c. Alkisah sebuah Story

1.2K 141 45
                                    

Heyhooo... jumpa lagi yes kita..
Maap lama ya.. entah kenapa agak ngeblock nulis aku nya..hikss..
Okelah tanpa banyak pidato mari kita sikat aja..

Baydewey... ternyata kemarin banyak yang nebak Melvin ... hahahahaa.. pada kangen ya sama si babeh.. 😄
Apa perkiraan kalian benar? Atau ..bukan ?? Let see yaa 😄😄

Happy reading !!

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Syibilla mendongak ke asal suara yang menyeru namanya diantara samar deru suara kereta yang mulai memacu laju di atas rel.

Menangkap sebuah sosok yang berdiri bersidekap bersandar di dinding depan kursinya berada. Menatapnya sambil tersenyum. Postur tubuh yang menjulang, dengan wajah berhias aviator glass yang membingkai sepasang netranya.

" Eh.. " serunya tertahan dengan keterkejutan yang sama sekali tak dibuat².
Sosok yang pernah ditemuinya beberapa tahun lalu sebelum akhirnya terpisah. Ya terpisah ketika lelaki di depannya ini lulus dari SMA nya terlebih dahulu,

" Kak Anrez ? " sebuah nama terlontar dari bibir gadis itu yang berbalut masker, seperti titah seseorang yang mengantarnya tadi.

Lelaki yang masih bersandar di dinding itu adalah Anrez, kakak kelas Syibilla saat SMA.
Masih dengan tatapan takjub dan memuja, seolah menemukan Syibilla saat ini adalah kejutan terindah untuknya.

" Ternyata masih ingat aja kamu sama aku. Apa kabar Billa ? " tanya Anrez riang, memamerkan senyum lebarnya, dengan bersidekap, memandang Syibilla yang tersenyum kikuk.

" Baik, kak. Alhamdulillah. " jawab Syibilla santun.

" Ga nyangka sih ketemu kamu disini. Udah lama ga dengar lagi kabar kamu. Makin cakep aja dah. " puji Anrez tanpa menutupi rasa kagumnya, sama seperti dulu.

Syibilla hanya menanggapi dengan anggukan pelan dan senyum tipis.

" sendirian aja, Bill ? " tanya Anrez lagi.

" Iya kak. " jawab Syibilla, lagi² hanya pendek.

" Wah lama nih ga ketemu, kalau mau ngobrol, duduk sama aku aja. Kebetulan aku juga sendirian. Kursi sebelahku masih kosong. " Anrez mengajak Syibilla berpindah ke kursi tempatnya duduk , 2 deret di belakang Syibilla.

" Makasih banyak Kak, aku disini aja. " tolak Syibilla sopan. Ia masih seperti dulu menjaga jarak dengan lelaki yang selalu mencari perhatiannya sejak pertama kali duduk di bangku SMA.
Entah mengapa, ia tak ingin saja terlalu akrab dengan Anrez. Walaupun lelaki itu sangat baik padanya. Soal penampilan pun tidak mengecewakan, bahkan ia termasuk murid berprestasi.

" Oke lah, padahal aku pengen ngobrol sama kamu. " pancing Anrez kembali, yang hanya dijawab oleh senyuman sopan oleh Syibilla.

Anrez pun bertanya kota tujuan Syibilla. Gadis itu menjawab yang kemudian dibalas oleh Anrez yang menyatakan ia turun di kota sebelum tujuan Syibilla.
Ada sedikit rasa lega saat mendengarnya. Ia tak perlu turun di tujuan yang sama dengan mantan ketua OSIS-nya itu.

" Ouwh kamu sekarang ambil Ilmu Komunikasi ? Wah kampus kita sama sih, cuma beda fakultas. Boleh lah kapan² nanti aku main ke fakultasmu ya. " Anrez masih berseloroh dengan semangat.
Lagi² Syibilla hanya menjawab dengan senyuman.

" Ya udah kalau gitu, foto dulu yuk. Buat kenang²an, " Anrez mengeluarkan ponselnya, bersiap untuk mengambil gambar dirinya bersama Syibilla dalam posisi wefie.
Syibilla menurut karena lelaki itu masih memberinya jarak yang tidak berdekatan ketika mengambil gambar.
Beberapa jepretan sukses tertangkap dan selanjutnya Anrez kembali ke tempat duduknya.

Those Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang