Kado Terindah

2.8K 125 42
                                    

Bocil minggir dulu, Author mau nulis scene zxnswkwm dulu. Awas aja kalo ngintip-ngintip!

"Bismillah, Alluhumma jannibnassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa. "

Begitu mendengar perkataan Nazwa, Gus Raka langsung membuka mata, menatap Nazwa dengan ekspresi terkejut. Kenapa tiba-tiba Nazwa berbicara seperti itu. Selama mereka menikah, mereka tidak pernah membicarakan tentang hal itu, dan Gus Raka sendiri tidak pernah mempermasalahkan nya apalagi status Nazwa masih menjadi seorang santri.

"Nazwa apa yang kamu bilang? Kamu tau kan, kalimat seperti itu tidak boleh sembarangan terucap. " Jelas Gus Raka.

"Yaa memang Gus.. Nazwa tau ko. Selama kita menikah, kita sama sekali belum melakukan 'itu'. Sedangkan tugas istri adalah selalu memenuhi kebutuhan lahir dan batin suaminya. "

"Tapi saya tidak ingin membebani kamu, Nazwa. Saya tidak melakukan igin melakukan nya jika kamu belum siap. Saya masih bisa menunggu. "

"In sya Allah Nazwa siap.. Nazwa tau ini bukan lah hadiah, melainkan kewajiban Nazwa sebagai istri. Tapi ini semua yang Nazwa punya, Nazwa merasa jika Nazwa memberikan Gus Raka hadiah berupa barang mungkin akan terlupakan begitu saja, jadi Nazwa berfikir untuk menyerahkan hidup, cinta, dan jiwa Nazwa sebagai hadiah untukmu, Gus. Penuhi tanggung jawab mu sebagai seorang suami yang baik. "

Seutas senyum terbit di wajah Gus Raka. Pria itu tersenyum begitu manis, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu hinggap di hati Gus Raka. Hatinya menghangat menatap teduh kepada sang istri.

"Terimakasih Nazwa.. Terimakasih untuk semua nya. Sekarang saya bertanya dengan sungguh-sungguh apa kamu benar-benar sudah siap? " Tanya Gus Raka memastikan.

"Nazwa siap Gus. "

Gus Raka meraih tubuh Nazwa masuk dalam dekapan nya, wajah Gus Raka sedikit maju lalu memiringkan kepala guna membacakan sesuatu untuk Nazwa.

"Bismillah, Alluhumma jannibnassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa. "

Segera Gus Raka menggendong tubuh Nazwa ala bridal style, sedangkan Nazwa tersenyum mengalungkan tangannya pada leher Gus Raka.

Nazwa ditidurkan di atas ranjang, dengan Gus Raka berada di atas nya. Tangan nya yang lembut berusaha membuka jarum pentul pengait hijab Nazwa.

Gus Raka tersenyum ketika hijab tersenyum lepas dan memperlihatkan rambut hitam dan tebal milik Nazwa.

"Kamu sangat cantik Nazwa. " Puji Gus Raka dengan suara sudah mulai memberat.

"Apakah saya boleh menyentuh mu? " Tanya Gus Raka.

"Silahkan.. Gus Raka tidak perlu meminta izin Nazwa. " Jawab Nazwa.

Lagi dan lagi Gus Raka tersenyum lalu mencium kening, lalu dilanjut kedua mata Nazwa secara bergantian, setelah itu hidung, dan yang terakhir bibir mungil milik istrinyaa..

(Udah guyss Author ngga kuat ngelanjutin😭)

Sungguh malam itu, Nazwa begitu sangat bahagia sebab di mulia kan oleh Gus Raka. Tak ada hal yang lebih indah daripada ini. Kedua nya sama-sama melakukan ibadah untuk pertama kali nya.

****
Sayup-sayup mata itu terbuka perlahan saat mendengar muratal di Masjid. Dingin nya angin sisa hujan semalam seketika begitu terasa pada tubuhnya.

Nazwa kembali tersenyum kala mengingat malam yang begitu indah, masih bisa terlihat suaminya tengah tertidur dengan sangat lelap dengan bertelanjang dada.

Nazwa juga baru sadar jika tubuh mereka masih sama seperti semalam.
Sama seperti Nazwa, Gus Raka juga baru bangun kemudian menatap sang Istri.

"Selamat pagi. " Ucap Gus Raka dengan suara khas orang bangun tidur.

Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang