SALAH SANGKA

600 11 0
                                    

"Jovanka, kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku? Apa kamu mau meninggalkanku lagi?" tanya Dave menatap lekat wajah Jovanka yang terdiam.

"Dave, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan tetap di sini bersamamu. Dave pertahankan pernikahanmu ya, aku yakin wanita yang sekarang menjadi istrimu adalah wanita yang tepat untukmu. Meskipun pernikahan kalian terpaksa, suatu saat nanti kamu dan istrimu pasti bahagia." ucap Jovanka dengan berat hati.

"Kenapa kamu bisa seyakin itu, kalau aku akan bahagia?" tanya Dave mengerutkan keningnya.
Jovanka hendak menjawab, tapi seseorang menghubunginya.


Dret... drett... drettt...

Terdengar suara dering panggilan telpon dari ponsel Jovanka, ia segera mengangkat panggilan dari telpon genggamnya.

[Halo, Hilda ada apa kamu menghubungiku?] Jovanka.

[Jovanka tolong aku, dari tadi aku bolak-balik ke kamar mandi. perutku sakit sekali] Hilda.

[Aku sekarang mau makan malam, tapi aku akan pulang sekarang. Aku akan belikan obat untukmu, tunggu di rumah aku akan segera pulang setelah makan malamku selesai] Jovanka mengakhiri panggilannya.

"Dave maaf sekali lagi aku tidak bisa menemanimu makan malam, temanku sedang sakit jadi aku harus pulang sekarang. Lain kali kita atur waktu lagi ya." pamit Jovanka menjelaskan dengan berat hati.

"Baiklah, aku akan mengantarmu." ucap Dave memberikan perhatiannya.

"Tapi bagaimana dengan makanan yang sudah kita pesan tadi? Sayang kalau tidak di makan." ucap Jovanka menunjukkan kepeduliannya.

"Tidak perlu khawatir, aku akan meminta mereka mengantarnya ke alamat kontrakanmu saja." jawab Dave memberikan solusi.

Mereka berdua bangkit berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari restoran. Sedangkan Keinara memandangi punggung Dave yang berjalan melewati mejanya sampai punggung Dave menghilang di balik pintu masuk restoran.

"Ya Tuhan, apakah aku terlalu egois jika mempertahankan pernikahan ini? Dave dan teman masa remajanya saling mencintai, aku menjadi penghalang cinta mereka. Apa yang sekarang harus aku lakukan? Pergi, dari kehidupan Dave dan membiarkannya hidup bahagia dengan teman masa kecilnya? Atau bagaimana Tuhan, tolong bantu aku." batin Keinara dalam hati berdoa meminta petunjuk.

Keinara memutuskan pulang ke apartemennya. Di sana dia termenung di bawah cahaya bulan purnama dari atas balkon apartemennya. Perbincangan Dave dengan Jovanka terus terngiang di pikirannya bahkan ia tidak merasakan hembusan dinginnya angin malam ini.

Sementara di tempat lain, Dave melakukan hal yang sama. Berdiri dari balkon atas kamarnya memandangi bintang-bintang yang sedang menampakkan sinarnya.

Dave teringat akan Keinara yang entah berada di kota mana sekarang ini. Bahkan ia sudah berulang kali menghubungi nomor ponsel milik Keinara, tapi tetap saja nomor ponselnya tidak aktif.

"Sebenarnya ke mana Keinara pergi? Aku tidak percaya kalau ia pergi ke luar kota, aku tahu apa yang harus kulakukan sekarang." gumam Dave masuk ke dalam kamar mengambil ponselnya.

Dave mencari nama Alpha di sana, ia pun langsung menempelkan benda pipih persegi itu di telinganya.

Alpha yang sudah lelap dengan tidurnya, tidak mendengar dering ponselnya yang sudah hampir lima kali Dave menghubunginya.

