Kamu Hamil?

3K 128 39
                                    


Nazwa menghembuskan napas lelah merasa bosan sendiri, sebab pagi ini Nazwa harus jaga gerbang Pesantren bersama dengan Sania, biasanya santri lain yang bertugas tapi karena kebetulan santri tersebut tengah sakit, jadi Ustadzah Kayla menyuruh Nazwa untuk mengganti santri itu.

"San.. Mending di kelas kalo gini yaa. " Ucap Nazwa menghembuskan napas pelan.

"Tapi disini enak tau, pemandangan nya langsung luar Pesantren. "

"Tetep aja.. Mana disini panas lagi. " Keluh Nazwa meletakan kepala nya di atas meja.

"Mau yang dingin-dingin ngga? " Tanya Sania.

"Apaan? "

"Tuh.. " Tunjuk Sania mengarahkan dagunya ke depan. Mata Nazwa seketika melirik mengikuti arah tunjuk Sania. Sontak saja mulut nya menganga dan langsung menutup mata Sania.

"Astagfirullah San.. Mereka itu santri putra. Awas zina mata ihh.. " Ucap Nazwa mengingatkan. Sebenarnya tidak hanya santriwati saja yang jaga gerbang, tapi ada beberapa santri putra. Hanya saja mereka jaga di bagian Pos Pesantren. Sedangkan santriwati seperti Nazwa berada di area luar.

"Ya Allah Naz.. Bukan itu maksudku, aku tuh nunjuk pedagang disebelah nya. " Ucap Sania berusaha menurunkan tangan Nazwa dari matanya.

"Tuh yang jualan es tebu, kaya nya enak. Makanya jangan suudzon Naz, ngga baik. " Lanjut Sania.

"Hehe.. Maaf San.. Aku kira kamu lagi ngeliatin santri putra yang lagi berdiri disana. " Ucap Nazwa menyengir seperti kuda.

"Astagfirullah Naz.. "

"Hehehe. "

"Yaudah.. Kamu mau beli es tebu ngga? " Tanya Sania.

"Nanti aja deh, nunggu mereka pergi dulu. " Jawab Nazwa.

Akhirnya mereka pun menunggu beberapa santri putra itu pergi, setelah itu barulah Sania kembali bertanya pada Nazwa.

"Tuh dah pergi.. Kamu mau beli berapa? " Tanya Sania lagi.

"Hehee.. Aku ngga bawa uang, San. " Sontak saja Sania langsung menepuk jidatnya pelan.

"Yaudah pake uang ku dulu deh. "

"Iihh ngga usah San.. " Tolak Nazwa dengan cepat. Gadis itu tidak mau sampai merepotkan Sania, apalagi sampai meminjam uang.

"Udah ngga papa. "

"Ehh ngga jadi San.. Tuh ada Gus Raka lewat hehe. Aku mau minta uang dulu ke beliau. " Tunjuk Nazwa pada seseorang yang sedang melaju menggunakan sepeda motor dari arah Ndalem.

"Bentar yaa.. Aku ngga lama ko. " Detik berikutnya Nazwa sudah lenyap dari hadapan Sania. Terlihat Nazwa berlari menghampiri Gus Raka.

"Astagfirullah tu anak.. Mentang-mentang punya suami, minta duit tinggal lari doang. Apalah dayaku yang jomblo gini, harus nunggu kiriman orang tua. " Gumam Sania pada dirinya sendiri.

Sementara Nazwa masih berlari menghampiri suaminya, untung saja Gus Raka melajukan motor nya dengan pelan sehingga Nazwa tidak sampai tertabrak sebab wanita itu datang tiba-tiba dan berdiri tepat di depan Gus Raka.

"Assalamualaikum Gus Raka. " Seru Nazwa dengan semangat.

"Waalaikumsalam, ya Allah Nazwa! Kenapa kalau dateng ngagetin orang?! Untung saya melajukan kendaraan ini dengan pelan, jika tidak kamu bisa tertabrak. " Ucap Gus Raka nampak sedikit kesal oleh tindakan Nazwa, tapi gadis itu sama sekali tidak merasa bersalah. Justru dia hanya menyengir tanpa dosa.

"Hehehe.. Iyaa Gus. Nazwa tau ko. " Jawab Nazwa.

"Lalu kenapa kamu bisa ada disini? Kenapa tidak masuk kelas? " Tanya Gus Raka.

Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang