44 - Rencana Pertama Yang Gagal

2K 176 0
                                    

Naura, dia berjalan bukan ke arah dapur melainkan kekamar. Dia duduk disamping kasur dan mengeluarkan semua tangisannya disana.

"Tuhan, apa salahku? Sampai sampai engkau tidak mempercayai ku untuk menjaga titipan mu" ucap Naura di sela tangisnya.

"Sudah ku usahakan dengan berbagai cara, tapi engkau masih belum mempercayai ku. Aku ingin seperti Adara yang mempunyai anak, aku ingin seperti dia"

Rahsya yang mendengar itu dari luar hatinya terasa sakit. Ternyata selama ini Naura memendamnya sendiri. Dia membuka pintu yang sedikit terbuka itu dan berjalan kearah Naura lalu duduk disampingnya.

"Sayang" panggilnya lembut.

"Asya" Naura kaget melihat Rahsya berada disampingnya, dengan cepat dia menghapus air matanya itu.

"Ngapain kamu disini? Kenapa gak kumpul sama yang lain?" Naura mengalihkan pembicaraan agar Rahsya tidak curiga padanya.

"Cukup Ura, jangan kamu tutupin sakit itu sendiri. Aku ini suami kamu, kamu harusnya membagi sakit itu denganku" ujar Rahsya.

"Maksud kamu apa sih sayang" Naura mengelak.

"Kamu ingin seperti Adara?" tanya Rahsya.

Naura tak menjawab, dia kembali menangis.

Rahsya mengambil tangan Naura dan digenggamnya. "Ura. Aku tau kamu ingin mempunyai anak, aku juga ingin itu. Tapi, Tuhan masih belum mempercayai kita untuk menjaga titipannya itu. Mungkin kita harus masih belajar bagaimana jadi orang tua yang baik nantinya. Tuhan masih baik sama kita Ura, dia memberi kita waktu untuk belajar menjaga dan mendidik anugerah-Nya nanti" Rahsya menenangkan Naura.

"Kamu bener Asya, seharusnya aku tidak boleh egois dan memaksa Tuhan memberikan apa yang aku mau" balas Naura yang mulai sedikit tenang dengan penjelasan Rahsya.

Rahsya tersenyum. " Tugas kita hanya berdoa sama Tuhan dan jangan pernah berhenti"

Naura mengangguk. "Maafin aku yah yang terlalu egois ini"

"Kamu gak salah sayang, kamu gak harus minta maaf" ucap Rahsya tersenyum.

"Kita balik ke yang lain? Pasti mereka nyari kita" lanjut Rahsya.

Naura mengangguk. Mereka pun kembali ke ruang keluarga, tapi sebelum berkumpul Naura mengambil minuman dan susu pesenan Arkana tadi.

.....

SATU BULAN KEMUDIAN

Kandungan Adara kini sudah masuk satu bulan satu minggu. Aktifitasnya sudah mulai kembali, Adara ngotot untuk tetap kerja karna dia merasa bosan jika tetap dirumah saja.

Sedangkan Naura dan Violeta, mereka tengah mengandung anak pertamanya. Usia kandungan Naura sudah memasuki tiga minggu, sedangkan Violeta dua minggu. Doa yang setiap hari Naura panjatkan kini membuahkan hasil. Tuhan akhirnya mengabulkan do'anya dan menitipkan anugerah-Nya di rahimnya.

Kimberly? Jika ada yang bertanya dimana dia, dia tengah mengusun strategi untuk menjalankan rencananya.

"Gue udah tau cara untuk membuat Gibran kembali sama gue lagi" Kimberly tersenyum licik kepada kaca dikamarnya itu.

"Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku Gibran!"

......

Siang ini Arkana pulang lebih awal, karna guru guru ingin melaksanakan rapat. Arkana menunggu jemputan didepan gerbang sekolahnya.

"Aduuhh gimana yah mau ngasih tau Pak Anto untuk jemput Kana" gumam Arkana, Pak Anto itu supir pribadi.

Satu mobil hitam berhenti didepan Arkana. Pemiliknya turun dan menghampiri Arkana.

"Kamu Kana kan?" tanyanya.

"Iyh. Tante kok tau?" tanya balik Arkana.

"Tau dong, kan Tante ini sahabat baiknya Ayah kamu"

Yah Kimberly, rencana pertama yang akan ia lakukan.

Arkana hanya mengangguk saja. "Kana belum dijemput?" tanya lembut Kimberly.

Arkana menggeleng. "Belum"

"Mau Tante anter?" tawar Kimberly.

Arkana tampak berfikir, dia memikirkan perkataan Bunda nya yang menyuruhnya untuk tidak percaya kepada orang yang baru dikenal.

Arkana menggeleng. "Enggak Tante" tolak Arkana.

"Tante anter kamu sampai rumah" Kimberly memegang tangan Arkana, seperti ingin memaksanya.

"Gak mau Tante, Kana mau nunggu Pak Anto" tolak Arkana lagi.

"Ayo ikut Tante" Kimberly menarik tangan Arkana.

Arkana menarik kembali tangannya agar tidak ikut dengan Kimberly. "Gak mau Tante"

"Ayo ikut!" Kimberly menegaskan ucapannya.

"Gak mau!"

"Ikut!"

"Gak mau! Tolong tolong" teriak Arkana.

"Shutt! Jangan teriak"

Mobil yang baru saja lewat ia memberhentikan mobilnya di depan dua orang itu. Dengan cepat sang pemilik turun dari mobilnya.

"Woyy!" teriaknya berdiri tak jauh dari mereka berdua.

"Lepasin Kana"

"Om Irsyaad" teriak Arkana.

Yah orang itu Irsyad yang kebetulan selesai melakukan meeting disekitar sekolah Arkana.

"Sialan kenapa harus ada dia sih!" gumam Kimberly melihat Irsyad.

Saat Kimberly fokus melihat Irsyad , Arkana menggigit tangan Kimberly dan membuatnya melepaskan genggamannya ditangan Arkana.

"Aawwsshh" ringis Kimberly.

Irsyad berjalan kearah mereka, sedangkan Arkana berlari kearah Irsyad dan ngumpet dibelakang tubuh Irsyad.

"Ngapain lo ajak paksa Kana?" tanya Irsyad.

"Om, Tante itu mau bawa Kana pergi" seru Arkana dibelakang Irsyad dengan suara bergetar karna takut.

"Gue cuma mau minjem Kana sebentar doang kok" jawab Kimberly.

"Minjem? Lo kira dia barang. Gue lihat tadi lo paksa dia kan? Lo mau culik Kana?" tanya Irsyad membuat Kimberly membulatkan matanya.

"Sialan! Kenapa dia tau rencana gue sih, dengan Arkana gue bisa tuker dia dengan Gibran" gumamnya dalam hati.

"L-lo jangan nuduh sembarangan. Mana ada gue mau culik dia, gak ada" Kimberly beralibi.

"Terus kalau gak mau nyulik, kenapa lo paksa dia? Kalau anaknya gak mau jangan dipaksa"

"G-gue cuma mau nganterin dia pulang"

"Alasan lo! Awas lo kalau sampai lo sentuh Kana, lo berurusan sama gue!" ancam Irsyad.

Kimberly kesal, rencana pertamanya kini gagal karna Irsyad yang mengagalkannya. Kimberly kembali masuk kemobilnya dengan kesal dan melajukannya dengan kencang. Sedangkan Irsyad menenangkan Arkana yang mungkin ketakutan.

"Kana jangan takut lagi yah ada Om Irsyad disini"  seru Irsyad mensejajarkan tingginya dengan Arkana.

"Kana takut sama Tante jahat itu" balas Arkana.

"Dia udah pergi, dia gak akan ganggu kamu lagi" ucap Irsyad dan diangguki oleh Arkana.

"Kana udah pulang?" tanya Irsyad.

"Udah Om, tapi Pak Anto belum jemput aku" jawab Arkana.

"Yah udah, gimana kalau Om yang anter Kana pulang?"

Arkana mengangguk. "Mau Om mau"

Irsyad berdiri. "Ayo kalau gitu kita pulang"

Mereka berdua berjalan kemobil Irsyad dan memasukinya. Setelah itu, Irsyad menyalakan mobilnya dan pergi dari sekolah lalu pulang kerumah Arkana.

......

Gaje? Maklum lah orang biasa gak bisa sempurna😌.

Next?

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang