"Gus Raka ngambek yaa sama Nazwa? " Pekik Nazwa hampir berteriak. Tapi untung saja tidak orang yang mendengar mereka. Sebab semua pengurus sedang rapat di dalam."Tidak. "
"Terus kenapa bales nya singkat-singkat gitu? " Tanya Nazwa terdengar sudah sedikit kesal.
"Tidak apa-apa.. Udah.. Sana masuk kelas, sebentar lagi ada hafalan kan? Belajar yang rajin! Saya sedang banyak kerjaan. Nanti kita bicara lagi. " Titah Gus Raka.
Nazwa mendengus kesal, tanpa sadar Gus Raka mengusir nya dari sini. Yasudah lah.. Beliau ngambek, Nazwa pun juga bisa ngambek.
"Yaudah kalo gitu Nazwa mau balik. Maaf kalo ganggu! " Sewot Nazwa tapi masih tetap meraih tangan Gus Raka untuk ia cium.
"Assalamualaikum. " Ketus Nazwa.
"Waalaikumsalam. "
Gus Raka terus memandangi tubuh istrinya mulai berjalan menjauh sambil menghentakkan kaki. Sebenarnya Gus Raka tidak marah dengan Nazwa, tapi Gus Raka tidak suka saja dengan sikap Nazwa ketika dikelas tadi.
Selama pelajaran Nazwa sama sekali tidak memperhatikan pelajaran, lalu apakah sebelum nya Nazwa juga melakukan hal seperti itu?
Gus Raka tidak suka jika ada orang selalu meremehkan pelajaran yang ada, padahal pelajaran itu semua juga sangat penting untuk ke depan nya. Mungkin nanti saja Gus Raka akan menasehati Nazwa.
*****
"Arghhh.. Dasar Gus Raka nyebelin. " Gerutu Nazwa di sepanjang perjalanan.Kini ia justru malah uring-uringan sendiri, kenapa Gus Raka tiba-tiba bersikap dingin seperti itu? Ya memang dari dulu sikap Gus Raka sudah seperti seperti bongkahan es di Kutub Utara, tapi kalau berhadapan dengan Nazwa pasti beliau akan ramah.
"Awas aja nanti kalo udah nyampe di Ndalem. " Gumam Nazwa terus berjalan sambil menghentakkan kaki nya menuju Masjid.
Setelah sampai di Masjid sudah ada ketiga sahabatnya sedang menghafal Al-Qur'an. Nazwa datang dengan grusak-grusuk lalu duduk di samping Fitria.
"Etdah kenapa tu muka? Lusuh banget kek jemuran tetangga. " Ucap Fitria terkekeh.
"Diem Fit.. Aku lagi dalam mode kesel. " Jawab Nazwa.
"Kesel kenapa? Bukan nya tadi habis ketemu Gus Raka. " Sahut Sania.
"Jangan sebut beliau! Aku lagi kesel. "
"Oke-oke.. Udah sekarang kita hafalan aja, daripada kamu uring-uringan gini. " Saran Melia langsung menyerahkan Al-Qur'an kepada Nazwa.
"Emang obat kesel paling baik cuma ini, abis baca pasti adem, ayem, tentrem. " Ucap Nazwa menerima Al-Qur'an pemberian Melia.
Pukul 4 sore mereka selesai hafalan dan shalat ashar. Tak ada sama sekali keberadaan Gus Raka untuk mencari nya, mengingat itu Nazwa jadi makin kesal. Ia juga tidak akan kembali ke Ndalem sampai nanti shalat Isya.
"Tumben amat Naz.. Rajin banget hafalan nya. " Ucap Melia.
"Lagi pengen Mel. " Jawab Nazwa seadanya.
"Lagi pengen apa lagi ngambek karena ngga di cariin. " Goda Sania. Seketika Sania langsung meneguk saliva nya susah payah begitu mendapat tatapan tajam secara tiba-tiba dari Nazwa.
*****
Sudah cukup! Nazwa sudah tidak tahan. Sampai detik ini Gus Raka sama sekali tidak mencari Nazwa. Bahkan ini sudah selesai shalat Isya.Nazwa keluar dari Masjid langsung mencari keberadaan Gus Raka. Pandangan nya meneliti di gerbang pembatas santri putra, ada Gus Raka tengah berbincang dengan beberapa santri putra. Nazwa tak berfikir lama, gadis itu dengan segera datang menghampiri Gus Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]
Novela Juvenil16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iyaa?" jawab Raka dengan wajah datar. "Nazwa boleh nanya?" "Silahkan!" "Boleh ngga Nazwa jadi istri nya Gus?" tanya Nazwa. Seketika kedua alis...