18 - Trauma

2.2K 207 2
                                    

Pukul 18.00

Cuaca puncak sangat nyaman meskipun malam dipuncak sangat dingin dan mengharuskan orang untuk memakai jaket jika ingin keluar.

Seperti pembicaraan tadi siang, mereka malam ini akan melakukan barbeque di taman vila. Peralatan panggang sudah tersedia, tenda dan tikar sudah terpasang semuanya.

"Nau, Adara masih belum bangun?" tanya Gibran yang melihat Naura dan Violeta tanpa Adara keluar dari kamar.

"Udah kok, udah dari tadi dia bangun" jawab Naura.

"Gimana sama kakinya?" tanya Gibran lagi.

"Udah mendingan, tadi bi Asih manggil tukang urut buat mijit kakinya Adara" balas Violeta.

"Syukur deh kalau gitu" Gibran menghela nafas setelah mengetahui semuanya.

"Kayaknya wajah lo cemas banget? Kenapa sih? Takut Adara kenapa kenapa?" tanya Irsyad.

"Iya gue khawatir banget, karna gue dia jadi gini" seru Gibran.

"Adara gakpapa kok, bentar lagi dia gabung sama kita" sambung Naura.

"Yah udah yuk kita keluar, biar nanti Adara nyusul keluar" ujar Rahsya.

Irsyad,  Naura, Violeta setuju dengan ucapan Rahsya tapi tidak dengan Gibran.

"Gue tunggu Adara disini, nanti kita nyusul kedepan" ujar Gibran.

"Yah udah kalau gitu" seru Irsyad.

Mereka bertiga pun pergi kedepan sedangkan Gibran menunggu Adara di ruang tengah.

Pintu kamar terbuka, terlihat Adara yang sedikit pincang itu keluar. Gibran yang melihat itu dia langsung menghampiri Adara dan membantunya berjalan.

"Masih sakit yah kakinya?" tanya Gibran memegang tangan Adara.

"Udah lumayan kok, kenapa lo gak gabung sama yang lain?" tanya Adara.

"Gue nungguin lo, gue takut lo kenapa kenapa" seru Gibran.

Adara menatap Gibran dengan tatapan lekat. "Kenapa lo ngeliatin gue kayak gitu banget?" tanya Gibran.

"Ha? Eee- enggak gakpapa kok, yah udah yuk gabung sama mereka" ujar Adara.

Gibran pun setuju, dia memegang tangan Adara dan berjalan secara perlahan menuju depan. Sesampainya disana, Adara duduk dibangku yang sudah disiapkan.

Naura dan Violeta tengah memasak sosis untuk semua orang, sedangkan yang laki laki membakar jagung yang sudah mereka beli tadi.

"Gue boleh bantu gak?" tanya Adara.

"Lo duduk disitu aja, nanti lo cuma makan aja oke" seru Gibran.

Setelah hampir setengah jam, akhirnya mereka selesai juga. Semua masakan dihidangkan di tikar, Adara berusaha duduk dibawah dan dibantu oleh Gibran.

"Nih buat lo" ujar Gibran memberikan piring berisi dua sosis dan dua jagung bakar.

"Banyak banget Gib, satu aja udah cukup" seru Adara.

"Udah lo makan aja" ujar Rahsya.

"Itu Gibran khusus bikinin buat lo" ucap Irsyad.

"Lebay lo! Enggak itu sama kok kayak yang lain" seru Gibran.

Adara pun memakannya, semua pun menyantap makanan itu sembari merasakan sejuknya angin malam dan bintang bintang cantik diatas sana.

.....

Semua makanan sudah habis dimakan, mereka pun semua kembali masuk kedalam vila karena dingin diluar sana tidak memungkinkan untuk tetap diluar.

"Dar, lo udah ngabarin Arkana?" tanya Gibran.

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang