TERCIDUK

1K 18 0
                                    

"Maaf Ayyasha, aku tidak bisa menemanimu. Pekerjaanku tidak bisa di tunda lagi, jadi lebih baik kamu ajak temanmu yang lain saja!" ucap Dave datar.

Ayyasha memegang erat tangan Dave.

"Tapi aku maunya kamu yang menemaniku, Dave. Aku sudah janji sama teman-temanku untuk memperkenalkanmu dengan mereka. Pokoknya aku tidak mau tahu, kamu harus menemaniku! Kalau tidak mau menemaniku, aku akan tidur di kamarmu, sekarang!" ancam Ayyasha membulatkan matanya lebar.

"Ayyasha kamu memang temanku, tapi kamu tidak berhak mengancamku! jangan seperti anak kecil, aku tidak menyukai sifatmu seperti ini." ucap Dave sedikit meninggikan intonasi suaranya.

"Dave, kamu berubah sekarang. Kamu tidak biasanya menolak ajakanku, kenapa?" tanya Ayyasha geram.

"Aku sudah bilang, kalau aku harus menyelesaikan pekerjaanku, kamu bisa mendengarnya bukan?" jawab Dave kesal.

"Aku sudah tidak mengenalimu lagi Dave, kamu sudah berubah! Kamu jahat." ucap Ayyasha dengan mata berkaca-kaca.

Dave berdecak frustasi karena melihat Ayyasha menangis. Satu kelemahan Dave ia tidak bisa melihat wanita yang dekat dengannya menangis.

"Ok, aku akan menemanimu. Tapi aku tidak bisa berlama-lama menemanimu di pesta nanti, aku siap-siap dahulu." ucap Dave masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaiannya.

Dalam hatinya, Ayyasha tersenyum puas karena sudah berhasil meluluhkan Dave.

"Dave-Dave, aku akan membuat kamu jadi milikku selamanya. Tidak boleh ada wanita lain memilikimu kecuali aku." batin Ayyasha dengan tatapan menyeringai melihat Dave yang berlalu pergi dari hadapannya.

"Ayyasha sudah ya, Dave hanya kelelahan. Jadi belakangan ini dia mudah emosi, dan kamu tidak boleh memaksanya seperti tadi, bukan kamu tahu sendiri kalau, Dave itu tidak suka di paksa. Maafkan sikapnya yang tadi ya." ucap Nenek Nina mengelus bahu Ayyasha.

"Iya, Nek. Ayyasha juga mau minta maaf atas sikap, Ayyasha tadi. Ayyasha janji akan mengubah sikap manja ini." ucap Ayyasha memeluk Nenek Nina.

"Ayyasha harus tahu, bahwa Dave sudah menikah jadi dia tidak akan memaksa, Dave untuk mengikuti keinginannya lagi. Ayyasha memang baik, tapi aku tidak mau kalau dia terus mendekati Dave. Hubungan Dave dan Keinara bisa hancur." batin Nenek Nina mengangkat alisnya.

"Ayyasha ada yang ingin Nenek bicarakan denganmu. Kita ke ruang tamu sekarang ya, biar lebih enak mengobrolnya." ucap Nenek Nina mengajak.

"Ok, kebetulan sekali. Ayyasha juga ada yang mau dibicarakan." ucap Ayyasha menggandeng tangan Nenek Nina.

Dave yang sudah mengganti pakaiannya, keluar dari kamar menuruni anak tangga. Ia melihat Nenek Nina sedang bicara serius dengan Ayyasha.

"Ayyasha, Nenek harus mengatakan ini karena Nenek tidak mau terlambat menyampaikannya sama kamu. Sebenarnya Dave itu _" Nenek Nina menggantungkan kalimatnya karena Dave tiba-tiba memanggilnya.

"Nek, jangan kasih tahu Ayyasha apapun tentangku. Aku tidak suka jika privasiku diketahui semua orang." ucap Dave mengingatkan.

Ayyasha mengerutkan keningnya mendengar penegasan dari Dave.

Di dalam mobil, Dave fokus mengemudikan mobilnya.

