42 - Bayi?

2.4K 202 2
                                    

Hari terus berlalu, semuanya masih berjalan seperti biasa tidak ada yang berubah. Minggu terus berganti minggu, semua orang sekarang sibuk dengan urusan mereka masing masing entah itu pekerjaan atau rumah tangga mereka.

Dua bulan sudah dijalani, tidak ada yang mencurigakan di hari hari sebelumnya. Kecemasan yang Gibran rasakan tidak terjadi apa apa, bahkan dia sama sekali tidak bertemu dengan Kimberly. Perkataan Andryan dua bulan yang lalu membuat Gibran berjaga jaga akan Kimberly, tapi sampai sekarang tidak ada tanda tanda Kimberly akan merebutnya atau menganggu Adara dan keluarga kecilnya itu.

Gibran, Adara dan Arkana kini sedang sarapan pagi. Seperti biasa, mereka selalu sarapan terlebih dahulu sebelum melakukan aktivas masing masing.

"Aden mau Bibi bikinin susu?" tanya Bi Asih kepada Arkana.

Arkana yang sibuk memakan roti itu, dia hanya mengangguk saja menjawab pertanyaan dari Bi Asih.

Setelah Arkana setuju, Bi Asih pun pergi kedapur untuk membuatkan Arkana susu.

"Kana hati hati sayang makan rotinya nanti selainya tumpah kebaju kamu" peringat Adara.

"Iyaw Bundaw" jawab Arkana yang mulutnya berisi roti.

Adara pun menyuap satu sendok nasi kemulutnya. Tetapi rasanya sangat tidak enak, perutnya rasanya ingin memuntahkan nasi itu. Dengan cepat Adara berlari kekamar mandi dan membuat Gibran bingung dengan tingkah Adara.

"Uwekk" Adara berlari ke kamar mandi.

"Sayang kamu kenapa?" tanya Gibran bingung.

"Ayah Bunda kenapa?" tanya Arkana juga.

"Ayah juga gak tau Bunda kamu kenapa, biar Ayah cek dulu yah kamu lanjutin makannya"

Gibran menyusul Adara kekamar mandi dan mengetuk pintunya.

"Dar, sayang kamu kenapa?" teriak Gibran dari luar.

"Uweekk"

Adara memuntahkan makanan yang ia makan tadi.

Mendengar Adara muntah, raut wajah Gibran panik dan khawatir.

"Dar kamu kenapa? Kamu muntah?"

"Uweekk... Aku gak tau Gib aku kenapa uweekk.... Rasanya aku pengen muntah"  jawab Adara dari dalam.

"Sayang buka pintunya"

"Uweekk"

Gibran panik, dia takut terjadi apa apa sama Adara. "Sayang buka pintunya dong"

Tak ada suara dari dalam, Gibran semakin panik dia takut jika Adara pingsan atau kenapa kenapa.

Ceklek!

Pintun terbuka, terlihat Adara keluar dengan wajah yang pucat dan lemas.

"Sayang kamu gakpapa?"  tanya Gibran panik.

"Rasanya aku mau mual" lirih Adara.

"Wajah kamu pucat banget, kamu istirahat yah" seru Gibran.

"Aku ada meeting Gib, penting" tolak Adara.

"Tapi lihat kamu sekarang. Wajah kamu pucat dan lemas, aku takut kamu kenapa kenapa"

"Aku gakpapa Gib, mungkin cuma masuk angin aja. Pliss Gib izinin aku yah, ini meeting besar aku bersama investor dari Jepang" Adara membujuk Gibran agar mengizinkannya bekerja hari ini.

"Aku takut kamu kenapa kenapa sayang" Gibran memegang kedua tangan istrinya itu.

"Aku gakpapa sayang, mungkin cuma kecapean aja. Aku janji nanti selesai meeting aku sama Violeta kerumah sakit buat cek keadaan aku deh, tapi plisss izinin aku yaaa"

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang