48 - Marah Yang Hanya Sebentar

1.7K 175 0
                                    

Gibran pulang larut malam, karena hari ini dia mengambil lembur. Setelah makan bersama tadi, dia kembali ke kantor tanpa mengganti baju terlebih dahulu karena ada meeting penting. Pintu dibuka olehnya, terdapat Adara yang masih belum tidur padahal jam menunjukkan pukul 22.00 malam dan sedangkan Arkana, dia sudah tertidur nyenyak di tengah tengah kasur mereka berdua.

"Sayang, kok belum tidur?" tanya Gibran berjalan kearah sofa dan duduk disamping Adara.

"Nungguin kamu" jawab Adara.

Gibran mengelus perut Adara dengan lembut. "Kamu sudah bobok nak? Kenapa Bunda kamu juga gak di ajak bobok? Udah mulai durhaka yah sekarang, padahal masih belum lahir loh"

Adara tertawa kecil. "Bunda nungguin Ayah pulang" jawab Adara dengan suara kecil seperti anak kecil.

Gibran tersenyum. "Aku mandi dulu yah, gerah banget soalnya"

Gibran berdiri dan membuka jasnya lalu di taro di rak cucian. Setelah itu dia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

Adara berdiri pelan pelan, dia berjalan kearah rak cucian dan mengambil jas milik Gibran. Adara mencium aroma parfum perempuan disana.

"Ini bukan aroma parfum gue, terus ini parfum siapa?" tanyanya kediri sendiri.

Terlihat bekas lipstik di kerah jas milik Gibran. Pikiran Adara sudah tidak karuan, dia tidak bisa berfikir positif saat ini.

Beberapa menit kemudian Gibran keluar dari kamar mandi dengan kaos oblong dan celana pendek warna hitam. Dia melihat Adara yang masih duduk disofa dengan memegang jas miliknya.

"Kenapa belum tidur sayang, ini udah malam loh" Gibran berjalan kearah Adara lalu berbaring dengan berbantal Paha Adara.

"Kenapa dengan jas aku?" Gibran menatap ke atas kewajah Adara yang menatap lurus kedepan.

"Kamu tadi habis darimana?" tanya Adara balik.

"Kerja sayang"

"Kerja atau jalan sama cewe lain?!" tanya Adara yang langsung tudepoin.

Gibran bangun dari tidurnya dan duduk disamping Adara.

"Kok kamu ngomong gitu?" tanya Gibran.

"Nih!" Adara memberikan jas itu kepada Gibran.

"Itu bukan parfum aku, disitu juga ada sisa lipstik!" lanjutnya.

Gibran mencium parfum di jasnya dan melihat sisa lipstik itu. Pikirannya kini mengarah kepada Kimberly yang ia temui tadi siang.

"Sialan! Kimberly kurang ajar, dia sisain lipstiknya di jas gue!" batinnya menggerutu.

"Aku bisa jelasin sayang" ujar Gibran.

"Harus dong! Harus dijelasin, aku butuh penjelasan!" ketus Adara.

Gibran menarik nafas panjang panjang, setelah itu dia mulai bercerita.

"Jadi. Tadi aku habis meeting, terus diperjalanan pulang kerumah saat kamu ngabarin kita mau makan bersama, aku gak sengaja mau nabrak perempuan. Yah udah aku turun deh buat minta maaf, eh pas aku turun ternyata perempuan itu adalah Kimberly te-"

"KIMBERLY!" Adara berdiri tiba tiba dari duduknya, Gibran pun juga ikut berdiri.

"Kamu ketemu Kimberly?!" tegas Adara.

"Sabar dulu, aku belum selesai jelaskannya. Iyh, emang tadi aku ketemu Kimberly tapi kan gak sengaja"

"Terus kenapa ada sisa lipstik di kerah jas kamu?"

"Tadi Kimberly tiba tiba peluk aku sambil nangis nangis. Yah aku kaget dong, aku gak tau kalau dia sisain lipstiknya di kerah jas aku" jelas Gibran.

"Kenapa kamu terima? Kan bisa kamu lepas, aku ini sedang hamil lo anak kamu" ujar Adara menunjuk perutnya yang buncit itu.

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang