l. Bukan Cinta Sesaat

904 103 32
                                    

Haaiiii... masih pada kangen sama Andra dan Billa gak nih ?
Ya udah puas²in baca part ini.. dan part depan.. karena sengaja aku bagi jadi 2 biar gak kepanjangaaaann.
Selamat menikmati ...

💟💟💟💟💟💟

Melvin mendengus, sudah lewat tengah malam tapi ia belum juga bisa beristirahat dengan tenang.

" Bule! Tidur lah. Lo gue ajak kesini bukan buat cosplay jadi patung. Lama² gue kasih obat tidur. " tegur Melvin pada pemuda yang masih saja terdiam di balkon teras.
Tapi yang ditegur memilih tak bergeming.
Mengingat kembali rangkaian kejadian yang sudah tersaji sejak beberapa jam ke belakang.

Sepulang dari mengantar Tasya dan Syibilla tadi, Melvin memutuskan untuk mengajak Andra menginap di rumah kontrakannya.
Melvin tidak mau menjadi penunggu pasien rumah sakit lagi.

" Lo ga usah pake ngeles lagi. Ga ada nyupir² pas lagi jetlag. Tidur disini atau gue kempesin ban mobil lo empat-empatnya ! " ancam Melvin galak, saat Andra bersikeras untuk tetap pulang. Niat awalnya hanya mengantar Melvin, lalu melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.
Padahal dalam perjalanan dari rumah Tasya ke kontrakan Melvin tadi saja Andra sudah berulangkali menguap, tidak fokus saat ditanya, membuat Melvin jengah dan merelakan satu malamnya berbagi tempat bersama Andra.

Sebenarnya Jose pun ikut tinggal di rumah kontrakan itu. Berhubung dia sedang menjalani program KKN, maka sementara Melvin pun tinggal sendirian.

" Lo udah gak ngekost lagi ? " tanya Andra saat ia memasuki rumah minimalis 2 lantai yang disewa Melvin. Ia merenggangkan tubuhnya yang cukup penat hari ini.

Yang ditanya pun menjawab dengan gelengan. " Sejak gue diserahin tugas Bang Garda buat ngurusin projectnya, banyak barang² yang harus disimpan sementara di tempat gue. Kalo di tempat kost dulu, ga mungkin. " jawab Melvin sembari menyodorkan sebotol minuman soda pada Andra yang manggut².

" Tapi lo bukannya jadi guru ya sekarang ? " tanya Andra lagi. Seolah tak percaya seorang Melvin sekarang menjadi tenaga pengajar resmi.

" Iya. Gue ngajar seminggu 2x di SMP swasta, terus gue juga ngajar di sekolah musik tiap sore sampai malam. Sama ngurusin project Saung Harmoni. " papar Melvin diangguki Andra dengan senyumnya.

" Keren juga. Padet banget. Lo masih reguler an di cafe ? " tanya Andra lagi.

" Jarang sih. Gue ambil jadwal yang sekiranya longgar dan gue mau aja. Ownernya juga nyantai. Weekend sih biasanya. Cuma 2x sebulan. " Melvin menjelaskan lagi laly menguap karena waktu sudah nyaris menyentuh pergantian hari.

" Dah gue mau tidur. Lo tidur sementara di kamar depan ya. Biasanya tuh kamar buat tempat kami naruh baju2. Tenang aja, tempat tidurnya bersih kok. " papar Melvin sambil menunjukkan kamar yang akan ditempati Andra malam ini, usai dirapikan sekedarnya oleh Melvin.

Lelaki blasteran itu mengangguk paham. Melihat sebuah tempat yang sederhana namun cukup bersih untuk standar tempat tinggal para bujang.

" Vin. Ada kopi ? " tanya Andra sambil meringis dan mengusap tengkuknya.
Sementara Melvin menghela nafas.

" Lo itu mau tidur bukan gue suruh jaga rumah. Malah minum kopi. " sungut Melvin. Ia bukannya pelit namun prihatin dengan kondisi Andra yang sepertinya sedang tidak baik malam ini.

" Mending lo minum bandrek biar berat mata lo. " sambung Melvin lagi, " Tidur Dra ! Kalau lo ga paham, sleep tight. Kalau ndak paham juga, guring lah ikam! turuo kowe ! Modomma hamu! " Melvin sempat2nya menyebutkan beberapa bahasa asing dan daerah yang artinya kurang lebih sama. Yaitu, tidurlah kamu.

Andra tak bereaksi apapun. Ia kemudian memilih duduk di sofa bed. Lalu mengeksplore ponselnya.

" Lo ga usah chat Syibilla dulu. Biarin dia istirahat. " peringat Melvin yang baru saja hendak beranjak dari duduknya.

Those Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang