Adara, Rahsya dan Gibran kini tiba di sekolah Arkana tepat saat Arkana keluar dari gerbang sekolahnya.
"Bundaaa" teriak Arkana dan berlari menuju Adara.
Adara berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Arkana dan memeluknya saat Arkana sampai didepannya.
"Gimana sekolahnya sayang?" tanya Adara melepas pelukannya.
"Baik Bunda. Kata Bu guru, 2 minggu lagi akan ada acara pensi sekolah" jawab Arkana.
"Terus?" tanya Adara lembut.
"Kata Bu guru lagi, orang tua murid juga diundang Ayah Ibunya boleh datang semua pun boleh" jelas Arkana sendu.
Adara yang mendengar itu lantas menoleh ke arah Rahsya. Rahsya yang paham akan itu, dia langsung mensejajarkan dirinya dengan Arkana.
"Nanti biar Om sama Bunda yang datang yah" ujar Rahsya.
"Tapi Kana mau Ayah" balas Arkana.
Adara yang mendengar itu dia menahan air matanya untuk tidak jatuh didepan Arkana.
"Iyah sama Ayah, Bunda bakal datang sama Ayah" ujar Adara serak akibat menahan tangis.
Rahsya melihat Adara, apa yang dia maksud? Bagaimana mungkin? Itulah pikirnya.
"Beneran Bunda? Bunda bakal datang sama Ayah?" tanya Arkana gembira.
"Iyh sayang, Bunda bakal datang sama Ayah"
"Yeeyyy" girang Arkana.
"Ternyata adeknya Rahsya udah punya anak" batin Gibran lalu ia bentukan senyum simpul dibibirnya.
Arkana melihat Gibran berada di samping Rahsya. "Bunda, dia siapa?" tanya Arakana menunjuk Gibran.
Gibran, dia berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Arkana. "Hai, kenalin nama Om, Om Gibran"
"Kalau nama kamu siapa?" tanyanya.
"Nama aku Arkana Om, Om bisa manggil aku Kana" jawab Arkana.
"Bagus namanya, mau berteman sama Om?" Tanya Gibran menjulurkan tangannya.
"Teman?" Tanya Arkana balik.
"Iyah teman, mau gak? Soalnya Om gak punya temen yang seperti kamu" jawab Gibram.
Arkana menautkan tangannya diatas tangan Gibran. "Mau Om, Kana mau jadi teman Om Gibran"
"Jadi sekarang kita teman?" Tanya Gibran.
Arkana mengangguk antusias. "Tos dulu" ujar Gibran bertos dengan Arkana.
Arkana menerima tosan dari Gibran. "Pinter" ujar Gibran.
Adara dan Rahsya yang melihat itu tersenyum, karena Arkana sudah melupakan masalah tadi.
"Bunda mau eskrim" pinta Arkana.
"Es krim? Mau Om beliin gak?" Tanya Gibran.
"Mau Om mau" jawab Arkana antusias.
"Kana gak boleh" sambung Adara.
"Gakpapa kok, cuma eskrim" balas Gibran.
"Yah udah kalau gitu, yuk jalan" ajak Rahsya.
Mereka berempat pun pergi meninggalkan sekolahnya Arkana, kini mereka menuju butik Adara setelah sebentar mampir ke mini market untuk membeli es krim.
.....
Mereka berempat tiba di butik milik Adara. Arkana sekarang posisinya tengah digendong oleh Gibran karena Arkana yang memintanya.
"Kana turun udah nyampe" suruh Adara.
"Iyh Bunda" balas Arkana dan Gibran pun menurunkannya.
"Eh tumben ramean ada apa ini?" Itu Violeta yang baru saja selesai makan siang diluar.
"Ini Vio dia Gibran, dia klien gue" jawab Adara.
"Ohw, Violeta" ucap Violeta memperkenalkan diri.
"Gibran" jawab Gibran.
"Apa bisa kita bahas sekarang?" Tanya Adara.
"Bisa" jawab Gibran.
"Kana sayang, kamu main sama Tante Vio dulu yah Bunda mau kerja" ujar Adara.
Arkana pun menurut, dia bermain dengan Violeta diluar butik sedangkan Gibran, Adara, dan Rahsya tengah membicarakan soal bahan bahan di butik milik Adara.
"Okeh kalau begitu, kamu bisa kirim besok?" Tanya Gibran.
"Bisa, saya usahakan bisa dikirim besok" jawab Adara.
"Okeh kalau begitu, makasih untuk kerja samanya" seru Gibran menjulurkan tangannya kedepan.
Adara membalas juluran itu. "Sama sama"
"Okeh kalau begitu, semoga kalian bisa bekerja sama dengan baik" ujar Rahsya.
"Bundaaa" teriak Arkana masuk kedalam butik.
"Kenapa sayang?" Tanya Adara.
"Es krimnya habis" jawab Arkana sedih.
"Kana mau es krim lagi?" Tanya Gibran.
"Mau Om" jawab Arkana tersenyum.
"Nanti Om beliin Kana es krim lagi" ucap Gibran.
"Kapan Om?" Tanya Arkana.
"Nanti tapi bukan sekarang, karena Om harus pergi ada kerjaan" balas Gibran.
"Tapi janji yah Om"
"Iyah janji"
"Yah udah kalau begitu, saya pamit dulu karena harus ada meeting sama klien" pamit Gibran.
"Kalau gitu gue anter" ucap Rahsya.
"Gak usah Sya" ujar Gibran.
"Kedepan doang" sahut Rahsya.
Rahsya pun mengantar Gibran keluar butik hingga mobil.
"Ganteng yah Dar, perhatian lagi sama Kana udah cocok tuh" goda Violeta.
"Apaan sih lo! Awas yah lo bahas itu lagi gaji lo gue potong!" Ancam Adara kepada sekertarisnya itu.
"Galak amat buk" balas Violeta.
"Terserah gue!"
"Kana punya Bunda galak banget, Tente takut yuk kabur" ucap Violeta membawa Arkana masuk kedalam ruangannya.
"Eh anak gue tuh mau dibawa kemana" teriak Adara.
"Pinjem bentar mau gue sandra" balas Violeta yang juga berteriak.
"Apaan sih rame banget?" Tanya Rahsya yang sudah kembali mengantar Gibran keluar.
"Noh ponakan lo diculik sama Violeta" jawab Adara dengan wajah yang kesal.
"Muka kusut amat, kenapa sih?" Tanya Rahsya.
"Itu tuh sih Vio, bilang Gibran ganteng, perhatian sama Kana, cocok sama gue, gimana gak kesel" jelas Adara.
"Bener kata Vio, Gibran tuh udah cocok jadi ayah buat Kana" balas Rahsya.
"Ah tau ah! Gak ada yang bener, cape gue" kesal Adara dan pergi kembali keruangannya.
"Gue cumu kasih saran woy!" Teriak Rahsya yang tak digubris oleh adeknya itu.
Rahsya melihat sekelilingnya, disana tidak ada siapa siapa hanya dia sendiri. "Lah kok cuma gue sendiri disini, mending balik ke kantor" gumamnya.
Tetapi saat ia melangkah telpon berbunyi dengan segera dia mengangkatnya.
"Halo" ucap Rahsya.
"Apa? Kamu sudah ada di bandara? Kenapa gak bilang kalau pulang?" Tanyanya kepada disebrang telpon.
"Okeh kamu tunggu disana aku jemput sekarang" ucap Rahsya dan langsung mematikan ponselnya.
Setelah telponnya terputus Rahsya langsung menuju bandara setelah diberi kabar bahwa seseorang yang menelponnya barusan sudah ada di bandara.
________
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]
Художественная прозаAdara Elgantara Prayoga, seorang singgle mom yang menjadi Ibu sekaligus sebagai Ayah untuk anak semata wayangnya. Dia beruntung memiliki keluarga yang terus membantunya membesarkan anaknya hingga dia besar kini. Trauma akan kehilangan terus menghan...