13 - Om Ayah?

2.8K 255 17
                                    

Jam menunjukkan pukul 06.30 hari ini tepat dimana acara sekolah Arkana diadakan. Entah karna apa, Arkana hari ini bangun lebih pagi dari sebelumnya.

"Bunda ayo cepetan!"

Adara tengah memakaikan Arkana baju. "Sabar sayang ini masih pagi"

"Sudah" Adara selesai memakaikan putranya baju.

"Justru itu Bunda" ujar Arkana turun dari atas kasurnya.

"Kana udah gak sabar, Kana mau cepet cepet ketemu Ayah" lanjut Arkana berlari keluar kamarnya.

"Kana" teriak Adara namun tak dihiraukan oleh Arkana.

Adara sedikit mengingat, bahwa dirinya telah berjanji akan membawa Ayahnya keacara Arkana hari ini.

Adara turun dari anak tangga, dan berkumpul di ruang tamu.

"Ponakan Om ganteng banget" puji Rahsya kepada Arkana.

"Tentu dong, karna hari ini Kana mau ketemu sama Ayah. Karna, Bunda udah janji sama Kana kalau dia akan ajak Ayah bukan Om Rahsya lagi" ucap Arkana membuat seisi ruangan terkejut.

"Kana tunggu di mobil yah Bunda" lanjutnya.

"Ini sayang tasnya" Adara memberikan tasnya lalu Arkana berlari keluar dan menunggu di mobil.

Setelah Arkana keluar, Renita menghampiri Adara yang berdiri tak jauh darinya.

"Apa bener yang Kana bilang Dar?" tanya Renita.

Adara menunduk, dia tak berani menjawab dia hanya menganggukan kepalanya saja.

"Kenapa kamu bilang seperti itu? Bukannya itu mustahil untuk membawa Rangga di acaranya hari ini? Kan kamu tau sendiri, Rangga sudah meninggal 5 tahun yang lalu apa kamu ingat itu?!"

Deg!

Serasa hati Adara dihujam beberapa jarum dan membuat hatinya berlobang kembali. Ucapan sang Mama mampu membuat Adara mengingat kejadian 5 tahun dimana dia harus kehilangan suami sekaligus Ayah bagi Arkana.

Tak terasa air mata Adara menetes setelah mengingat kejadian itu.

"Adara tau Ma, Adara salah udah janji pada Kana. Tapi Adara juga capek Ma harus berbohong terus sama dia, Kana selalu menanyakan Ayahnya, dimana Ayah? Kemana Ayah? Kenapa Ayah gak pulang pulang? Adara capek terus berbohong sama dia, Adara terpaksa berjanji untuk membawa Ayahnya di acaranya hari ini" Adara menjelaskan semuanya dengan air mata yang kini sudah membasahi pipinya.

"Tapi itu gak mungkin Dar!"

"Adara tau Ma, Adara cuma mau menunjukkan kalau Kana juga punya Ayah seperti teman temannya yang lain, Adara gak tega mendengar dia terus di ejek karena dia gak punya Ayah" Adara sesegukan menahan air matanya.

Rahsya berdiri dari duduknya dan mendekati Adara. "Ma sudah, Rahsya nanti yang akan bicara sama Kana, Mama gak usah marah sama Adara dia gak salah Ma"

Elgantara menghampiri Renita. "Sudah Ma, biar mereka yang mengatasi masalah ini" Elgantara menenangkan Renita.

"Ayo kita ke kamar saja, biarkan mereka jalan ke acara Kana, dia sudah lama nunggu didalam mobil"

Renita pun menurut, dia mengikuti apa kata Elgantara.

"Udah hapus air mata lo, nanti Kana balik lagi terus nanya apa yang mau lo jawab"

Adara pun menghapus air matanya dan benar saja Arkana kembali masuk kedalam rumah.

"Ayo Bunda Om, Kana udah mau telat ini" ucapnya yang berdiri di depan pintu.

"Iyh sayang ayo" Rahsya berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh Adara dibelakangnya sembari masih menghapus sisa sisa air matanya.

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang