HOLAAAA.. INI POSTINGAN DI AWAL 2024
SELAMAT MENAPAKI TAHUN BARU YAA
SUKSES SELALU BUAT KALIAN SEMUA.Maaf baru bisa update.. dunia nyata seperti biasa .. hehehe..
Oke cekidot chapter ini.
Maaf kalau seperti biasa masih banyak typo2 nyelip.
Happy reading all🎭🎭🎭🎭🎭🎭🎭🎭🎭🎭
Wajah gadis di layar ponsel itu terlihat girang bukan main saat melihat siapa yang ada di hadapannya, walaupun mereka terpisah sekian ratus kilometer juga lautan.
" Aaaa... ya ampun... hallooo Kak Melvin !! ", pandangan takjub dan teriakan spontan Syibilla dengan senyuman khasnya.
Melvin melebarkan bibirnya, mencetak sebuah senyuman yang memabukkan buat wanita² yang haus perhatian dan kasih sayang... aheeyy...
Matanya menatap lekat gadis di layar ponsel itu, dengan binar tersendiri. Terlihat semakin cantik dengan wajah yang berisi dan menggemaskan.Terakhir ia berinteraksi secara tak langsung dengan Syibilla saat gadis itu masih dalam terapi pemulihan.
Itu pun ia selalu menjaga jarak karena Syibilla masih histeris bila melihat lelaki di sekelilingnya. Hanya ayahnya, laki² yang bisa menenangkan Syibilla." Kak Melvin apa kabar ? " tanya Syibilla riang.
Melvin masih menguarkan senyuman lebar. Sungguh ia rindu dengan sapaan ceria dari Syibilla.
Obrolan dan juga tawanya yang seolah menjadi candu untuk kegembiraan sekitarnya." Hai Billa..! aku baik. Kamu apa kabar ? " tanya Melvin santai, masih dengan senyuman yang memamerkan sederet giginya yang rapi. Tak lupa lambaian tangannya ke arah layar ponsel.
" Alhamdulillah.. aku juga baik, syukurlah Kak Melvin sehat. Iihh kak Melvin jahat banget sih. Pergi ga bilang sama aku. " rajuk Syibilla kali ini dengan memberengutkan bibirnya.
Melvin hanya tertawa mendengarnya. Sejujurnya ia bingung harus menjawab apa.
Banyak hal yang tak bisa ia ungkapkan. Terlebih pada gadis itu, yang langsung mengingatkannya pada seorang sosok." Akhirnya ketemu juga ya sama Kak Andra. " sahut Syibilla kembali, membuyarkan lamunan Melvin. Apalagi saat Syibilla menyebut nama lelaki yang berada tak jauh darinya.
Membuat Melvin merunut perlahan ke belakang.
Andra dan Syibilla ? Bukankah seharusnya mereka saling asing setelah peristiwa itu? Terutama Syibilla bukan.. ? Tapi mengapa .. ?
Ternyata banyak sekali yang ia lewatkan selama ini. Jujur saja, pertanyaan² itu berkeliaran dan berkecamuk di kepalanya.Alih² mempertanyakan, lelaki itupun hanya bisa tersenyum lebar menanggapi Syibilla.
Obrolan lalu beralih ke hal² lain, dari yang ringan sampai random.Melvin yang sudah mengambil alih ponsel Andra dari tangan empunya, melangkah menepi, mencari tempat yang teduh di bawah pohon rindang.
Duduk di atas bangku semen dengan santai menopang sebelah kakinya diatas kaki yang lain. Ia sesekali melirik Andra yang terus membuntuti, bahkan ikut mencuri pandang ke layar ponselnya. Melvin yang jengah pun sengaja menghindar namun Andra dengan uletnya tetap mengikuti. Daripada berbantahan tak jelas, Melvin pun memilih tak menghiraukan pria setengah bule itu." Aku udah jadi anak kuliahan sekarang. Bukan anak SMA lagi. Kita sama lho kak. Jadi ga boleh panggil aku bocil lagi. Awas aja. " celoteh Syibilla sewot, menerbitkan gelak tawa Melvin.
Pria itu seolah melupakan kekesalannya pada Andra beberapa menit yang lalu." Tetep aja bocil. Orang masih anak baru. " ejek Melvin tak mau kalah dengan mengeluarkan lidahnya.
" Issshh! Senior ga sopan ini. " balas Syibilla dengan tawa renyahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Those Eyes
Fanfiction" Diam adik kecil! Tangismu ga ada gunanya! " desis pemuda itu saat tangan kanannya mencengkeram erat pipi mulus seorang gadis yang sudah meleleh ketakutan persis di hadapannya. " Semua gara² kamu! " lanjut pemuda itu memberikan senyuman smirk yang...