16 - Ayah Pengganti Kana

2.5K 228 17
                                    

Sore pun tiba, seperti perkataan Adara tadi siang bahwa Dia dan Gibran akan jalan jalan sebagai permintaan maafnya kepada Gibran.

"Mau kemana lo rapi amat?" tanya Rahsya yang melihat Gibran keluar dari kamar.

"Mau cari angin bentar" jawab Gibran.

Rahsya hanya mangangguk saja dan kembali fokus kepada ponselnya. Gibran berjalan keluar vila, benar saja Adara sudah menunggunya di depan vila.

"Ternyata dia menepati ucapannya tadi, gue kira bakal gak jadi" ucap Gibran membatin.

"Dar" panggilnya, Adara pun menoleh kebelakang.

"Udah siap? Yuk jalan" ujar Adara.

Mereka berdua pun berjalan menyusuri aspal. Rey sengaja membawa kamera karena dia ingin memotret pemandangan indah di puncak.

Adara menjelaskan detail tempat tempat yang mereka lalui, disela sela itu Gibran tengah memotret ladang, pohon, sungai, gunung sesekali dia juga memotret Adara yang berada disampingnya itu.

"Kalau itu kebun teh" ujar Adara menjelaskan kepada Gibran namun Gibran tidak mendengarkannya melainkan fokus kepada kameranya.

"Lo gak dengerin gue ngejelasin dari tadi?" tanya Adara.

"Dengerin kok" jawab Gibran tapi masih fokus kepada kameranya.

"Lo foto apa sih" Adara berusaha melihat tapi dengan cepat Gibran menjauhkannya dari Adara.

"Gak ada apa kok, kita ke sana yuk kayaknya disana pemandangannya bakal lebih bagus deh" ujar Gibran menunjuk kebun teh yang diberitahu oleh Adara.

Mereka berdua pun pergi ke kebun teh yang kebetulan sedang banyak warga yang memanen daun teh. Gibran kembali memotret kebun teh itu sesekali dia juga memotret warga yang tengah memetik daun teh.

Adara dan Gibran berjalan menyusuri kebun teh itu.

"Sore neng Adara" sapa salah satu warga yang tengah memetik daun teh dan tersenyum.

"Sore bu" jawab Adara sopan.

Gibran kembali fokus kepada kameranya, dia kembali sesekali memotret Adara yang berada didepannya itu.

"Eh neng Adara, kapan nyampek sini?" sapa satu lagi warga disana.

"Baru tadi pagi bu" jawab Adara.

"Neng Adara sama bapak dan ibu kesini?" tanya ibu itu.

"Enggak bu sama temen temen, sengaja liburan"

Gibran yang melihat kebersamaan itu dia memotret Adara yang sesekali tertawa ditengah percakapan mereka berdua.

"Neng Adara makin cantik aja" puji ibu itu.

"Ah ibu bisa aja, saya masih sama kok seperti dulu" balas Adara tersenyum malu.

"Nak Kana gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik bu" jawab Adara.

Adara melihat lihat dan mencari Gibran yang tepat dibelakangnya tengah memotret dirinya.

"Lo dari tadi ngefoto gue?" tanya Adara.

"Dih ge-er lo! Orang dari tadi gue ngefoto ibunya, soalnya ibunya cantik banget" ujar Gibran yang berjalan kearah mereka berdua.

"Aden bisa aja" ujar ibu itu.

"Coba sini gue lihat, lo pasti ngefoto gue kan?" Adara ingin mengambil pakas kamera yang ada ditangan Gibran.

"Apaan sih gak ada" Gibran berusaha menahan kameranya agar tidak diambil oleh Adara kalau tidak dia akan menghapus semua foto yang sudah dirinya ambil dari tadi.

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang