Nazwa berjalan menyusuri koridor kelas dengan senyuman mengembang. Semua permasalahan kemarin kini sudah terselesaikan, dan Gus Raka juga sudah kembali bersikap seperti biasanya.
"Assalamu'alaikum yaa Ukhty.. " Sapa Nazwa kepada seluruh penghuni kelas. Para santriwati yang sedang berada dikelas, nampak tersenyum menjawab sapaan Nazwa.
"Waalaikumsalam, waah Ning kita bahagia amat hari ini? " Celetuk Fitria nampak tersenyum menggoda Nazwa.
"Apaan sih? Orang biasa aja juga. " Jawab Nazwa berusaha menahan diri untuk tidak tersenyum. Kemudian dengan langkah tergesa-gesa Nazwa langsung duduk di tempat nya.
Baru saja Nazwa mendaratkan tubuhnya di kursi, Melia langsung datang menghampiri meja Nazwa.
"Naz.. " Panggil Melia.
Nazwa menoleh melihat Melia tengah duduk di sebrang bangku miliknya.
"Kenapa Mel? "
"Udah baikan sama Gus Raka? Perasaan kemarin kamu keliatan galau karena sikap beliau. "
"Semua nya udah selesai, Mel. Kemarin beliau memang lagi ada masalah di Cafe aja. " Jelas Nazwa.
Mulai sekarang Nazwa akan berusaha untuk selalu mempercayai suaminya, dia tak ingin jika kejadian kemarin terulang lagi. Dulu Oma nya pernah berbicara jika kunci dari keharmonisan sebuah pernikahan adalah kepercayaan, jadi Nazwa berniat untuk menerapkan ini dalam hatinya.
"Aku ikut seneng kalo semua nya udah kelar.. Tadi aku sempet liat Ning Amara, beliau baru kembali pagi tadi, ngga tau kenapa aura nya keliatan beda aja. " Ucap Melia.
"Beda gimana? "
"Entah lah.. Aku cuma ngerasa gitu aja. " Jelas Melia.
"Udah, mungkin itu cuma perasaan kamu aja. Mending sekarang kita siap-siap buat pelajaran Ustadzah Naila. " Alibi Nazwa guna mengalihkan pembicaraan mereka, Nazwa tidak mau membahas Ning Amara terlalu lama, sebab mendengar namanya saja sudah membuat Nazwa kesal.
*****
"Ning bagaimana kemarin? Apa kalian menghabiskan waktu bersama Gus Raka? " Tanya seseorang santriwati pada Ning Amara. Yaa, dia adalah wanita sama yang Nazwa pergoki bersama Ning Amara dibelakang kelas waktu itu.Seutas senyuman terbit di wajah Ning Amara. Wanita itu memilih terdiam sembari menyesap batang rokok yang berada dalam genggaman nya.
"Berhasil? " Tebak teman Ning Amara.
"Sebentar lagi Gus Raka akan menjadi milik ku, Mir.. Dan aku akan menyingkirkan jalang kecil itu dari hidup Gus Raka. " Jelas Ning Amara menatap ke arah Mirna.
Tanpa diketahui semua orang, mereka merupakan santriwati nakal, sebagian rokok atau minuman yang ditemukan Ustadzah di belakang Pesantren merupakan milik mereka berdua, tapi tak ada satupun yang berhasil menyiduk Mereka.
Mereka membawa masuk semua barang itu secara sembunyi-sembunyi terlebih adanya Ning Amara mempermudahkan akeses keluar masuk Pesantren. Dan mereka menyimpan semua barang itu di dalam sebuah kotak yang terkubur dalam tanah.
"Kamu tunggu aja Mir, kejutan apa yang akan aku perbuat untuk rumah tangga mereka.. Aku pastikan jika mereka akan bercerai, kalaupun mereka tidak bercerai paling tidak Gus Raka akan menjadikan ku yang ke-dua. " Tutur Ning Amara menaikan sudut bibir nya tersenyum licik, lalu segera membuang batang rokok yang hanya menyisakan bagian hidupnya saja.
"Kamu yakin, Ning? " Tanya Mirna.
"Yakin dong.. Nanti-- " Ucap Ning Amara mulai menceritakan apa yang sedang menjadi niat buruk nya.
****
Suara adzan dzuhur berkumandang, Nazwa beserta santriwati lain baru menyelesaikan kelas mereka. Dan kini mereka semua sedang bersiap-siap untuk shalat dzuhur berjama'ah di Masjid dan di lanjut hafalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]
Fiksi Remaja16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iyaa?" jawab Raka dengan wajah datar. "Nazwa boleh nanya?" "Silahkan!" "Boleh ngga Nazwa jadi istri nya Gus?" tanya Nazwa. Seketika kedua alis...