f. Love is in the air

1K 127 58
                                    


' Mantra memang tak kasat mata, namun denganmu jadi nyata adanya. '

✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️

Syibilla melambaikan tangannya pada seorang pemuda yang tersenyum manis di layar ponsel. Mukena yang dipakainya usai sholat Isya tadi belum juga dilepasnya. Wajah polos namun bersinar itu membuat pemuda yang mengajaknya bervideo call selalu terpesona.

" Sayang, boleh gak kirim selfie kamu pakai mukena gitu ? " pinta pemuda itu dengan tatapan memuja ke arah gadis yang wajahnya sudah merona cantik.

" Buat apa sih boo.. " jawab Syibilla malu² mendengar permintaan sang kekasih, Paundra 'bucin' Fernando.

" Buat disimpen, terus ditunjukin ke anak cucu nanti.. " senyum Andra terkulum malu², membuat wajah blasterannya makin memerah.

" Ishhh.. anak cucu siapa hayoo.. " tanya Syibilla sambil menutup separuh wajahnya dengan kain mukenanya bak memakai cadar.

" Anak cucu kita laah.. " sebuah jawaban yang membuat mereka berdua kompak salah tingkah dibuatnya.

" Apa sih! Diih genit ! Tukang gombal ! Gak like deh, Udah berapa cewek yang kamu gituin, Bwang? " tanya Syibilla dengan sedikit sewot, namun masih menyimpan senyum terkulum.

" Cuma kamu lah. Mana ada yang yang lain. " jawab Andra lugas.

" Crocodile word's detected ! " sambar Syibilla sambil melempar senyuman mengejek.

" Tega ah kamu, Yang. Aahh.. kamu cantik banget sumpah! Kalau jauh dari aku tolong dikondisiin lah cantikmu itu. " seloroh Andra dengan sedikit sewot. Namun tatapannya masih saja tak beralih dari layar ponselnya.

" Please ah.. gombalannya masif sekali kakaaakk. " ejek Syibilla kembali.
Ia balas menatap Andra yang malam itu sedang bersiap.

" Janjian jam berapa sih sama Kak Melvin ? " tanya Syibilla. Ia memang tadi sudah bertukar kabar dengan Andra sebelumnya lewat chat.
Bahwa Melvin mengajaknya bertemu malam ini.

" Jam 8 katanya. " jawab Andra singkat.

" Mau kemana sih ? " Syibilla penasaran karena baru beberapa jam yang lalu kedua pria itu bertemu.

" Gak tau sih, Yang. Aku gak nanya² juga tadi. " Andra menumpukan kepalanya di atas tangannya yang terlipat di atas meja.

Syibilla hanya mengangguk²kan kepalanya.
Ingin rasanya mencubit gemas pipi Andra yang sedikit chubby itu. Selain karena rindu, ia juga kagum pada lelaki itu yang sudah bersedia menjalankan misi sebagai permintaannya.

" Yang, kayaknya Melvin udah sampai deh. Aku temuin dia dulu yaa.. " pamit Andra saat membaca notifikasi pop up di ponselnya.

" Oke, Boo.. ati² ya. Salam buat Kak Melvin. " Syibilla membalas dengan lambaian tangannya.

" Iyaa.. ntar disampaiin. " Andra mengucap sambil menyunggingkan sebuah senyuman manis terbaiknya.

" Boo... " panggil Syibilla kembali.

" Yaa.. " sahut Andra santai

" Makasih yaa.. " ucap Syibilla tulus. Matanya menatap Andra lembut.

" Hah ? Buat apa Yang ? " tanya Andra sedikit kebingungan.

" Buat semua usaha yang udah kamu lakuin. Aku kan yang minta buat nemuin Kak Melvin. Bikin kamu harus repot2 nemuin dia jauh lho Boo.. dan sampai saat ini, semuanya bagus. Thank you so much. " rentetan kata yang Syibilla ucapkan dengan lembut membuat Andra seolah terhipnotis.
Lelaki itu memandang gadisnya nyaris tanpa kedipan mata. Senyumnya melebar walaupun tanpa sibuk membuka bibir.

Those Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang