b. Deep Talk ?

1.7K 138 56
                                        

Haiiii...
Masih nungguin update nya cerita ini ga ?
Baiklaahh... aku kasih dah..

Warning! Part ini didominasi dialog² panjang.
Semoga ga membosankan...

Happy Reading 💝

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Andra terdiam sejenak, duduk di depan Syibilla yang memperhatikannya berpikir.
Mereka berempat usai sarapan di sebuah kedai bubur ayam.

Sekarang mereka menunggu Tasya dan Dhimas yang sedang belanja heboh di perjajanan duniawi. Setelah mendapat beberapa lembar uang ratusan ribu dari Andra hasil penarikan pajak jadian hari ini.
Benar² membuat Syibilla menepuk keningnya beberapa kali.

Andra sengaja menitah Tasya dan Dhimas untuk menjauh sejenak dari mereka yang terlibat pembicaraan serius.

" Aku tahu harus mulai dari mana. Tapi aku ga bisa sendirian, sayang. " ucapnya serius namun tetap mendapat cubitan gemas dari Syibilla.

" Aduuhh.. dicubit lagi. Hobby banget sih kdrt. " keluh Andra mengusap tangannya yang terkena cubitan Syibilla yang cuma memberinya juluran lidah.

" Makanya ga usah panggil itu. " sejak tadi hal ini yang jadi biang keributan pasangan newbie berbeda usia itu.

" Justru kamu harusnya seneng dong. Aku beneran sayang, diakuin lho kamu. Malah ditolak. Sakitnya tuh dimana². " lagi² Andra melayangkan protes.

" Ga usai lebay deh Kak. Lanjutin yang tadi. " kilah Syibilla sambil asyik menyendokkan ice cream dalam cup bergantian pada Andra dan dirinya sendiri, agar tak banyak mengeluh lagi.

" Ya itu tadi. Kamu harus ikut nemenin. " jawab Andra setelah menelan suapan dessert favorit Syibilla.

" Kemana ? Jauh ? " tanya Syibilla penasaran.

" Gak kok. Deket aja. Kita schedulle aja kapan bisa mulai. " atur Andra yang memang terbiasa menjalankan sesuatu dengan penjadwalan.

" Lebih cepat, lebih baik deh. Aku lusa kan berangkat. " papar Syibilla membuat Andra yang sedang minum air putih dari tumblernya tersedak.
Syibilla dengan sigap menepuk punggung tegap kekasihnya itu, mengusapnya perlahan dan mengangsurkan tissue.

" Iihh.. pelan² makanya kalau minum. Ga ada minta juga. " ucap Syibilla lembut. Ia masih mengusap punggung Andra yang menunduk.

Andra mengusap hidungnya yang baru saja terkontaminasi air yang salah jalan.
Wajahnya memerah dengan mata berair.
Menetralkan nafas dengan sedikit berusaha mengeluarkan cairan di hidungnya.

" Kamu jadi mudik ? " tanya Andra setelah semua terkendali.

Syibilla mengangguk.
Sebuah jawaban yang membuat Andra mendadak muram dan menatap mata Syibilla tajam.

" Aku udah pesan tiket jauh² hari. Lagian udah berapa bulan aku gak pulang. Kangen juga sama keluarga. " urai Syibilla masih dalam tatapan tajam Andra.

Syibilla coba mengurai senyum lalu menekan pipi Andra yang mulai chubby agar lelaki itu tersenyum, namun ia tetap dengan wajahnya yang semula.

" Kenapa sih.. senyum dong. " rayu Syibilla, sambil tetap tersenyum ceria.

" Seneng kamu ya, ninggalin aku. " tukas Andra dingin.

" Iih ga gitu. Aku kan cuma punya waktu pulang pas liburan ini, Kak. Lagian bentar lagi juga kakak yang ninggalin aku buat balik ke London. " sungut Syibilla di akhir kalimatnya.

" Justru itu. Liburan ini banyak habis buat kamu cuekin kemarin. Kita baru ketemu dan baikan hari ini. Baru juga official. Masa udah pisah lagi. " kali ini Andra merajuk membuat Syibilla tersenyum geli.

Those Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang