Personil Baru

2.3K 95 12
                                    

Suasana Ndalem terlihat sangat absurd, Nazwa melirik ke sebelah kanan terdapat Gus Raka tengah duduk dengan tatapan tajam lurus ke depan. Sungguh Nazwa benar-benar tidak menyangka jika Zaidan bisa ada disini bahkan bersama ketiga sepupu nya.

Yaa Allah kenapa bisa seabsurd ini. Ucap Nazwa dalam hati.

"Bisa kalian jelaskan ada apa ini sebenarnya? " Ucap Gus Raka memulai pembicaraan.

"Jadi gini Bang, Papa nyuruh kita bertiga buat mondok di Pesantren ini selalu dua minggu. " Jawab Leoni mewakili kedua sepupunya.

"Terus kalian ngga sekolah gitu? " Sahut Nazwa.

"Gue di skors dari sekolah. " Bisik Leoni yang berada tepat samping Nazwa.

Mulut wanita itu menganga lebar, Nazwa berfikir apalagi yang dilakukan gadis itu. Pasalnya bulan lalu Nazwa mendengar dari orang tua nya jika Leoni mendapat skors dari sekolah.

"Lo ngapain lagi? Dan kalian bertiga? " Cicit Nazwa pelan takut jika Gus Raka mendengar.

"Ntar gue cerita. "

Sejak tadi Gus Raka memperhatikan istri serta sepupu nya tengah berbisik langsung berdehem dan berhasil membuat keduanya terdiam.

"Lalu kemana Om Kenan dan Tante Dea? " Tanya Gus Raka karena sendari tadi tidak melihat keberadaan orang tua Leoni. Tidak mungkin kalau mereka datang sendiri.

"Mereka tadi ngga sengaja ketemu Kyai di depan jadi ngobrol dulu, terus kita di suruh kesini karena ada kalian. "

Gus Raka mengangguk paham, kemudian tatapan itu berpindah ke arah Zaidan. Tatapan mereka saling bertemu, entah lah Nazwa tidak bisa memahami tatapan para laki-laki ini.

"Dan kamu sendiri? Tidak mungkin kamu juga datang bersama mereka bertiga. " Ucap Gus Raka dengan nada datar.

"Saya ada keperluan sama Kyai Syafiq. " Jawab Zaidan seadanya.

Setelah nya tak ada lagi pembicaraan, mereka memilih untuk diam satu sama lain. Zaidan sejak tadi hanya memperhatikan sepasang suami istri ini, jujur saja dari lubuk hatinya yang paling dalam ada perasaan tidak rela kala tangan Gus Raka menggenggam jemari Nazwa, sejak dulu laki-laki itu memang sudah mengangumi sosok Nazwa. Selama ini hanya Nazwa yang menempati hati nya, tapi kenyataan pahit terdengar terakhir kali saat Nazwa ternyata sudah menikah.

Menyesal, pasti. Andai saja dulu Zaidan tidak pindah mungkin sekarang ia masih bersama dengan Nazwa. Tapi dia tak boleh egois, senyum yang Nazwa tunjukan sudah mewakili jika wanita itu telah bahagia bersama laki-laki di sampingnya, dan Zaidan harus ikhlas untuk itu walau rasanya berat melakukannya.

Saking asiknya melamun Zaidan sampai tidak sadar jika Kyai Syafiq tiba bersama kedua orang tua Leoni.

"Assalamu'alaikum. " Ucap Kyai Syafiq.

"Waalaikumsalam. "

"Maaf lama menunggu. " Ucap Kyai Syafiq.

"Ngga papa Kyai. " Jawab ketiga sepupu Nazwa dan juga Zaidan.

"Wah ada nak Zaidan juga. " Ucap Kyai Syafiq tersenyum.

"Benar Kyai, saya kemari mewakili Papa untuk datang.. Dan maaf karena saya asal masuk Ndalem. " Balas Zaidan tersenyum tipis.

"Tidak apa-apa nak.. Ouh iyaa Raka, Nazwa, perkenalkan beliau adalah nak Zaidan putra sulung Bapak Adirama donatur tetap di Pesantren kita. "

Semua orang terkejut termasuk Gus Raka, sesempit inikah dunia? Beliau tidak menyangka jika salah satu donatur terbesar di Pesantren ini adalah Ayah Zaidan sendiri, bahkan mereka sudah bekerja sama selama beberapa tahun lama nya.

Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang