SALAH PAHAM

655 14 0
                                    

       "Astaga kenapa aku malah menjanjikan itu kepada, Mami. Bagaimana kalau aku tidak bisa menepatinya? Kami berdua sudah berjanji untuk tidak saling jatuh cinta dan itu juga tidak akan pernah terjadi karena hati ini hanya untuk seseorang." batin Dave dalam hati.

     Saat mereka mau menuju ke ruang inap Keinara, mereka berpapasan dengan kedua orang tua Ayyasha.

    "Lho kok sudah ingin pulang?" tanya Kumala yang berpapasan di depan halaman rumah sakit.

      "Mami yang terlalu lama mengobrolnya." jawab Nayaka menambahkan, menatap lekat wajah Kumala.

     "Kebetulan kami ada acara di tempat lain, jadi kami harus pergi sekarang." ucap Raudyah yang dari tadi mencari keberadaan Kumala.

     "Kalau begitu hati-hati di jalan ya, terima kasih atas kunjungannya." ucap Kumala ikut mengantarkan tamunya di depan halaman rumah sakit.

      "Dave, Om mau berbicara denganmu ini tentang Ayyasha." ucap Nirwana mengajak Dave berbicara serius.

     "Maaf Om, saya tidak punya waktu untuk membicarakan tentang Ayyasha. Oh ya, tolong sampaikan kepada Ayyasha  agar tidak menggangguku lagi atau pun menemuiku, untuk alasannya silahkan tanyakan kepada putri kesayangan, Om itu." jawab Dave dengan suara baritonnya menatap tajam ke arah Nirwana.

    "Memangnya apa yang sudah Ayyasha lakukan kepadamu hingga kamu tidak mau menemuinya lagi." tanya Nirwana bertanya-tanya mengerutkan dahinya.

      "Silahkan tanyakan saja kepada Ayyasha, Om. Saya permisi." ucap Dave bergegas berjalan melangkah masuk ke dalam ruang inap Keinara.

     "Pak Nirwana, maaf kalau saya ikut campur. Kalau boleh tahu memang seperti apa kedekatan putri bapak dengan, Dave? Apakah hanya sekedar teman atau lebih?" tanya Kumala menyelidik.

     "Mi, jangan ikut campur dengan urusan orang lain." tegur Nayaka. Ia tidak menyukai istrinya terlalu mencampuri urusan pribadi, Dave.

     "Pi, Mami hanya ingin tahu. Apa salah Mami ikut campur? Dave sekarang adalah bagian dari keluarga kita, jadi Mami harus tahu dong." protes Kumala menegur Nayaka.

     "Maaf Bu Kumala, tadi ibu mengatakan apa? Dave sudah menjadi bagian dari keluarga ibu? Maksudnya apa ya?" tanya Nirwana dengan kening berkerut.

    "Astaga, aku keceplosan. Tadi bukannya, Dave sudah mengingatkanku jangan memberitahu status hubungannya dengan, Keinara. Sekarang aku harus jawab apa?" batin Kumala memikirkan jawaban yang tepat.

     "Mi, kalau orang bertanya kepada kita, ya dijawab dong! jangan bengong saja." tegur Nayaka yang melihat Kumala diam seperti memikirkan sesuatu.

     "Hmm... maksud saya Dave sudah saya anggap seperti anak sendiri, jadi saya ingin tahu siapa saja teman wanitanya." jawab Kumala terpaksa berbohong.

      "Ouh begitu, saya pikir tadi kalau Dave itu menantu kalian. Tapi rasanya tidak mungkin, yang saya tahu Dave itu bukan tipe orang yang gampang jatuh cinta. Buktinya, putri saya terus mengejar-ngejarnya tidak di hiraukan sedikitpun olehnya. Dave hanya menganggap putri saya sebagai temannya tidak lebih dari itu. Padahal saya sangat senang sekali jika, Dave itu menjadi menantu di rumah kami." ucap Nirwana tersenyum menjelaskan panjang.

    "Wah, sepertinya ini obrolan ringan yang sangat menarik. Saya belum tahu banyak tentang Dave tapi sepertinya kalian berdua sangat mengenal dia. Oh ya, kenapa pak Nirwana menginginkan Dave menjadi menantu bapak?" tanya Kumala antusias, menautkan kedua alisnya.

      "Ibu ini bagaimana sih, hampir semua ibu-ibu di Jakarta  menginginkan Dave menjadi menantu mereka. Dave itu sudah tampan, kaya raya hartanya tidak akan habis tujuh turunan. Tapi sayangnya dia sedikit dingin, dan yang sering aku dengar nih ya, dia juga sering pergi ke club malam sekedar mencari kesenangan. Namun, yang anehnya kenapa sampai sekarang ia belum memiliki seorang kekasih, saya takut jika ia mempunyai kelainan." ucap Raudyah, siang-siang ia sudah menggibah di rumah sakit.

     "Mi, jangan ngibah di rumah sakit." protes Nirwana menegur istrinya.

    "Bukan kenyataannya seperti itu, Pi. Mami sangat berharap sekali kalau suatu hari nanti, Ayyasha berjodoh dengan Dave. Ayyasha tidak akan kesusahan kalau ia menikah dengan Dave." ucap Raudyah menaruh harapan besar kepada Dave.

     "Ya Tuhan, ternyata bu Raudyah materialistis juga ya. Untung saja Dave tidak menikah dengan putrinya. Saya menduga kalau, bu Raudyah ini hanya menginginkan hartanya Dave." batin Kumala, ia merasa tidak senang mendengar kata-kata Raudyah tentang Dave.

     "Oh begitu ya bu. Saya baru tahu semuanya dari ibu tentang Dave." jawab Kumala dengan tatapan tidak suka.

    "Ya begitulah bu kenyataannya. Ya sudah bu lain kali kita lanjutkan lagi, obrolannya saya permisi dulu ya." pamit Raudyah tersenyum lebar.

     Di dalam ruang rawat inap rumah sakit yang cukup besar. Keinara masih terlihat lemah, matanya masih terpejam belum ada tanda-tanda ia akan membuka matanya.

     Dave duduk di samping brankar, matanya tidak beralih dari Keinara. Ia merasa hatinya teriris melihat kondisi Keinara yang pucat seperti tidak bernyawa.

     "Beruang betina, bangunlah aku ingin minta maaf sama kamu. Sudah hampir 8 jam kamu tertidur, apa tubuhmu tidak sakit tidur terus?" gumam Dave tanpa sadar, Dave memegang tangan Keinara.

     Nayaka dan Kumala masuk melihat Dave duduk sambil menundukkan wajahnya.

    "Hei, kamu tidak perlu mengasihani Keinara! Sebaiknya kamu pulang sekarang, tidak ada gunanya juga kamu disini." ucap Nayaka berjalan melangkah menghampiri Dave dan melepaskan genggaman tangan Dave dengan kasar.

    "Pi, saya suaminya Keinara. Jadi Papi tidak berhak melarang Dave, tetap di sini. Dave akan tetap menunggu di sini sampai Keinara sadar. Maaf, Dave sudah membantah." jawab Dave dengan tegas.

      "Jangan kamu memanggilku, Papi. Aku bukan, Papimu! Papimu sudah ada di neraka." ucap Nayaka menaikkan dua oktaf suaranya.

     "Papi mertua maksudku." jawab Dave datar, meskipun hatinya sakit mendengar ucapan Nayaka, tapi sebisa mungkin ia akan menahan emosinya di depan Nayaka dan Kumala.

     "Kamu bilang Keinara adalah istrimu? Hahaha...bercanda saja kamu ini. Kalau memang kamu mengakui Keinara adalah istrimu, kenapa kamu tidak mau mengakuinya tadi di depan Nirwana dan istrinya?" bentak Nayaka menegur Dave.

     "Dave punya alasan kenapa tidak mengakui, Keinara di depan orang lain. Tapi maaf, Dave tidak bisa memberitahu kalian apa yang menjadi alasannya." jawab Dave menjelaskan dengan suara lirih, ia tidak mau terpancing emosinya.

     "Alagghh... alasanmu saja itu. Seharusnya dari awal aku menentang keras, rencana Keinara menikah denganmu. Aku tahu kalau kamu hanya mau memanfaatkan, Keinara untuk kesuksesan perusahaanmu dan aku juga tahu kamu siapa. Kamu laki-laki yang suka mempermainkan wanita sama seperti, Papimu. Sudah berapa orang wanita yang kamu tiduri?" tanya Nayaka dengan suara tinggi melihat sinis Dave.

    Dave mengepalkan tangannya kuat hingga kubu-kubu jarinya memutih, mendengar Nayaka terus menghinanya. Ia bisa saja melawan Nayaka, namun ia masih menghargai Nayaka sebagai mertuanya.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang