M. It's Hurt !

1K 124 41
                                    

Terlalu sadis caramu
Menjadikan diriku
Pelampiasan cintamu
Agar dia kembali padamu
Tanpa peduli sakitnya aku

Sadis - Afghan
---------------------------------------------------------

Syibilla menatap lekat wajah Andra dengan sorot matanya yang kelam.
Wajah tampan nan ramah itu seketika memuram dengan cepat.
Syibilla sibuk mencari jawaban agar Andra tidak salah sangka. Namun tak ada sepatah kata pun mampu ia ucapkan.

Tapi sejujurnya ia memang tak merasa nyaman saat ini.
Berdua dengan lelaki yang bukan keluarganya, teman dekat juga bukan. Bahkan statusnya adalah mantan kekasih dari kakak sepupunya.
Belum lagi tempat mereka berada kini.
Syibilla merasa bodoh dan menyesal mengikuti kemauan Andra yang entah sampai kapan.

Entah apa juga maksud Sang Kuasa meletakkan nya di situasi seperti ini.
Dalam hatinya terus merapal doa tanpa putus untuk menghentikan gelisah.

The Scientist pun sudah berganti ke Fix You. Andra bangkit lalu melangkah menuju balkon. Merenung sendiri sambil menyalakan batang nikotin dari saku celana selututnya.
Meninggalkan Syibilla yang makin pusing karena gelisah.

Gadis itu mencoba mencari cara untuk membujuk Andra lagi. Kali ini dengan sesuatu yang berbeda.

Ia melangkah menuju pantry.
Mencoba mencari kudapan yang bisa membuat hati Andra luluh kembali.
Tapi perhatiannya tersita pada beberapa botol kaca yang ada di atas meja pantry.
Sekilas tadi ia sempat melihat Andra menuangkan dan mencampur isi botol itu dalam sebuah gelas.

Syibilla mengernyit saat membaca brand yang asing. Rasa penasaran gadis itu membuatnya membuka tutup botol dan menghidu aroma minuman.
Seketika gadis itu tersedak dan sesak.
Hidungnya pun terasa ditusuk oleh aroma menyesakkan dan membuatnya mual seketika.
" Minuman apa sih ini? " batinnya bertanya.

Masih dengan nafas tersengal, Syibilla membaca dengan seksama.
Betapa terkejutnya ia saat menyadari itu adalah jenis minuman beralkohol.

Alarm bahaya mulai berdentang di kepala Syibilla. Ini sudah tak wajar.
Kelebat pemikiran buruk berkecamuk di kepala Syibilla.
Membayangkan Andra yang akan sempoyongan mabuk dan sebagainya seperti yang pernah ia lihat di tayangan drama televisi.

Syibilla bergidik ngeri, tak sanggup membayangkan keselamatan dirinya.
Gemetar mulai merasuk ke tubuhnya.
Tak sengaja ia menyenggol botol² tadi dan menjatuhkan salah satunya.
Nafasnya tercekat kembali.
Sebuah botol pecah dan menumpahkan isinya ke lantai sontak menguarkan aroma pekat ke sekuruh ruang.

Melangkah dengan tertatih, ia menuju pintu keluar, namun sebelum sampai di tujuannya, Syibilla kembali menahan nafasnya saat tubuhnya menabrak sosok tinggi tegap yang entah kapan tiba² berada di hadapannya.

" Kak.. kak.. kak An..dra.. " terbata Syibilla berucap, selain karena merasa bersalah,ia pun ciut saat tatapan Andra menusuknya tajam. Sebelum kemudian beralih menelisik meja pantry dan menghampiri botol yang terjatuh di bawahnya.

Bergegas Syibilla.menggunakan kesempatan itu untuk melangkah lebih cepat ke arah pintu keluar.
Namun sebelum tangannya bisa mencoba membuka handle pintu, sebuah cekalan tepat di pergelangan tangan menghentikannya.
Syibilla terkesiap, menoleh cepat.

" Mau kemana? " tanya Andra dingin sambil mencekal erat pergelangan tangan sang gadis.

" A..a.. aku.. aku.. mau.. mau pulang kak! " suara Syibilla parau dan bergetar. Sungguh alarm bahaya makin meraung dalam kepalanya.

Andra tertawa sinis. Dengan bibir terangkat sebelah, tetap dengan tatapannya yang tajam seolah bisa menguliti siapa saja yang melawannya.
Merundukkan kepalanya ke hadapan wajah sang gadis.

Those Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang