Hari Bahagia

5.9K 265 5
                                    


"Gus! Nazwa boleh nanya? "

"Apa? "

"Gus Raka emang dari dulu muka nya gitu terus ya? Masa lurus aja kaya tembok, emang Gus Raka ngga pernah senyum dikit gitu? Padahal senyum itu ibadah loh Gus. " Cerocos Nazwa dengan berani.

"Senyum saya mahal, kamu berani berapa nyuruh saya senyum? " Jawab Gus dengan nada datar.

"Lah.. kan Nazwa ngajak ibadah dengan cara tersenyum.. Kaya gini nih. " Seru Nazwa sambil menunjukan senyum terbaik nya.

"Saya hanya tersenyum di hadapan orang spesial. " Jawab Gus Raka tanpa melirik Nazwa sedikit pun.

"Contoh nya? "

"Keluarga dan istri saya kelak. "

Seketika pipi Nazwa bersemu merah, jika tidak ingat mereka belum mahram, sudah pasti Nazwa akan memukul lengan Gus Raka karena malu.

"Ah.. Gus bisa aja. "

"Kamu kenapa? " Tanya Gus Raka.

"Nazwa malu Gus, berati cuma Nazwa dong yang bisa lihat senyum Gus Raka. Kan Nazwa calon istri Gus Raka. Ngga sabar pengen di halalin. " Ucap Nazwa malu-malu.

"Kamu masih calon, belum jadi istri saya. Assalamualaikum. " Jelas Gus Raka langsung beranjak pergi dari hadapan Nazwa.

"Iihhh.. Gus Raka nyebelin!! "Teriak Nazwa karena kesal. Sudah diterbangkan setinggi mungkin, tapi malah di jatuhkan ke dasar paling dalam.

*****
Hari yang dinanti itu tiba, Nazwa tampil begitu anggun dan sangat cantik dengan polesan make up tipis menghiasi wajah nya. Sejak tadi gadis itu gugup menunggu di kamar tamu sampai akad selesai. Karena permintaan Gus Raka, acara akad di gelar di Masjid Pesantren.

Nazwa menunggu di Ndalem bersama Umi Tasya, sementara Uma Aminah berada di Masjid dan akan memanggil Nazwa nanti ketika sudah selesai akad. Kabar pernikahan mereka ternyata sudah tersebar dengan cepat, padahal niat Nazwa ingin menyembunyikan pernikahan ini, tapi sepertinya Gus Raka tak memihak kepadanya.

Banyak santri ikut mendo'akan pernikahan mereka tapi tidak sedikit juga yang merasa sedih ketika Gus yang mereka kagumi saat ini sudah memiliki pendamping.

Namun dikarenakan ini hanya akad tanpa resepsi, semua santri tidak ada yang menyaksikan nya.

Sebenarnya Nazwa masih sedikit kesal dengan Gus Raka karena kejadian kemarin. Lihat saja nanti ketika mereka sudah resmi menjadi suami istri, jangan panggil Nazwa jika tidak bisa membuat seorang Gus Raka tersenyum lebar.

"Umii.. Ini masih lama ya? " Tanya Nazwa pada Umi Tasya yang sejak tadi duduk di samping Nazwa.

"Sabar sayang. Kita tunggu Uma Aminah datang menjemput mu, setelah itu baru kamu temui suami kamu. "

Tak beberapa lama pintu terbuka, menampakan Uma Aminah tengah tersenyum kepada dua wanita beda generasi ini. Seketika jantung Nazwa berdebar disertai langkah kaki Uma Aminah juga ikut mendekat.

"Assalamualaikum menantu Uma. " Ucap Uma Aminah berjalan menghampiri Nazwa.

"Waalaikumsalam U-Uma." Jawab Nazwa dengan nada sedikit terbata-bata. Karena sebelumnya Nazwa selalu memanggil Uma Aminah dengan sebutan Bu Nyai.

"Ayoo.. Kita keluar temui suami mu. Acara akad sudah selesai. " Ajak Uma Aminah menggandeng tangan kanan Nazwa, sementara Umi nya berada di sisi kiri.

Ketiga wanita itu keluar menuju ruang tamu, tempat dimana semua orang sedang berkumpul. Nazwa menunduk kan kepala guna mengurangi detak jantung nya sendari tadi tidak mau diam.

Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang