Nazwa dan keluarga Gus Raka sudah berada di Rumah sakit begitu juga dengan keluarga Ning Amara. Saat ini mereka tengah melakukan tes DNA."Sebentar lagi suster akan mengambil sampel darah kamu, Raka. " Ucap Kyai Zaid.
"Saya siap Kyai. Karena saya memang tidak
salah." Jawab Gus Raka.
"Kyai.. Kalau boleh saya tau, dia siapa? Bukan kah ini hanya keluarga saja yang tau. " Tanya Abah Syafiq begitu melihat seorang pria berdiri tak jauh dari Kyai Zaid.
"Dia adalah Arkan, santri kepercayaan saya. Dia juga orang yang bersaksi pernah melihat mu masuk ke kamar Ning Amara. " Jelas Kyai Zaid.
Mendengar itu seketika emosi Gus Raka memuncak, dan bersiap menyerang Arkan.
"BERANI SEKALI KAMU MENGAKU-NGAKU.. SAYA SAJA TIDAK MENGENALMU, TAPI KAMU BERANI MEMFITNAH SAYA, HAH?!! " Pekik Gus Raka mulai tersulut emosi.
"Udah.. Ini rumah sakit! Tenang Mas, kita selesaikan semuanya nanti." Lerai Nazwa sambil menggenggam tangan Gus Raka.
Gus Raka menghembuskan napas kasar, emosinya benar-benar meledak saat ini. Jika saja bukan Nazwa yang melerai mungkin Gus Raka akan memukul pria kurang ajar itu.
Seorang suster keluar dari ruangan diikuti oleh Ning Amara dan juga bayi yang ada dalam gendongan nya. Rupanya mereka baru selesai mengambil sempel darah bayi tersebut.
"Selanjutnya untuk saudara Raka bisa anda masuk ke dalam, untuk pengambilan sempel darah." Pinta suster tadi.
Gus Raka mengangguk kemudian masuk dalam ruangan. Dalam hati Nazwa tidak henti-hentinya merapalkan dzikir agar semua nya dapat berjalan dengan lancar.
Hingga sepuluh menit berlalu, Gus Raka akhirnya keluar dari ruangan, diikuti suster tadi.
"Untuk hasil tes akan keluar sekitar 2-3 hari, jadi dimohon untuk menunggu. " Ucap suster.
"Terimakasih sus. "
"Sama-sama. "
"Kalian bisa kembali, kami akan kabari begitu hasil tes nya sudah keluar. " Ucap Kyai Zaid.
"Baiklah Kyai Zaid.. Kalau begitu kami pamit permisi, Assalamualaikum." Pamit Abah Syafiq.
"Waalaikumsalam. " Jawab semua nya.
*****
Saat ini hanya ada keheningan yang terjadi pada sepasang suami istri ini. Nazwa hanya menatap ke luar jendela, sementara Gus Raka sibuk menyetir tapi sesekali beliau melirik Nazwa. Keduanya memutuskan untuk pisah mobil dengan orang tua Gus Raka."Nazwa.. " Panggil Gus Raka seketika memecah keheningan.
"Iyaa Gus? "
"Mau beli seblak yang pedes ngga? " Tawar Gus Raka mencoba untuk mencairkan suasana diantara mereka.
"Ngga Gus.. Nazwa lagi ngga pengen." Jawab Nazwa seadanya.
"Kalau beli boba? "
"Ngga boleh sama Umi. "
"Kalau ke pasar malam? Tadi saya lihat ada pasar malam di kampung sebelah. Kalau mau kita bisa ke sana nanti malam. "
"Ngga Gus.. Nazwa ngga pengen apa-apa. " Jelas Nazwa kembali menatap luar jendela.
Gus Raka bisa merasakan sikap Nazwa berubah menjadi dingin, ini bukan lah Nazwa yang selama ini ia kenal. Nazwa seakan menjadi orang asing bagi Gus Raka.
"Nazwa apa kamu percaya kalau saya dapat melakukan hal itu? " Tanya Gus Raka hati-hati.
Nazwa menoleh kepada Gus Raka, senyuman tipis terbit di wajah lelah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]
Teen Fiction16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iyaa?" jawab Raka dengan wajah datar. "Nazwa boleh nanya?" "Silahkan!" "Boleh ngga Nazwa jadi istri nya Gus?" tanya Nazwa. Seketika kedua alis...