TERTANGKAP BASAH

1K 15 0
                                    

     "Dave pingsan atau mabuk?" tanya Keinara pada dirinya sendiri yang masih berada di dalam mobilnya.

     "Mas, tolong bantu saya bawa orang ini ya." ucap Ayyasha kepada petugas keamanan hotel tersebut.

     "Baik, Mbak." jawab petugas keamanan hotel itu.

    Setelah selesai check-in, Ayyasha membawa Dave ke kamar yang sudah dia pesan.

    "Sepertinya ada yang tidak beres dengan, Dave. Apa aku tolong saja dia? Dan wanita tadi seperti tidak asing bagiku, tapi siapa ya." gumam Keinara mencoba mengingat wajah Ayyasha. Namun, dia tidak bisa mengingatnya.

    "Ah, kelamaan berpikir. Aku cari tahu saja apa yang mau dilakukan wanita itu kepada, Dave. Bagaimanapun, Dave sudah sah menjadi suamiku aku tidak mau, ada orang lain yang memanfaatkannya. Toh, kami baru saja menikah dan bagaimana kalau nanti aku hamil anaknya, aku nggak mau Dave juga menanam benih pada wanita lain. Karena aku tidak mau anakku nanti punya saudara di mana-mana." gumam Keinara lagi. Pikirannya berkeliaran entah kemana membayangkan Dave punya anak banyak dengan wanita lain.

     Keinara berjalan melangkah mendatangi resepsionis hotel.

     "Mbak, wanita yang tadi bersama laki-laki itu menginap di kamar nomor berapa ya?" tanya Keinara menyelidik.

     "Maaf Mbak, saya tidak bisa memberitahukannya, karena itu bagian privasi pengunjung hotel ini." jawab resepsionis dengan tegas.

     "Saya temannya wanita yang baru masuk tadi. Saya di suruh ngantar ini." ucap Keinara mengangkat sambil menunjukkan paperbag yang dia pegang.

     "Silahkan ditinggal di sini saja, Mbak biar saya yang mengantarnya." ucap resepsionis itu kepada Keinara dengan ramah.

     "Ini barangnya mahal, Mbak harganya ratusan juta kalau sampai lecet, Mbak mau ganti?" tanya Keinara mencoba berusaha mengalihkan petugas resepsionis hotel.

     Resepsionis itu diam sambil melihat Keinara.

  "Wanita ini penampilannya sangat modis, terlihat seperti orang kaya. Sepertinya ia beneran temannya wanita tadi. Ya sudahlah aku izinkan saja." batin resepsionis menatap wajah Keinara lekat.

     "Ayolah, Mbak saya juga harus pergi lagi. Waktu saya cuma sedikit. Kalau Mbak masih ragu, silahkan pegang kartu tanda pengenal saya. Sekarang kasih tahu dimana kamarnya." ucap Keinara mendesak tidak sabar.

     "Baiklah, saya akan memberitahunya. Mbak Ayyasha di lantai empat kamar 115." jawab resepsionis memberitahu.

     "Terima kasih ya, saya kesana dulu." ucap Keinara melenggang masuk ke dalam lift menuju lantai empat.

     Resepsionis itu menyuruh security untuk mengikuti Keinara, karena ia tidak percaya dengan Keinara yang mengaku sebagai temannya Ayyasha salah satu tamu yang menjadi langganan di hotel itu.

     "Pak, tolong ikuti wanita tadi, saya curiga kalau dia mau melakukan sesuatu di kamar 115 yang ada di lantai empat." perintah resepsionis hotel kepada petugas security hotel tersebut.

    "Baik, Bu saya akan mengikutinya, permisi." pamit security hotel bergegas mengikuti Keinara yang berjalan menuju lift khusus tamu hotel.

     Keinara merasa ada yang mengikutinya, ia tidak mempedulikan itu. Yang ia butuhkan saat ini adalah cepat sampai di kamar Dave dan wanita yang tadi membawanya.

    Di kamar hotel Ayyasha membaringkan Dave di atas tempat tidur. Satu persatu ia membukakan kancing kemeja Dave. Matanya takjub melihat tubuh Dave yang atletis. Dadanya di tumbuhi bulu-bulu halus membuat Ayyasha tidak sabar ingin menikmati tubuh Dave.

    Tangannya mengelus wajah Dave yang terlihat sangat polos saat tidur.

