Nazwa membuka kelopak mata nya perlahan, meneliti ke segala sudut ruangan. Ia sangat tidak asing dengan ruangan ini, Nazwa tau ia sudah berada di kamar nya.Tapi bukan kah tadi Nazwa masih berada di mobil bersama dengan Gus Raka. Bahkan Nazwa juga berpesan kepada Gus Raka untuk membangunkan dirinya ketika sudah sampai rumah.
Nazwa merasa ada sesuatu berat menimpa perutnya. Diliriknya samping Nazwa tidur, terlihat Gus Raka juga tengah tertidur sambil memeluk Nazwa posesif.
"Gus! " Panggil Nazwa lirih sambil menggoyangkan pelan tangan kekar Gus Raka.
"Hmm. " Jawab Gus Raka hanya dengan gumaman kecil. Pria itu juga sama sekali tidak membuka matanya.
"Bangun Gus! Sejak kapan kita sampai rumah? " Tanya Nazwa berusaha menjauh kan tangan Gus Raka dari nya. Tapi tenaga Nazwa tak sebanding jika bersama dengan Gus Raka, sehingga badan pria itu sama sekali tak tergerak sedikitpun.
"Sudah dari tadi.. Biarkan seperti ini dulu Nazwa. Saya ingin istirahat sebentar. " Pinta Gus Raka malah semakin memeluk Nazwa dan menenggelamkan wajah nya pada ceruk leher Nazwa.
"Yaudah iyaa Gus. " Cicit Nazwa pasrah. Nazwa sampai menahan napas ketika deru napas Gus Raka menyapu leher nya. Nazwa melihat jam dinding masih menunjukan pukul 11 siang.
Nazwa membiarkan Gus Raka tetap memeluknya, mungkin Gus Raka juga sangat lelah karena perjalanan yang mereka tempuh. Mungkin setengah jam berikutnya baru Nazwa akan bangunkan Gus Raka.
Nazwa mengubah posisi tidurnya menghadap Gus Raka sambil terus memperhatikan wajah nya. Tanpa aba-aba Gus Raka langsung menarik Nazwa hingga gadis itu tidur pada dada bidang Gus Raka.
"Tidurlah! " Titah Gus Raka terus membelai kepala Nazwa, hingga pelan-pelan Nazwa malah kembali masuk dalam mimpi.
****
Nazwa keluar kamar setelah selesai bersih-bersih dan melaksanakan shalat dhuhur. Niatnya ingin menemui sang Umi yang sudah lama ia rindukan.Nazwa berjalan menuju ruang tamu, disana sudah ada Abi Faza dan juga Gus Raka tengah bercengkrama.
"Assalamualaikum Abi. " Ucap Nazwa mencium tangan Abi Faza lalu duduk di sebelah Gus Raka.
"Waalaikumsalam. Gimana kabar kamu sayang? " Tanya Abi Faza tersenyum ramah.
"Kabar Nazwa baik, Abi. Bagaimana kabar Abi? Maaf tadi Nazwa begitu sampe malah ketiduran. " Ucap Nazwa sedikit tak enak hati pada Abi nya.
"Kabar Abi baik. Tidak apa-apa nak, Abi tau kamu pasti kelelahan jadi sampai ketiduran begitu. " Jelas Abi Faza.
"Ouh iyaa.. Umi mana? Nazwa tadi belum sempet ngobrol sama Umi. " Tanya Nazwa sambil melirik ke segala arah.
"Umi mu sedang berada di dapur menyiapkan makanan. "
"Yaudah kalo gitu.. Nazwa temui Umi bentar. " Ucap Nazwa meminta izin.
"Iya sayang. "
Segera Nazwa berjalan ke dapur, disana terdapat Umi Tasya sedang sibuk memasak sayur untuk mereka. Diam-diam Nazwa mengendap menghampiri sang Umi lalu memeluknya dari belakang.
"Assalamualaikum Umi Nazwa paling cantik dan baik hati. " Seru Nazwa membuat Umi Tasya langsung terperanjat kaget.
"Waalaikumsalam.. Astagfirullah Nazwa.. Bikin jantungan Umi saja." Ucap Umi Tasya terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]
Teen Fiction16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iyaa?" jawab Raka dengan wajah datar. "Nazwa boleh nanya?" "Silahkan!" "Boleh ngga Nazwa jadi istri nya Gus?" tanya Nazwa. Seketika kedua alis...