09 - Jemput Adara dan Arkana

2.6K 250 12
                                    

Pukul 06.40

"Bunda ayo jalan Kana sudah mau telat" Arkana keluar dari rumah dan menghampiri Adara yang berdiri tepat disamping mobilnya itu.

"Sebentar sayang, mobil Bunda gak nyala" jawab Adara.

Rahsya keluar dari rumah dan melihat Adara sedang bingung. "Lo belom jalan nganter Kana?"

"Kayaknya mobil gue mogok deh Kak" Adara menoleh ke arah Rahsya.

"Gue nebeng sama lo yah"

"Iyh Om ayo, Kana udah mau telat" ucap Arkana menarik narik tangan Rahsya.

"Yah udah ayo masuk, nanti biar gue telfon orang bengkel buat benerin mobil lo"

Mereka bertiga pun masuk kedalam mobil. Setelah itu Rahsya langsung menancapkan gasnya menuju sekolah Arkana.

Setelah lima belas menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah Arkana. Sebelum turun, Arkana menyalami Bundanya dan juga Omnya itu dan lalu ia pun turun dari mobil.

"Dada Bunda, daa Om" Arkana melambaikan tangannya lalu masuk kedalam sekolah dengan berlari karena jam masuk tinggal lima menit lagi.

Setelah Arkana masuk, Rahsya pun menancapkan gasnya menuju butik Adara. Tak butuh waktu lama mereka pun sampai di butik Rahsya.

"Nanti lo jangan lupa jemput gue jam dua belas siang buat jemput Kana" ucap Adara sebelum turun dari mobil Kakanya itu.

"Iyh iyh gue pasti gak akan lupa, udah sono cepetan turun"

Adara pun turun dari mobil Rahsya, setelah itu Rahsya langsung menancapkan gasnya menuju kantornya.

Dua puluh menit perjalanan, akhirnya Rahsya sampai di kantor dan langsung disambut oleh Gibran yang menunggunya didepan pintu kantor.

"Gib? Kok lo ada disini?" tanyanya kepada Gibran.

"Tadi gue di telfon sama Papa, katanya ada proyek yang harus gue kerjakan dan bekerja sama dengan Elgantara entertainment" jawab Gibran.

"Ohw jadi Papa lo yang menjadi rekan bisnis gue untuk proyek ini?"

"Yah seperti itulah"

"Okeh kalau gitu kita langsung masuk dan membicarakan proyek yang akan kita kerjakan"

Mereka berdua pun masuk keruang meeting dan langsung membahas proyek yang akan mereka kerjakan.

.....

Pukul 11.40

Selama hampir tiga jam mereka berdua meeting diruang meeting. Setelah selesai tadi, Gibran membawa Rahsya ke kantor barunya hingga jam makan siang. Setelah makan siang sekitar jam 11.20 mereka kembali ke kantor Rahsya.

"Gimana hubungan lo sama si Kim?" tanya Rahsya.

"Yah gitu gitu aja, gue males sama dia banyak maunya"

Deeerrrttt deeerrrttt deeerrrttt

Ponsel Rahsya berbunyi dengan cepat dia langsung menerimanya karena Papanya yang menelfon.

"Iyah Pa?"

...

"Ohw oke kalau gitu Rahsya jalan sekarang"

...

"Papa mau jemput kesini? Ya udah Rahsya tunggu disini kalau gitu"

Rahsya pun menutup telfonnya sepihak. Setelah meletakkan kembali ponselnya ke saku jasnya, dia baru berpikir bahwa dia harus menjemput Adara untuk jemput Arkana.

"Astagfirullah gue lupa" Rahsya menepuk jidatnya.

"Kenapa? Lupa Apa?" tanya Gibran.

"Gue harus menjemput Adara karna dia mau jemput Kana. Sedangkan gue ada meeting mendadak sama Papa"

"Terus gimana?" tanya Gibran.

Rahsya sedikit berpikir, setelah dia mendapatkan ide, dia langsung menatap Gibran dengan lekat.

"Ngapain lo lihatin gue gitu amat" heran Gibran.

"Lo mau kan gantiin gue buat jemput Adara"

"Plisss mau yah?" Rahsya memohon.

"T-tapi Sya, kan lo yang janji kok jadi gue"

"Gue ada kerjaan mendadak Gib, plis yah lo mau kali ini aja"

Gibran tampak berfikir, disela sela Gibran berfikir suara notif di ponsel Rahsya berbunyi dan langsung dia melihatnya.

"Papa udah sampai, lo harus jemput Adara gak mau tau" Rahsya sibuk mengambil laptop dan memasukkannya kedalam tasnya.

"Lo pakek mobil gue aja. Oke, makasih ya Gib" Rahsya menepuk pundak Gibran dan langsung keluar dari ruangannya.

"Tapi gue belum bilang setuju Sya" Gibran berteriak namun tak ada jawaban dari luar.

Gibran mengambil kunci mobil Rahsya dan menatapnya. "Oke sekarang kita jalan" ujarnya lalu keluar dan langsung mengendarai mobil Rahsya menuju butik Adara.

.......

Nb : Sekedar memberitahu karakter Rahsya di cerita ini gak ada dingin dan collnya, kebanyakan tengilnya😭✋.

Next?

SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang