"Assalamualaikum Raka.. Uma mau minta tolong sama kamu, bisa? " Tanya Uma Aminah baru saja tiba di ruang tamu melihat Gus Raka tengah duduk di kursi sambil membaca sebuah kitab."Waalaikumsalam.. Iyaa Uma? Ada apa? " Ucap Gus Raka menutup kitab miliknya, lalu segera menatap sang Uma.
"Begini nak.. Uma baru saja dapat telpon dari Pesantren Ning Amara jika Nyai Soibah jatuh sakit, dan Kyai Zaid meminta untuk mengantarkan Ning Amara kesana. Karena Abah sedang ada undangan kajian di kampung sebelah, jadi Uma minta tolong sama kamu untuk mengantar beliau. Apakah kamu bisa? " Jelas Uma Aminah.
Gus Raka terdiam, dia bingung apakah dia harus menerima atau justru menolak nya? Jika beliau menerima permintaan Uma Aminah, dirinya takut akan menyinggung perasaan Nazwa, tapi jika menolak, beliau tidak enak hati kepada Uma.
"Kamu boleh ko ajak Nazwa juga.. Tapi kalau dia lagi senggang. " Celetuk Uma Aminah seakan mengerti dengan kebingungan yang tengah Gus Raka rasakan.
"Baik Uma.. Raka bicara dulu sama Nazwa. " Pamit Gus Raka.
"Iyaa. "
"Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam. "
***
Gus Raka berdiri diambang pintu kelas Nazwa, baru kali ini Gus Raka mengganggu waktu belajar Nazwa. Tapi dia juga tidak punya pilihan lain.Setelah memantapkan diri, Gus Raka segera mengetuk pintu kelas, semua mata kini menatap Gus Raka termasuk Nazwa juga. Gadis itu terlihat sangat terkejut, atas kehadiran Gus Raka.
Ustadzah Kayla yang kebetulan sedang mengajar fiqih nampak berdiri lalu berjalan menghampiri Gus Raka.
"Assalamualaikum Gus.. Ada perlu apa yaa? " Tanya Ustadzah Kayla menunduk sopan.
"Waalaikumsalam Ustadzah.. Maaf mengganggu waktu nya. Saya kemari hanya ingin berbicara dengan Nazwa sebentar, ada hal penting yang harus saya sampaikan. " Jelas Gus Raka.
"Baik Gus. " Jawab Ustadzah Kayla menunduk setelah itu menatap para santri.
"Nazwa.. Kemarilah! " Panggil Ustadzah Kayla. Walau dengan muka bingung, Nazwa tetap berdiri kemudian berjalan mendekati Gus Raka. Begitu sampai di hadapan Gus Raka, Nazwa langsung ditarik begitu saja.
"Kalau begitu saya permisi, Ustadzah. Saya janji tidak akan lama. " Pamit Gus Raka.
"Iyaa Gus. "
"Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam. "
Gus Raka menggandeng tangan Nazwa menuju samping kelas. Senyuman gadis itu sejak tadi juga tidak luntur.
"Kamu masih ada kelas setelah ini? " Tanya Gus Raka memulai pembicaraan.
"Nazwa tadi mau mulai ujian fiqih, terus Gus Raka dateng deh. " Jawab Nazwa.
"Guss.. Kangen yaa sama Nazwa? Sabar atuh Gus.. Kan Nazwa masih ada kelas. " Goda Nazwa tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.
"Astagfirullah.. Bukan itu Nazwa, ada hal yang ingin saya bicarakan sama kamu. " Jelas Gus Raka.
"Apa sih Gus? Ko kaya nya penting banget, lebih penting yaa dari Nazwa hehehe? " Ucap Nazwa masih saja terkekeh.
"Uma menyuruh saya untuk mengantarkan Ning Amara ke Pesantren nya, karena tadi Kyai Zaid mengabari jika Nyai Soibah jatuh sakit. Saya diminta untuk mengantarkan Ning Amara sekarang. " Seketika senyuman yang Nazwa tunjukan mulai meredup.
"Kenapa mesti bilang ke Nazwa? Kenapa ngga langsung berangkat aja. " Ucap Nazwa memaksakan diri untuk tetap tersenyum.
"Saya ingin kamu menemani saya ke sana. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]
Teen Fiction16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iyaa?" jawab Raka dengan wajah datar. "Nazwa boleh nanya?" "Silahkan!" "Boleh ngga Nazwa jadi istri nya Gus?" tanya Nazwa. Seketika kedua alis...