PERTENGKARAN

1.2K 21 0
                                    

"Kamu pikir aku mengharapkan pernikahan konyol ini, hah! tidak sama sekali, Keinara. Aku menikahimu karena sudah mengambil kesucianmu. Aku akan bertanggungjawab atas apa yang sudah aku lakukan. Dan aku berharap dirahimmu tidak tumbuh benihku, dengan begitu aku bisa menceraikanmu secepatnya. Ingat, kita menikah hanya status saja. Dan kamu tidak berhak ikut campur urusan pribadiku, ingat itu!" ucap Dave kesal, dia melangkah berjalan pergi meninggalkan Keinara sambil membanting pintu kamarnya.

Nenek Nina keluar dari kamarnya melihat Dave pergi melajukan mobilnya.

"Sudah tengah malam begini, mau kemana anak itu? Baru saja selesai pesta sudah kabur-kaburan meninggalkan istrinya sendirian. Dasar, Dave belum juga berubah, tetap saja keras kepala persis seperti almarhum Papinya. Semoga saja dia tidak pergi ke club lagi dengan wanita-wanita murahan itu. Aku harus menghubungi seseorang untuk mengikuti, Dave." gumam Nenek Nina kembali lagi masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya.

Nenek Nina menghubungi seseorang yang selalu membantunya mencari tahu tentang kelakuan cucunya di luar sana.

"Danang saya punya tugas untukmu. Ikuti cucu saya, dia baru saja pergi dari rumah dan pastikan jangan sampai dia menyentuh perempuan mana pun. Kalau kamu sudah menemukannya, paksa dia pulang. Kalau dia ngotot gak mau pulang, bilang sama dia kalau, Neneknya ini akan membongkar rahasianya kepada publik." ucap Nenek Nina dari balik telpon genggamnya yang memanfaatkan pernikahan Dave sebagai ancaman untuk Dave. Karena Dave dan Keinara tidak ingin pernikahan mereka diketahui publik.

Nenek Nina melakukan itu, agar Dave tidak menceraikan, Keinara. Ia sempat mendengar pertengkaran Dave dan Keinara yang menyebut kata perceraian.

Ancaman itu tidak berlaku untuk Dave saja. Tetapi untuk Keinara juga itu berlaku.

"Baik, bu. Saya akan segera mengikutinya." ucap Danang dari balik telpon genggamnya.

Keinara meringkuk di sudut tempat tidur. Ia benar-benar tidak menyangka di malam pernikahan mereka sudah terjadi pertengkaran antara dirinya dan Dave.

Pernikahan yang sangat lucu. Aku dan Dave memang tidak akan bisa akur. Aku juga berpikir yang sama seperti, Dave. Kalau aku tidak hamil sampai bulan depan, itu artinya aku tidak perlu melanjutkan pernikahan ini. Aku bisa bebas sebebas-bebasnya dan menjalankan rutinitasku dengan tenang. Tidak harus terperangkap lagi dengan si beruang kutub utara." gumam Keinara membuang napasnya kesal sambil meratapi dirinya.

Argh!!

"Kenapa aku bernasib sial seperti ini sih!" ucap Dave kesal memukul setir mobil meluapkan emosinya.

"Seharusnya pernikahan pertama dan terakhirku itu dengan seseorang yang aku cintai, bukan dengan beruang betina kutub utara itu!" gumamnya kesal sambil melajukan mobilnya membelah jalanan malam Jakarta.

Jalanan sudah terlihat mulai sunyi tidak seperti siang hari. Dave melajukan mobilnya tanpa tujuan, ia terus mengikuti arah tanpa menyadari kalau ada orang yang mengikutinya, karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri yang sedang kacau.

"Astaga, bensinku bisa habis kalau terus mutar-mutar seperti gasing mengikuti, pak bos." gumam Danang mengeluh orang suruhan Nenek Nina untuk mengikuti Dave.

Dave menghentikan mobilnya di atas jembatan yang sunyi. Ia keluar kemudian berteriak sekencang yang dia mau.

Argh!!

"Kenapa sampai sekarang aku belum menemukan, dia? Bersembunyi di bawah langit mana anak itu?" gumam Dave dengan pandangan kosong.

Ya, Dave sedang merindukan sahabat masa remajanya yang pindah ke luar kota yang ikut orang tuanya. Mereka berpisah saat masih berusia 15 tahun dan membuat sebuah janji untuk bertemu lagi. Tapi sampai mereka dewasa, temannya belum bisa datang menemui, Dave di Jakarta. Kini usia mereka sudah memasuki 22 tahun.

"Sial sial sial. Aku harus menemukan orang yang sudah menjebakku di kamar hotel itu, gara-gara dia hidupku berantakan!" ucap Dave merutuki dirinya yang sudah lalai saat dia bergabung bersama teman-temannya. Sampai dia tidak tahu, kalau salah satu diantara temannya sudah menjebaknya.

Entah atas dasar apa temannya itu menjebak Dave. Dan kebetulan Keinara juga sedang berkumpul bersama teman-teman kuliahnya di tempat yang sama dengan Dave.

Dave menengadahkan kepalanya kemudian berteriak kembali sekuat-kuatnya meluapkan emosi yang membuncah di benaknya.

Danang merekam semua apa yang Dave lakukan di atas jembatan itu, kemudian mengirimnya kepada Nenek Nina.

Nenek Nina yang sudah kembali tidur tidak mendengar ada pesan masuk di ponselnya. Sedangkan Keinara, sama sekali tidak peduli Dave pergi kemana. Meskipun statusnya sudah menjadi istri dari seorang Dave Abimanyu Prayata Salendra, namun ia tetap pada perjanjian yang sudah mereka buat sebelum menikah. Membebaskan Dave melakukan apa yang dia mau.

Keinara terlelap di sofa masih dengan gaun pengantinnya. Ia tidak membuka gaun itu karena terlalu sibuk memikirkan nasibnya sampai ia tidak bisa menahan kantuk lagi.

Ceklek!

Suara pintu kamar terbuka. Dave pulang sudah hampir subuh, ia melihat Keinara yang tidur di sofa dengan posisi duduk.

Daren menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur dengan posisi membelakangi Keinara yang tertidur di sofa kamar.

Jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi. Bias cahaya matahari masuk melalui celah jendela kamar. Keinara mengerjapkan kedua matanya karena merasa silau.

Astaga, jam berapa ini? Aku ada meeting pagi ini." ucap Keinara tergesa, dia bergegas ke kamar mandi membersihkan dirinya sampai terlupa mengunci pintu kamar mandinya.

"Jadi semalam aku tidur pakai gaun ini? Terus, Dave sudah pulang atau belum? Hah... ngapain juga aku harus memikirkan dia, mau pulang atau tidak itu urusan dia." gumam Keinara menggerutu kesal.

Perlahan Keinara membuka gaunnya. Namun, ia sedikit kesulitan. Dave yang baru saja bangun langsung menuju kamar mandi.

Keinara melihat Dave masuk ke dalam kamar mandi dengan bertelanjang dada.

"Aww ... Mau apa kamu?" pekik Keinara menutupi dadanya yang sebagian sudah terbuka.

"Nggak usah kamu tutupi lagi. Bukannya kita pernah melakukannya di kamar hotel? Jadi untuk apa lagi kamu menyembunyikannya dariku? Aku mau buang air kecil, jika kamu tidak mau melihatnya tutuplah matamu." ucap Dave menaikkan sudut bibirnya.

"Tapi waktu itu kita melakukan tanpa sadar. Kamu tetap tidak boleh melihatnya. Kamu keluar dulu, aku mau mandi." ucap Keinara mengusir Dave.

Keinara dan Dave bahkan tidak tahu, apakah mereka benar sudah melakukannya atau tidak. Tapi bercak darah itu yang membuat Keinara yakin kalau Dave sudah mengambil kesuciannya.

"Kamu lupa kalau ini kamar mandiku? Seharusnya kamu yang keluar." ucap Dave tetap bertahan sambil membuka boxer yang menutupi bawahnya.

"Kamu sangat menyebalkan!" ucap Keinara. Ia mengalah karena apa yang dikatakan Dave itu benar. Keinara keluar dengan melilitkan handuk di tubuhnya.

"bisaku pastikan kalau dia tidak akan bertahan denganku." gumam Dave sambil menyunggingkan senyumnya.

Keinara mondar-mandir di kamar menunggu Dave yang tidak kunjung keluar dari kamar mandi.

"Anak itu benar-benar sudah menguji kesabaranku! Apa sih maunya berlama-lama di dalam sana? Dia tidak tahu apa kalau aku sudah terlambat sampai di kantor." gumam Keinara gelisah.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang