Pagi yang cerah untuk Nazwa dan teman-teman nya berkerja bakti. Saat ini seluruh santri sedang melaksanakan kerja bakti bersama, memang setiap bulan Pesantren selalu mengadakan kerja bakti rutin. Dan saat itu semua santri akan libur dan juga diperbolehkan untuk keluar Pesantren.Nazwa mendapat tugas membersihkan area luar Pesantren bersama sahabatnya. Mereka mengambil sapu serta beberapa tempat sampah untuk menampung sisa rumput dan sampah.
"Biar aku aja Mel, yang nyapu. " Seru Nazwa begitu melihat Melia baru saja memegang sapu lidi.
"Bagus Naz.. Cari nya yang enak. "Cibir Melia mengembuskan napas lelah, kemudian memberikan sapu tadi pada Nazwa.
"Hehe tau aja. " Jawab Nazwa terkekeh menerima sapu pemberian Melia.
"Eh denger-denger kamu baikan sama Ning Amara, Naz? " Tanya Fitria yang berada di samping Nazwa berdiri.
"Siapa bilang kita berantem? "
"Hilih gayanya.. Emang kemaren siapa yang uring-uringan ngga mau bahas beliau karena bad mood ada yang carper sama suaminya. " Ejek Sania menimpali
"Dih.. Siapa? Orang ngga merasa geh. " Jawab Nazwa seraya mengedikan bahu.
"Biar San.. Nanti kalo kena, jangan nangis-nangis depan kita pokoknya. "Celetuk Melia.
"Ngga bakal.. Secara Ning Amara udah punya calon, jadi ngga bakal ngerebut Gus Raka. " Gumam Nazwa kembali pada rutinitas nya tadi.
"Loh dah punya calon? Sejak kapan? Siapa namanya? "
"Udah.. Udah.. Entar aja bahas nya, ini kerjaan kita ngga bakal kelar kalo ngomong terus. " Lerai Nazwa memilih kembali fokus pada kerjaan nya.
"Nah malah jadi beban fikiran.. Emang si Nazwa, kalo ngomong suka setengah-setengah. " Cibir Fitria memicingkan mata menatap Nazwa.
Mereka pun akhirnya kembali pada kegiatan mereka masing-masing. Tanpa sengaja Nazwa melihat dibawah gorong-gorong Pesantren, terdapat begitu banyak sampah, tapi tak ada satupun santri yang mau turun ke sana.
"Ini beneran ngga ada yang mau turun kesana? " Tanya Nazwa pada beberapa santri yang kebetulan berdiri di pinggir parit. Dengan kompak semuanya menggelengkan kepala.
Nazwa menghela napas lelah kemudian sedikit menaikan lengan gamisnya.
"Kalo ga ada yang mau, biar aku aja yang turun. " Nazwa langsung melompat begitu saja, karena parit di sekitar Pesantren cukup dalam mungkin sekitar dua meter kurang sedikit sedangkan tinggi Nazwa hanya kisaran seratus lima puluhan, jadi begitu Nazwa masuk sudah tak terlihat lagi barang hidungnya.
"Naz.. Hati-hati.. " Pesan Melia dari atas.
"Oke Mel. "
Nazwa berjalan lebih masuk ke dalam gorong-gorong mengambil sampah lalu memasukan nya dalam plastik yang sempat Nazwa bawa sebelum turun.
Dan disaat Nazwa membuka bongkahan sampah di sudut parit, Nazwa dikejutkan oleh sekumpulan katak begitu banyak. Hewan yang paling Nazwa takuti dan paling Nazwa benci.
"HUAA KODOK!! YA ALLAH ADA KODOK!! " Teriak Nazwa dengan histeris. Bahkan para santri langsung mengerubungi Nazwa.
"UMII TOLONGIN NAZWA.. " Teriak Nazwa rupanya sudah menangis sesenggukan. Tinggi nya parit tersebut membuat Nazwa kesusahan untuk naik, Nazwa hanya bisa diam berjongkok menenggelamkan wajah nya dalam lipatan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]
Jugendliteratur16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iyaa?" jawab Raka dengan wajah datar. "Nazwa boleh nanya?" "Silahkan!" "Boleh ngga Nazwa jadi istri nya Gus?" tanya Nazwa. Seketika kedua alis...