"Apa maksud Nenek mau memberitahu, Ayyasha tentang pernikahanku dengan, Keinara?" tanya Dave, dalam hatinya.

"Dave malam ini kamu terlihat sangat tampan. Teman-temanku pasti akan memuji ketampananmu ini. Aku bangga menjadi bagian dalam hidupmu." ucap Ayyasha memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Maksudmu apa mengatakan bagian dalam hidupku?" tanya Dave menaikkan alisnya, namun pandangannya tetap fokus ke depan.

"Ya maksud aku, bangga menjadi temanmu. Bukankah teman itu bagian dalam hidup? kalau tidak ada teman tidak akan seru." jawab Ayyasha tersenyum kikuk.

"Kapan ya, Dave akan peka dengan perasaanku. Dia nggak tahu apa kalau aku sudah lama jatuh cinta sama dia. Makanya jangan terlalu lama jadi manusia dingin, sampai-sampai tidak menyadari kalau temannya ini memiliki perasaan yang khusus untuknya. Sampai-sampai aku mengabaikan orang yang melamarku karena menunggunya." batin Ayyasha, diam-diam dia mengagumi sosok Dave dan akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya.

Mereka melewati kantor Lexie Group, Dave melihat dari luar, kantor itu sudah sunyi. tapi di tempat parkir ada dua kendaraan satu mobil dan motor sport. Mobil itu milik Keinara sedangkan motor itu milik Jonathan.

Dave menghentikan mobilnya, ia melihat ada satu ruangan yang lampunya masih menyala. Ia bisa menerka kalau itu adalah ruangan Keinara karena tadi sore ia hampir masuk ke ruangan itu dan ruangan itu ada di lantai tujuh.

"Dave, kenapa kamu berhenti di sini?" tanya Ayyasha heran memandang ke arah Dave yang duduk di depan kemudinya.

"Tunggu di sini sebentar ya, tiba-tiba perutku sakit aku mau numpang ke kamar mandi sebentar." ucap Dave bergegas turun dari mobilnya.

Ayyasha semakin penasaran dibuat Dave. Tapi ia memilih untuk tetap diam di mobil.

Setelah mendapat izin dari security, Dave diantar security masuk ke dalam untuk menggunakan kamar mandi di dalam perusahaan karena kamar mandi di pos security dalam perbaikan.

Dave mengelabui security agar bisa masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai tujuh, dan Dave pun berhasil masuk ke dalam lift. Ia sampai di lantai 7 dengan sangat penasaran, Dave membuka pintu ruang kerja Keinara.

Jonathan memposisikan dirinya di belakang Keinara, Jonathan sengaja menempelkan tubuhnya agar bisa menghirup aroma wangi tubuh Keinara.

Ceklek!

Suara pintu terbuka, Keinara dan Jonathan melihat bersamaan siapa yang datang.

"Pak Dave, kenapa bisa ada di sini? bukannya meeting tadi siang sudah selesai?" tanya Jonathan mengerutkan keningnya, dia sangat terkejut dengan kehadiran Dave yang jelas bukan karyawan dari perusahaan tempatnya bekerja.

Keinara langsung menelpon security.

"Kenapa kalian membiarkan orang lain masuk ke kantor malam begini? Kalian semua masih mau bekerja di sini atau tidak!" ucap Keinara tegas dengan intonasi suara yang sedikit tinggi.

"Bu Keinara tidak usah marah kepada security. Saya datang ke sini hanya mau memastikan seseorang apakah dia masih di kantornya atau sudah pulang. Saya permisi dulu ya, maaf sudah mengganggu kalian." ucap Dave menutup kembali pintu ruang kerja Keinara.

"Dia pasti sengaja datang kesini biar semua orang tahu kalau kami sudah menikah. Mau tidak mau aku harus pulang sekarang, sebelum manusia dingin itu berbuat sesuatu." batin Keinara mengumpat dalam hati.

"Bu, terus terang saya curiga, kenapa pak Dave bisa masuk ke perusahaan ini di luar jam kerja. Apa dia punya maksud tertentu datang ke sini? Ini bukan perusahaan dia." ucap Jonathan mencurigai Dave.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang