Nazwa berjalan seorang diri usai menghantar Sania ke tempat kunjungan orang tua.Sedangkan dari arah berlawanan terlihat Ustadzah Naila tengah berjalan mendekat kepada Nazwa.
"Assalamualaikum Ustadzah. " Sapa Nazwa begitu Ustadzah Naila sampai di depan nya.
"Waalaikumsalam Ning. " Jawab Ustadzah Naila.
"Panggil Nazwa aja.. Ustadzah mau kemana? " Tanya Nazwa.
"Saya mau ke kantor santri putra, Nazwa. Ingin mengambil beberapa kitab. " Jelas Ustadzah Naila. Nazwa hanya mengangguk-angguk tanda mengerti.
"Yaudah kalo gitu.. Nazwa duluan ya Ustadzah. Assalamualaikum. " Pamit Nazwa berlalu pergi tapi baru beberapa langkah Nazwa berjalan ia sudah di cegah oleh Ustadzah Naila.
"Tunggu! "
"Kenapa Ustadzah? " Tanya Nazwa berbalik kembali menghadap Ustadzah Naila sepenuhnya.
"Kamu lagi ada kelas? "
"Ngga. Kenapa yaa Ustadzah? "
"Bisa minta tolong, buat bantu saya ngambil kitab? "
"Nanti kalo Nazwa kena marah para Ustadz disana gimana? Kan Nazwa juga masih santriwati. " Benar juga. Walau status Nazwa seorang istri dari anak pemilik Pondok Pesantren ini, tapi tidak mungkin Nazwa akan kelayapan sampai asrama santri putra.
"In sya Allah tidak. Lagipula saya bersama mu. "
Nazwa nampak berfikir, tidak ada salah nya juga Nazwa ikut bersama Ustadzah Naila, itung-itung hiling bentar cari sensasi lain.
"Yaudah Nazwa ikut Ustadzah. "
Ustadzah Naila tersenyum setelah itu mempersilahkan Nazwa untuk berjalan bersama.
Nazwa berjalan bersama Ustadzah Naila. Ini pertama kalinya Nazwa memasuki kawasan santri putra. Ingin sekali mata Nazwa jelalatan menatap para santri disini. Tapi dengan cepat Nazwa hilangkan fikiran nakal itu. Tidak bisa membayang kan jika tiba-tiba Gus Raka muncul dan melihat Nazwa asik liat sana sini.
Nazwa terus berjalan sambil menunduk, walau sebenarnya dia sadar jika saat ini dirinya sedang menjadi pusat perhatian. Tak beberapa lama mereka akhirnya tiba di depan kantor.
"Nazwa, Kamu tunggu disini. Saya ke dalam sebentar. " Titah Ustadzah Naila.
"Baik Ustadzah. " Jawab Nazwa mengangguk.
Setelah Ustadzah Naila masuk, Nazwa berjalan-jalan disekitar pintu kantor, melihat interior bangun disini. Banyak santri putra yang mencuri pandang kepada Nazwa, padahal mereka semua juga tau kalau Nazwa adalah istri Gus Raka.
Tanpa Nazwa sadari ternyata Gus Raka sudah berdiri diambang pintu kelas tengah memperhatikan Nazwa. Gus Raka tak mengerti kenapa Istri kecilnya itu bisa sampai berada di tempat ini.
Gus Raka terus memperhatikan Nazwa dari atas hingga bawah. Seketika beliau membulatkan mata ketika melihat kaki Nazwa tidak memakai kaos kaki, sehingga menampilkan kulit putih milik wanita itu. Bahkan saat ini wanita itu sedang jadi tatapan para santri.
"Astaga kenapa ceroboh sekali, dia. " Gumam Gus Raka mengembuskan napas lelah.
"Kalian semua masuk dalam kelas! Kenapa melihat santriwati seperti itu. Ingat zina!! " Tegas Gus Raka pada semua santri. Seketika mereka semua langsung berhambur masuk kelas mereka masing-masing.
Begitu sudah tidak ada orang lagi, Gus Raka langsung melesat berlari dari kelas yang sedang dia ajar ke kantor. Bahkan Nazwa sampai terkejut dengan kedatangan Gus Raka secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]
Teen Fiction16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iyaa?" jawab Raka dengan wajah datar. "Nazwa boleh nanya?" "Silahkan!" "Boleh ngga Nazwa jadi istri nya Gus?" tanya Nazwa. Seketika kedua alis...