Acara Milad Gus Raka sebentar lagi akan digelar, seluruh santri juga ikut berpartisipasi dalam acara yang akan diselenggarakan nanti malam.Tak hanya itu Abah Syafiq juga mengundang salah satu pendakwah yang Gus Raka idolakan. Ustadz Hanan Attaki.
Sejak pagi Nazwa sudah disibukan dengan persiapan berbagai hal, wanita itu tidak mau ketika acara berlangsung nanti ada hal kecil yang terlupakan oleh nya.
Tahun lalu ketika Milad Gus Raka, Nazwa menghadiri acara tersebut sebagai santri. Namun kali ini, Nazwa hadir sebagai istri dari Gus Raka.
"Ning.. Untuk makanan semua sudah di persiapkan. " Ucap seorang Abdi Ndalem datang menghampiri Nazwa.
"Baik.. Untuk dekorasi? "
"Juga sudah Ning. "
"Baiklah.. Kalau begitu kami pamit dulu Ning. Assalamualaikum. " Pamit Mba Abdi Ndalem.
"Waalaikumsalam. "
Nazwa kembali beralih menuju Ndalem. Ngomong-ngomong soal Gus Raka, sejak tadi Nazwa tidak melihat suaminya. Maklum sejak pagi Nazwa sudah sibuk dengan segala macam urusan.
Kebetulan di depan Ndalem, ada Abah Syafiq tengah berbincang dengan salah satu pengurus Rayon. Nazwa nampak ragu untuk bertanya dengan Abah Syafiq, sebab itu sangat tidak sopan jika mengganggu beliau berbicara, tapi Nazwa juga tidak tau dimana keberadaan Gus Raka. Siapa tau Abah Syafiq mengetahui akan hal itu.
"Ah ngga papa lah.. Daripada aku penasaran. " Akhirnya Nazwa segera menghampiri Abah Syafiq.
"Assalamualaikum Abah. "
"Waalaikumsalam nak. Ada apa Nazwa? " Tanya Abah Syafiq.
"Begini Bah, maaf kalo Nazwa menganggu.. Nazwa cuma mau tanya apakah Abah liat Mas Raka? " Ucap Nazwa sedikit lirih.
"Ouh beliau.. Tadi ada bersama Abah, tapi sekarang tidak tau kemana. Mungkin sedang di Pesantren. "
"Yaudah.. Kalo gitu Nazwa pamit, Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam. "
****
Nazwa berjalan seorang diri menuju Rayon putri. Lebih baik sekarang ia menemui sahabatnya saja, karena tidak mungkin jika Nazwa harus menyusul Gus Raka ke asrama putra."Assalamualaikum guys. " Sapa Nazwa pada ketiga nya.
"Waalaikumsalam.. Loh Naz? Kamu ko disini? Ngga bantuin orang Ndalem mempersiapkan acara hadrah nanti malam? " Tanya Fitria nampak terkejut atas kehadiran Nazwa.
"Istirahat bentar Fit.. Dari pagi aku ngga berhenti ngurus ini itu.. Cape banget. " Keluh Nazwa berjalan gontai masuk dalam kamar lalu duduk bersama para sahabat Nazwa.
"Kasian nyaa. " Cibir Melia.
"Kalian juga! Kenapa ngga ikut bantu-bantu? "
"Yang disuruh bantu cuma santri putra.. Kami cuma bagian makanan doang, dan tadi udah kelar. " Jawab Sania.
Nazwa menghela napas pelan memilih untuk rebahan di kasur miliknya lalu memejamkan mata.
"Eh iyaa Naz.. Kamu udah siapin apa buat Milad Gus Raka? " Celetuk Fitria membuat Nazwa kembali membuka mata.
"Apaa? Emang aku harus menyiapkan apa? " Tanya Nazwa masih belum paham apa yang dimaksud dengan Fitria.
"Kado lah Naz.. Masa bom atom. " Kesal Sania.
"Astagfirullah.. Kamu gimana sii? Berati kamu ngga nyiapin apa-apa gitu? Sekarang ini hari Milad beliau loh, dan kamu sebagai istri ngga nyiapin apapun sebagai kado? " Pekik Melia tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]
Ficção Adolescente16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iyaa?" jawab Raka dengan wajah datar. "Nazwa boleh nanya?" "Silahkan!" "Boleh ngga Nazwa jadi istri nya Gus?" tanya Nazwa. Seketika kedua alis...