     "Tidur saja kamu terlihat sangat tampan, pantas saja banyak yang mengidolakanmu. Tapi aku tidak akan membiarkan siapapun yang menyentuhmu, kamu adalah milikku, Dave. Mari kita nikmati malam ini." ucap Ayyasha menjalankan aksinya, ia pun membuka pakaiannya satu persatu. Perlahan ia menaiki tubuh Dave memberi sentuhan lembut di sana.

      Tok! tok! tok!

     Suara ketukan pintu dari luar. Ayyasha berdecak kesal karena ada yang mengganggunya.

    "Permisi, mau mengantar makanan." ucap Keinara yang berdiri di ambang pintu.

     "Siapa sih? perasaan aku tidak pesan apa pun, buat rencanaku gagal saja. Awas saja kalau bukan beneran mengantar makanan." gerutu Ayyasha kesal.

    Ayyasha memakai bathrobe untuk menutupi tubuhnya yang sudah polos. Sedangkan tubuh Dave ia tutup pakai selimut hanya bagian wajahnya saja yang kelihatan.

     Ayyasha bergegas berjalan melangkah menuju pintu untuk melihat siapa yang mengganggunya, ia pun membuka pintu kamarnya, keningnya berkerut saat melihat seorang wanita yang berdiri di depan pintu.

      "Katanya mau mengantar makanan, mana makanannya." tanya Ayyasha ketus dengan wajah cemberut.

      Keinara bukan menjawab malah menyunggingkan senyumnya.

     "Dasar wanita murahan, minggir." ucap Keinara menyenggol lengan Ayyasha membuat Ayyasha naik pitam.

    "Apa maksudmu mengatakan saya wanita murahan? Emang kamu mengenal saya?" bentak Ayyasha menarik tangan Keinara dengan kasar.

     Keinara berbalik melihat Ayyasha dengan tatapan tajam.

       "Kalau bukan wanita murahan terus apa namanya? Saya datang ke sini mau menjemput sepupu saya yang sudah kamu bawa ke hotel ini! Kamu mau manfaatkan dia ya, karena kamu tahu dia seorang Ceo di Salendra Corp." ucap Keinara meninggikan suaranya.

     "Dave tidak punya sepupu, jadi kamu jangan mengaku sepupu dia. Kamu yang mau memanfaatkan dia, Dave itu milikku." jawab Ayyasha tidak terima.

     "Milikmu? Emang kalian sudah menikah makanya kamu berani mengatakan kalau, Dave adalah milikmu? Kalau iya, mana buktinya, aku ingin melihat bukti surat pernikahan kalian!" ucap Keinara tersenyum menyeringai.

    "Mana mungkin aku membawa bukti pernikahan kami. Ya, buktinya ada di rumah. Lagi pula apa hakmu menanyakan hal itu?" ucap Ayyasha membulatkan matanya lebar melihat Keinara yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya.

      "Kamu tadi tidak mendengar aku mengatakan apa? Dave itu sepupuku. Mana coba tanganmu, aku ingin lihat cincin pernikahan kalian yang melingkar di jari manismu.." ucap Keinara menarik paksa tangan Ayyasha.

       "Kamu apa-apaan sih." ucap Ayyasha mendelikkan matanya karena terkejut tidak senang dengan perlakuan Keinara.

     "Nggak ada buktinya bukan? Jadi jangan pernah mengaku sudah menikah dengan, Dave. Aku bisa menuntutmu karena sudah merencanakan sesuatu kepada, Dave. Awas, aku akan membawa Dave pulang!" ucap Keinara menghempaskan tangan Ayyasha dengan kasar karena menghalangi pintu masuk kamarnya.

     Ayyasha berdecak kesal karena rencananya gagal, ia juga tidak bisa menunjukkan bukti yang diminta wanita di depannya saat ini.

     "Jangan, biar aku yang mengantarnya pulang karena dia adalah pacarku." ucap Ayyasha naik ke atas tempat tidur memakaikan pakaian Dave.

     "Tadi mengaku istri sekarang mengaku pacar. Dasar penipu." ucap Keinara kesal, memutar bola matanya menatap sembarang arah kamar hotel.

     "Maaf ada apa ini?" tanya security yang mengikuti Keinara, ia masuk karena pintu kamar terbuka dan ia juga mendengar pertikaian antara Keinara dan Ayyasha.

    

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang