05 - Butuh Kasih Sayang Seorang Ayah

2.8K 215 9
                                    

Pukul 06.30

Arkana kini dia masih berada dialam mimpinya. Adara berusaha membangunkan anaknya untuk bersekolah hari ini.

"Sayang, Kana bangun yuk sekolah" ujar Adara lembut sembari mengelus dahi Arkana.

"Euunghh! 5 menit lagi Bunda" lirih Arkana yang masih memejamkan matanya.

"Gak ada lima menit lima menitan, ini udah siang nanti kamu terlambat" tolak Adara.

"3 menit lagi deh" sahut Arkana mengurangi menitannya.

"Gak ada Kana, sekarang bangun mandi dan berangkat sekolah!" ujar Adara.

Tak ada jawaban dari Arkana, Rahsya kini dia memasuki kamar Arkana dan melihat keponakannya itu masih belom juga bangun.

"Belom mau bangun dia?" tanya Rahsya.

Adara menggeleng. "Belom Kak"

Rahsya menggeleng lalu berjalan kearah Arkana. "Kana, bangun yuk sekolah"

"5 menit lagi Om, Kana masih ngantuk" jawab Arkana.

Rahsya menggeleng dan tersenyum. "Yah udah kalau gitu, tadinya Om mau nganter Kana sekolah dan mau beliin Kana banyak es kirim. Tapi, karna Kana gak bangun dan gak mau sekolah, Om Rahsya gagalin aja deh" ucap Rahsya berusaha membujuk ponakannya itu.

Dengan cepat Arkana membuka matanya dan bangun begitu saja.

"Kana mau sekolah Om" ucapnya semangat.

"Giliran es krim cepet bangunnya" gumam Adara.

Rahsya menggeleng. "Yah udah sekarang mandi nanti Om yang antar Kana sekolah"

Dengan semangat Arkana turun dari kasurnya dan berlari menuju kamar mandi. Sedangkan Adara, dia kini tengah mempersiapkan baju sekolah Arkana.

"Anak siapa, nurutnya sama siapa" gumam Adara yang masih mencari baju sekolah Arkana dilemari.

"Jangan gitu juga kale, mungkin Kana cuma butuh kasih sayang seorang Ayah" balas Rahsya.

"Atau-"

"Gak! Jangan bahas itu lagi Kak" potong Adara yang tahu kemana arah pembicaraannya.

"Belom juga selesai ngomong, udah main potong potong aja nih anak!" sahut Rahsya.

Adara meletakkan baju Arkana di atas kasur. "Gue udah tau arah pembicaraan lo kemana, jadi gue potong cepet cepet"

"Yah udah kalau gitu gue tunggu dibawah" ujar Rahsya dan pergi meninggalkan kamar Arkana.

Adara termenung, apa bener ucapan Kakaknya itu? Arkana membutuhkan kasih sayang seorang Ayah? Tapi, Adara masih belom bisa membuka hatinya untuk orang lain selama 5 tahun ini.

Lima menit sudah, sekarang Arkana sudah selesai mandi. Setelah itu Adara membantu Arkana untuk memakaikannya baju sekolahnya. Setelah selesai, Arkana turun kebawah dan berangkat sekolah bersama Rahsya seperti ucapan Omnya tadi.

....

Pukul 11.00

Seperti janji Rahsya kemarin, Adara dan Gibran kini bertemu untuk membicarakan kerja sama mereka berdua. Kini Adara dan Rahsya berada di cafe 'Cinta' tengah menunggu kedatangan Gibran yang masih berada di jalan menuju cafe.

Lima menit menunggu, akhirnya yang ditunggu tunggu datang juga. Gibran berjalan menuju bangku nomor delapan yang diduduki oleh Rahsya dan Adara.

"Sory nunggu lama, tadi macet dijalan" ucap Gibran saat sampai didepan bangku Rahsya dan juga Adara.

"Gakpapa santai aja, kita gak lama kok nunggunya" balas Rahsya.

"Duduk Gib duduk" lanjutnya lagi.

Gibran pun menurut dan duduk tepat di depan Adara.

"Oh yah kenalin ini adek gue Adara, Dar ini Gibran temen gue" ucap Rahsya memperkenalkan diri mereka masing-masing.

"Gibran" ucap Gibran menjulurkan tangannya.

Adara menerima juluran itu. "Adara" jawabnya .

"Jadi gimana?" tanya Rahsya.

"Gue sih setuju, tapi gue harus ngeliat bahannya dulu secara langsung" jawab Gibran.

"Kalau begitu kamu bisa mampir ke butik saya untuk ngepastiin bahannya" balas Adara.

"Kalau boleh tau untuk apa?" lanjutnya lagi.

"Cuma untuk pembukaan cabang baru yang akan dipakai oleh karyawan saya, tapi saya mau kain dan bahannya yang bagus" jawab Gibran.

( Author : Terserah yah, soalnya Author gak paham soal perusahaan² atau bisnis )

"Baik kalau begitu, kamu bisa mampir ke butik saya untuk memastikannya" ujar Adara.

"Jadinya kapan lo mau mampir ke butik adek gue?" tanya Rahsya semangat.

"Kapan aja gue bisa"

"Sekarang aja gimana?" saran Rahsya melirik Adara.

"Boleh" balas Gibran.

"Tapi kak, bentar lagi gue harus jemput Kana" sahut Adara.

"Gakpapa, Gibran ikut jemput Kana setelah itu langsung ke butik" balas Rahsya.

"Bagaimana? Bisa sekarang?" tanya Gibran.

"Oke bisa sekarang"

Mereka bertiga pun meninggalkan cafe itu dan pergi untuk menjemput Arkana setelah itu langsung menuju butik.

_______

Next?

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang