32 - Lamaran

2K 224 1
                                    

Setelah acara pernikahan selesai, semua keluarga duduk disatu ruangan karna Argantara ingin membicarakan sesuatu.

"El aku ingin membicarakan sesuatu tentang anak anak kita" seru Argantara.

"Apa Arga?" tanya Elgantara.

"Anak anak kita sudah besar, mereka sudah pantas untuk berkeluarga. Aku gak mau ada halangan lagi untuk anak anak kita. Jadi, aku mau melamar Adara untuk anakku Gibran" seru Argantara membuat semua orang disana kaget.

Sedangkan Adara dan Gibran hanya tersenyum saja mendengar ucapan Argantara tadi.

"Aku setuju Arga, karna mungkin cucu aku Kana lebih membutuhkan seorang Ayah" ucap Elgantara.

"Gimana kamu setuju Adara?" tanya Melinda.

Adara tersenyum dan mengangguk mantap. "Saya setuju Tante"

"Horeee Om Ayah jadi Ayah benerannya Kana" girang Arkana yang duduk dipangkuan Rahsya.

"Seneng Kana punya Ayah baru?" tanya Naura.

"Seneng dong Tante, apalagi Ayahnya itu Om Ayah Kana seneng banget" girang Arkana.

"Untuk pernikahannya mungkin kita adakan minggu depan?" tanya Argantara.

"Lebih cepat lebih baik Arga" balas Elgantara.

Semua masih berunding tentang pernikahan Gibran dan Adara minggu depan. Arkana dia sangat bahagia karena dia akan mempunyai Ayah baru.

......

Pagi yang cerah, pagi pagi sekali Andryan datang kerumah Kimberly dan membuat nasi goreng untuk sarapan pagi Kimberly.

"Pagi Ily" sapa Andryan saat Kimberly turun dari anak tangga.

"Lo kapan dateng?" tanya Kimberly.

"Tadi subuh, nih gue bikin lo nasi goreng dimakan yah" seru Andryan.

"Thanks Dryan" Kimberly duduk dan memakan nasi goreng buatan Andryan itu.

"Gue hari ini pergi kekantor Papa lo untuk menggantikan semua pekerjaan Om Gilang" ujar Andryan.

"Ohw gitu, yah udah sana gih"

"Tapi lo tetep dirumah jangan kemana kemana, mungkin nanti gue pulang malem dan kunci dibawa gue" seru Andryan.

"Tapi Dryan gue ada janji sama temen hari ini" ucap Kimberly.

"Buat mabok lagi, iya?" Andryan menatap Kimberly.

"Ily, lo itu tanggung jawab gue selama Om Gilang belum pulang. Apa yang lo lakukan harus berada di pantauan gue" lanjutnya.

"Enggak! Mana ada gue mabok, gue gak mabok" elak Kimberly.

"Terserah lo deh Ily, tapi yang penting lo tetep dirumah dan jangan kemana mana pintu gue kunci dari luar!" tegas Andryan.

Kimberly berhenti makan, dia berdiri dan langsung pergi ke kamarnya.

"Ily, Kimberly" panggil Andryan tapi tak dihiraukan olehnya.

"Gue lakuin ini semua demi kebaikan lo Ily, karna gue sayang sama lo gue gak mau lo terjerumus lebih dalam lagi" gumam Andryan.

Dia membereskan piring sisa makanan Kimberly, setelah itu dia pergi kekantor dan mengunci Kimberly dari luar.

"Maafin gue Ily, gue harus ngelakuin ini sama lo. Lo sekarang tanggung jawab gue sebelum Om Gilang pulang" seru Andryan dalam hati dan dia pun langsung pergi menancapkan gasnya.

.....

Persiapan untuk minggu depan sudah dimulai dari dekorasi, ketring, undangan, penghulu, rias pengantin sudah mulai disiapkan dari sekarang.

Adara dan Gibran keluar dari kantor MUA yang akan memegang acara pernikahan mereka.

"Aku udah gak sabar minggu depan deh" seru Gibran memegang tangan Adara.

"Emangnya kamu siap jadi Ayah buat Kana?" tanya Adara.

"Siap lah, InsyaAllah aku siap lahir batin menjadi Ayah sambung buat Kana" jawab Gibran mantap.

"Makasih yah sayang, kamu udah mau sama aku yang kayak gini" seru Adara mengelus pipi Gibran.

"Kayak gini gimana hm?" Gibran mencubit hidung mancung pacarnya itu yang lebih tepatnya sekarang adalah tunangannya. "Aku gak peduli dengan status kamu yang sekarang, yang aku pedulikan adalah aku sayang sama kamu itu tulus tanpa alasan" lanjut Gibran.

"Aku juga sayang sama kamu tulus" balas Adara.

Gibran mendekat ke pipi Adara seperti ingin menciumnya. Tetapi dengan cepat Adara menyingkir dan tertawa setelah itu.

"Kok kamu ngehindar sih?" Gibran cemberut karena Adara menghindar dari dirinya.

"Eits mau ngapain kamu?" tanya Adara.

"Cium lah emang apa lagi" jawab Gibran.

"Belum muhrim Gibran, tunggu sabar masih minggu depan" ucap Adara lembut.

"Ihh sekali aja yah, sekali aja" mohon Gibran.

"Gak ada! Gak ada sekali sekali" Adara berjalan kearah pintu mobil samping setir.

"Sekali doang" Gibran cemberut.

"Gak ada! Udah ayo masuk, kita masih harus buat undangan" Adara dia pun masuk terlebih dahulu.

Gibran menghela nafas. "Sabar Gib sabar, masih minggu depan" gumam Gibran mengelus dadanya untuk bersabar.

Gibran pun menyusul Adara masuk dan melanjutkan untuk membuat undangan dan diberikan kesemua tamu undangan untuk minggu depan.

......

Pada gak sabar yah? Makanya pantau terus cerita aku.

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang