Dikarenakan hari ini adalah hari jum'at, Nazwa memutuskan untuk menghabiskan waktu di Ndalem, kebetulan Gus Raka sedang tidak ada kegiatan, jadi mereka bisa menghabiskan waktu bersama.
Nazwa masuk ke dalam kamar, membawa secangkir teh untuk Gus Raka. Disana bisa terlihat Gus Raka terdiam sambil menatap lurus ke depan. Nazwa merasa sedikit aneh, tidak biasanya Gus Raka melamun seperti itu, biasanya beliau akan membaca kitab jika tidak membaca berita di ponsel, tapi seenggaknya beliau ada sesuatu yang dikerjakan.
Nazwa menaruh cangkir teh diatas meja, lalu duduk di samping Gus Raka. Tangan terulur, menepuk bahu suaminya hingga membuat Gus Raka tersadar kembali.
"Kenapa Gus? Lagi ada yang di fikirin yaa? " Tanya Nazwa lirih.
Gus Raka tersenyum menggeleng pelan, lalu mengambil teh buatan Nazwa tadi dan meminumnya.
"Kamu sudah makan? " Tanya Gua Raka mengalihkan pembicaraan mereka.
"Belum.. Tadi Nazwa mau sekalian nawarin Gus Raka makan. Biar nanti kita sarapan bareng. " Jawab Nazwa.
"Maaf Nazwa.. Kamu saja duluan, saya sedang tidak lapar. " Tolak Gus Raka.
"Gus Raka ngga papa kan? Atau perutnya lagi ngga nyaman? "
"Tidak.. Saya tidak apa-apa. " Nazwa tetap tersenyum, walau dalam hati Nazwa merasa aneh. Ini kali pertama Gus Raka menolak ajakan Nazwa, jadi wajar jika Nazwa berfikiran macam-macam.
"Ouh yaudah kalo gitu.. Nazwa izin keluar dulu, bantu Uma. " Pamit Nazwa.
"Iya. "
"Assalamu'alaikum. " Pamit Nazwa mencium tangan Gus Raka.
"Waalaikumsalam. "
Nazwa bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar kamar, tapi sebelum itu Nazwa sempat berbalik melihat Gus Raka sedang bersandar di sofa sambil memejamkan mata.
Nazwa ngga boleh mikir macam-macam. Batin Nazwa menggelengkan kepala dengan cepat.
****
Nazwa memutuskan untuk kembali ke Rayon, setelah membantu Uma dan juga sarapan pagi. Lebih baik Nazwa tidak menganggu Gus Raka. Sepertinya sedang ada hal yang tengah di fikirkan oleh beliau, jadi Nazwa tidak ingin menganggu nya."Loh Naz? Balik lagi? " Celetuk Sania nampak terkejut melihat keberadaan Nazwa. Padahal baru setengah jam lalu Nazwa pamit kepada teman-teman nya untuk kembali ke Ndalem, tapi sekarang gadis itu sudah berdiri lagi di hadapan mereka. Tentu mereka terkejut.
"Kenapa? Ngga boleh? " Seru Nazwa berjalan menghampiri mereka.
"Yaa bukan gitu.. Maksudnya ko kamu cepet banget. "
"Ngga papa.. Lagi pengen disini aja, jugaan bentar lagi Gus Raka harus kontrol Cafe, jadi aku ngga ada temen deh. " Terpaksa Nazwa harus berbohong kepada teman-teman nya. Tidak mungkin jika Nazwa harus jujur bahwa Gus Raka sedang bersikap aneh.
"Yaudah.. Mau ikut kita ke dapur Pesantren ngga? Kita lagi ada jadwal masak disana. " Ajak Melia bangkit dari tempat duduk nya, lalu diikuti oleh Fitria dan juga Sania.
"Boleh.. Daripada ngga ada kerjaan juga. " Jawab Nazwa.
****
Nazwa keluar dari Masjid bersama dengan sahabat nya. Niatnya mereka ingin hafalan di Rayon bersama.Di tengah perjalan, tanpa sengaja Nazwa berpapasan dengan Gus Raka dan juga Ustadz Danu. Tentu Nazwa sangat senang, dia melambaikan tangan berniat menyapa suami nya, tapi sebuah kejadian membuat senyum Nazwa luntur seketika.
"Gus Raka.. "
Sapaan Nazwa tidak dijawab oleh Gus Raka, malah justru beliau berlalu melewati Nazwa begitu saja sambil sesekali berbincang dengan Ustadz Danu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]
Jugendliteratur16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iyaa?" jawab Raka dengan wajah datar. "Nazwa boleh nanya?" "Silahkan!" "Boleh ngga Nazwa jadi istri nya Gus?" tanya Nazwa. Seketika kedua alis...