"Nih anak pasti sudah tidur! Dia bahkan tidak merasa bersalah sudah menghilang dari kantor tadi siang. Awas saja besok, aku benar-benar akan memecatnya!" gerutu Dave merasa kesal dengan Alpha.

Dave menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Kedua bola matanya memandangi langit-langit kamarnya. Kemudian, ia melihat ke samping kirinya hanya ada guling yang selalu Keinara peluk di saat tidur.

"Biasanya dia ada di sini selalu mengajak bercerita sebelum tidur, tapi malam ini rasanya sangat sunyi tanpa, Keinara ada di sini." gumam Dave membalikkan tubuhnya berharap Keinara ada di sana.

Malam sudah berganti pagi. Dave bersiap-siap pergi ke kantor, tapi dulu sebelum Keinara pergi dari rumah ia akan sarapan dulu bersama Keinara dan Nenek Nina.

"Dave Keinara tidak ikut sarapan bersama kita?" tanya Nenek Nina menautkan kedua alisnya.

"Oh iya, Dave hampir lupa mengatakannya. Keinara sedang pergi ke luar kota, Nek. Katanya sih ada urusan bisnis di sana." jawab Dave sambil mengunyah makanannya.

"Keluar kota? Dia pergi dengan siapa?" tanya Nenek Nina menyelidik.

"Dave tidak tahu Nek, Dave sudah mencoba menghubunginya, tapi nomor ponsel Keinara sedang tidak aktif sampai sekarang." jawab Dave setelahnya ia terdiam, ia tidak tahu Keinara pergi dengan siapa.

"Terus kamu sudah mencari tahu dia pergi dengan siapa dan ke kota mana? Dan kamu malah sibuk berkencan dengan wanita lain sedangkan istrimu sendiri, kamu tidak tahu di mana keberadaannya? Dave, Nenek sangat kecewa denganmu!" jawab Nenek Nina dengan sorot mata tajam.

"Maksud, Nenek aku pergi berkencan dengan wanita lain? Apa maksud Nenek mengatakan seperti itu? Aku tidak pergi berkencan dengan wanita manapun, Nek dan soal Keinara aku memang tidak tahu di kota mana dia sekarang. Tapi Nenek tidak perlu khawatir Dave akan mencari tahu keberadaan Keinara." ucap Dave, ia seakan tidak terima dengan tuduhan yang dilayangkan Nenek Nina padanya.

"Dave jangan kamu pikir kalau, Nenek tidak tahu apa-apa. Nenek sudah tahu kalau teman masa remajamu yang bernama, Jovanka itu sekarang bekerja di kantor Salendra Corp sebagai sekretarismu! Makanya sekarang kamu mulai tidak peduli lagi dengan, Keinara. Dave kamu pernah mengatakan kalau kamu sangat membenci yang namanya perselingkuhan, nenek harap kamu tidak melupakan apa yang sudah pernah kamu ucapkan pada dirimu sendiri." ucap Nenek Nina setelah menasehati Dave, ia bangkit berdiri dari duduknya meninggalkan Dave sendirian di meja makan.

"Jadi Nenek sudah berpikir kalau aku sudah selingkuh dengan, Jovanka? Aku memang mencintai Jovanka dan itu sudah sejak remaja bukan berarti, aku selingkuh dengannya. Aku harus meluruskan ke salah pahaman ini, aku tidak mau Nenek menuduhku atas apa yang tidak kulakukan." gumam Dave menyusul Nenek Nina yang sedang menyirami bunga-bunga kesayangannya di taman depan.

"Nenek." panggil Dave lirih.

"Dave, Nenek tidak mau bicara denganmu sebelum kamu tahu di mana, Keinara berada dan memastikan dia baik-baik saja. Pergilah ke kantor! Tapi, Nek_" Dave belum selesai bicara, Nenek Nina memberinya kode agar Dave tidak bicara lagi.

Dave pun berangkat ke kantor dengan perasaan kacau. Sesampainya di kantor, Dave mendengar beberapa karyawannya menyebut nama Keinara.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang