halaman tengah sebuah SMA ternama di kota ini.
Beberapa siswa menggunakan jersey khusus dsn ber name tag hilir mudik dengan tugasnya masing².

Termasuk salah satunya seorang Anrez. Didapuk sebagai ketua panitia di event besar seperti ini.
Kerap berkomunikasi dengan HT di tangannya, ia berusaha memastikan semua persiapan berjalan lancar.

" Do, pastiin ya semua microphone fungsi oke lho ya. Gak ada kata kesalahan teknis kali ini. Zero fault. Oke! " titahnya pada Vido, seorang panitia yang juga teman seangkatannya.
" Oke bro! " sahut Vido di seberang sana.

Berada di bawah tenda panitia, ia mengecek semua kelengkapan dan kehdiran pengisi acara.
Acara masih sore nanti dimulai, namun persiapan menjadi ujung tombak utama untuk memperlancar semua rangkaian hingga usai.

Dari kejauhan matanya menangkap sosok yang berjalan mendekat. Senyuman segera terukir di bibirnya.
" Halo Syibilla " sapanya lembut.
Membuat beberapa teman di sekitar Anrez riuh mengoloknya. Karena Anrez akan otomatis berlaku lembut hanya di depan Syibilla. Tidak pada yang lain.

" Iya kak Anrez " sahut Syibilla pendek seraya mengangguk.
Anrez pun mengangguk pada perempuan yang melangkah di belakang Syibilla. Ia mengenal sosok itu sebagai kakak Syibilla, Tasya.

Salah satu sosok yang Anrez anggap selalu menghalanginya untuk mengantar Syibilla pulang. Selain supir Papa Tasya tentunya.
Apabila Tasya tidak bisa menjemput Syibilla, maka tugas menjemput Syibilla beralih di pundak Pak Agil, supir pribadi keluarga.

Pagi ini Tasya menjalankan tugasnya sebagai pengawal Syibilla. Membuat Anrez sedikit mati kutu karena tatapan tajam Tasya padanya saat ia mencoba berinteraksi dengan sang gadis incaran.
Syibilla tersenyum lega.
Setidaknya fangirl Anrez ga akan berkutik hari ini, karena tatapan membunuh Tasya bisa melelehkan siapa saja yang mencoba mengganggu Syibilla.
Seandainya Kak Tasya selalu ada di sisinya saat di sekolah, Syibilla akan berteriak riang.

Selama ini, hanya Anggis dan Syarla, teman terdekatnya yang selalu membantu Syibilla kala jadi sasaran fangirl Anrez.

" Semangat Bil.. udah main lepas aja, kamu udah bagus tanpa embel² banyak bumbu. " tepukan Tasya di punggung Syibilla saat namanya dipanggil untuk GR.
Dan, tentu saja, itu memberi semangat Syibilla melakoni tampilannya. Lancar, mulus tanpa hambatan.

" Ga ada kegiatan lagi kan? " tanya Tasya saat GR sudah usai.
" Persiapan perform aja kok Kak. "

Tasya menengok ke pergelangan tangan kirinya,
" Masih ada 4 jam dek, kita cari makan yuk. Aku laper. " ajak Tasya
" Boleh kak " Syibilla menyanggupi.
" Anggis sama Syarla ikut sekalian yuk. " ajak Tasya ramah

Anggis dan Syarla saling pandang, sebelum menjawab malu².
" Udah ayo ikut, sekalian biar rame " Ajak Tasya sambil menenteng tasnya di sebelah pundak. Tangannya kanan memainkan kunci mobil, bersiap membawa rombongan anak SMA di belakangnya.

********************
2 Jam sebelum perform dimulai.

Syibilla mulai bersiap di ruang kelas yang disulap sedemikian rupa menjadi ruanh wardrobe untuk pengisi acara.
Hiruk pikuk sudah tak bisa dilukiskan, apalagi pengisi acara yang perempuan. Butuh waktu untuk menata busana, juga rias wajah, rambut demi penampilan yang terbaik.

Those Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang