53 - Menggugurkan Atau Mempertahankan?+Baikan

2K 194 0
                                    

*****

Di tempat berbeda, kini Andryan tengah duduk di kursi depan ruangan yang sedaritadi ia tatap. Ruangan tertutup yang selalu dia harapkan seseorang bisa keluar dari ruangan itu.

Tak lama kemudian, matanya berbinar kala melihat seorang wanita paruh baya dengan jas putih yang melekat ditubuhnya itu keluar. Andryan berdiri dan menghampiri dokter wanita itu.

"Keluarga pasien?" tanya dokter wanita itu.

"Saya dok, saya kakaknya" jawab Andryan.

"Bagaimana keadaan Kimberly dok?" lanjutnya lagi.

"Pasien sedikit syok, tadi terjadi pendarahan kecil. Untung saja pasien kuat dan tidak mengakibatkan yang fatal terhadap kandungannya" jelas dokter itu.

Degh!

Kandungan? Mendengar kalimat itu membuat Andryan syok, detak jantungnya berdetak kencang. Matanya ia kerjapkan beberapa kali.

"Ka-kandungan dok?" tanya Andryan terbata bata.

"Iya Mas, pasien tengah hamil. Usia kandungannya memasuki satu minggu, jadi pasien harus banyak banyak betres karena kehamilannya begitu sangat lemah" jelas dokter wanita itu.

Andryan tercekat, dia tidak bisa berkata-kata lagi. Ini semuanya serasa mimpi, seseorang yang ia cintai tengah mengandung? Seseorang yang selama ini ia jaga sekarang sudah dirusak oleh laki-laki tidak bertanggungjawab? Andryan bingung harus merespon seperti apa sekarang, bahagia? Rasanya tidak, hatinya begitu sakit kala mendengar penjelasan dari sang dokter.

"Mas, Masnya gakpapa?" dokter itu bersuara ketika melihat Andryan hanya diam saja.

"Sa-saya baik baik saja dok, makasih. Apa boleh saya masuk?"

Dokter wanita itu pun mengangguk setuju, setelahnya dia berpamitan untuk memeriksa pasien lain. Selang lima menit kepergian dokter wanita itu, Andryan memberanikan dirinya untuk melihat keadaan Kimberly.

Ceklek!

Pintu dibuka olehnya, terlihat Kimberly masih menutup mata yang artinya dia masih belum sadar. Andryan berjalan mendekat dengan perlahan, tangannya bergetar, lidahnya tercekat, dia bingung harus bersikap seperti apa sekarang.

"Ily" lirih nya.

Andryan memegang tangan Kimberly, di usap lembut olehnya. Sesekali dia mencium tangan itu, tak lupa dia juga mengelus perut datar milik Kimberly.

"Kenapa bisa jadi seperti ini Ily? Maaf, gue terlalu egois akan perasaan gue sampai sampai gue teledor menjaga orang yang paling gue cintai" gumamnya mengelus puncak rambut milik Kimberly.

"Gue egois Ily, Maafin gue. Seharusnya kemaren gue gak memutuskan persahabatan kita, ternyata jauh dari lo lebih menyiksa daripada melihat elo mencintai orang lain" Andryan mengusap pipi Kimberly dengan lembut.

"Kemaren rasanya gue hampir gila berperang dengan isi kepala gue. Pergi ninggalin elo memang bukan keputusan yang terbaik, gue masih mau sama-sama elo seterusnya, meskipun gue gak pernah ada dihati lo" lanjutnya menundukkan wajahnya.

Tangan yang Andryan genggam kini bergerak sedikit demi sedikit, dia langsung mendongakkan wajahnya guna melihat Kimberly.

"Izam" suara Kimberly begitu lirih.

Sangat menyakitkan bagi Andryan kala mendengar nama Nizam yang pertama kali Kimberly panggil. Tetapi dia menghiraukan itu, dia terus menatap wajah Kimberly yang dengan perlahan membuka matanya.

"Ily" seru Andryan saat Kimberly sudah sadar.

"Dryan" sahut Kimberly lirih.

"Ada yang sakit hm?" Andryan menggenggam erat tangan Kimberly dan mengelusnya lembut.

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang